1/5

40 11 0
                                    

Author Pov.

Natalie tidak yakin dengan tujuanya saat ini, tali kantong kertas berisi jas Noah ia pegang erat-erat seraya menatap Sekretaris Noah. Sekretaris Noah adalah seorang laki-laki.

"Ada apa Miss?" Tanya Sekretaris itu.

Bibir Natalie terkatup rapat kenapa tadi ia begitu yakin dan berani lalu sekarang justru tidak bisa berkata-kata.

Sekretaris itu menatap bingung Natalie, terlihat dari tanda pengenalnya ia tahu Natalie adalah salah satu pegawai perusahaan.

"Ada apa Miss?" Ulang Sekretaris itu dengan nada tidak sabar.

Natalie mengerjap, berdeham.

Ayo Natalie, kau punya tujuan baik!. Batin Natalie.

"Aku...aku ingin bertemu dengan Mr. Maximillian." Ucap Natalie hati-hati.

Sekretaris itu semakin kebingungan tapi tidak langsung menunjukanya.

"Mr. Maximillian belum datang lagi pula untuk bertemu denganya harus ada janji temu terlebih dahulu."

Ah ya tentu saja dan bodohnya Natalie tidak memikirkan itu, ia lupa kalau Noah adalah orang penting yang tidak bisa sembarangan orang bertemu. Natalie tersenyum kikuk, ia terpikir cara lain.

"Kalau begitu aku titip ini untuk Mr. Maximillian."

Bersamaan dengan itu Noah datang.

"Selamat pagi Mr. Maximillian!" Ucap sang Sekretaris seraya menunduk sebagai bentuk hormatnya.

Sementara Natalie tekejut yang dalam posisi membelakangi Noah langsung berbalik dan menunduk.

"Selamat pagi Mr. Maximillian."

Natalie. Batin Noah terkejut tapi tidak menunjukan ekspresinya.

"Kau." Ucap Noah menatap Natalie yang masih menunduk. Dengan sungkan Natalie menengadah menantap Noah.

"Aku..aku ingin mengembalikan ini Mr. Maximillian." Ucap Natalie seraya memperlihatkan kantong kertas yang ia bawa.

Noah melirik Sekretarisnya yang masih menunduk, ia senang Natalie menemuinya tapi tidak nyaman jika ada yang melihat interaksi mereka.

"Ikut aku." Ucap Noah seraya berlalu menuju lift, Noah menekan tombol yang menuju ke ruanganya, ia masuk dan mengernyit karena Natalie tidak mengikutinya. Noah menggerakan jarinya memberi isyarat agar Natalie segera masuk, Natalie bergegas masuk dan lift itu membawa mereka ke ruangan Noah.

Kegugupan melanda Natalie karena satu lift dengan Noah dah parahnya lagi Noah membawanya ke ruangan kerja pria itu yang tentu saja sangat mustahil untuk orang lain masuk tapi Natalie dengan mudahnya di bawa langsung oleh sang pemilik ruangan. Ruangan kerja Noah sangat bagus dengan nuansa klasik yang menenangkan.

Noah duduk di kursinya sementara Natalie menunduk menjaga tatapanya, hanya itu sikap hormat yang bisa ia lakukan.

"Duduklah." Ucap Noah.

Natalie patuh meski pun ia takut, tapi ia lebih takut kehilangan pekerjaanya karena tidak patuh pada perintah Noah.

"Apa yang ingin kau kembalikan padaku?" Tanya Noah, ia sendiri tidak ingat apa yang telah ia pinjamkan pada Natalie selain menolongnya malam itu.

Natalie meletakan kantong kertas berisi jas dengan hati-hati di meja kerja Noah.

"Jas anda, sir. Ini sudah bersih."

Ah jas, sekarang Noah mengingatnya. Noah tersenyum samar melihat Natalie yang selalu menunduk.

"Tatapan saja aku tidak perlu takut."

DEAR MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang