Kelabu Kedua Mata

203 22 3
                                    

Typo Bertebaran

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karya_by "Lidwinsetya"

" Tangismu adalah luka yang tidak bisa aku sembuhkan dengan mudah"

~Baihaqi Zimraan Keefe ~

~~~~Happy reading~~~~

______________________________________

🌹🌹🌹

Menangisi kehidupan yang tidak sesuai harapan, mungkin banyak di alami hampir sebagian orang. Tak terkecuali seorang Gazala Nisa Albagaz,  terkenal dengan sebutan cucu konglomerat pada zamannya. Tak membuat keturunan Albagaz memiliki kehidupan sempurna.

Likuan terjal seorang Gazala harus rela menepi ketika hatinya tidak baik-baik saja. Meremas hati dan menyesapkan air mata agar tidak ada seorangpun tahu bagaimana luka itu tercipta begitu sempurna.

Semesta membawanya kedalam jurang penderitaan akan hati yang tidak baik-baik saja.

Luka itu tertoreh oleh kedua  lelaki yang amat di cintainya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Ayah dan juga Abangnya sendiri.

Mereka tidak mengetahui luka itu tercipta akibat kisah pelik diantara kehidupan keluarganya.

Bagaimana goresan Luka semakin membesar tatkala seorang Rasyid Misdaq Albagaz justru melakukan kesalahan  yang sama di depan kedua matanya. Orang lain tidak pernah tau jeritan hati dan pikirannya. Semua tidak akan ada yang mengerti bagaimana jalan ini ia pilih.

Ya, pada akhirnya kekecewaan dan trauma mampu membuat Gazala sakit. Sakit yang tidak bisa disembuhkan dengan obat. Sakit yang tidak bisa di sembuhkan dalam waktu singkat.

Pertahanannya semakin membuatnya terdampar pada kenyataan yang tidak baik-baik saja. Rasa ketakutan menghantui di setiap Gazala mengingat memori kelam yang di hadapkan di kedua sudut matanya.

Gazala kecil mengetahui jika Ayahnya mencekik bundanya saat itu. Gazala kecil melihat dengan jelas apa yang di katakan bundanya ketika membohongi ayahnya.

Semua terekam jelas dalam memorinya. Gazala kecil menyaksikan itu semua tanpa orang lain tahu. Bagaimana perlakuan Ayahnya ke Amma nya,  bagaimana perlakuan Ayahnya ke Bundanya. Semua seakan menjadi kaset kusut yang terus membubuhi otaknya.

Hingga suatu ketika Gazala terhempas dalam kebimbangan, dalam kepiluan dan luka yang terus menggerogotinya.
Tangis dalam diam, hingga  suaranya tercekat ketika sesaknya sudah memenuhi rongga. Puluhan tahun berlalu, bukan serta merta Gazala melupakan kesakitan itu.

Seandainya Kamu 4 (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang