(Sekuel melepasmu 2)
kisah perjalanan hidup orang tuanya,membuat seorang wanita bernama Gazala Nisa Albagaz menjadi sosok wanita kuat, hingga di usia tiga puluh satu tahun, memilih untuk tetap sendiri.
Tidak dekat dengan lelaki manapun, sampai pada...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Karya_ by Lidwinsetya
~Seandainya Kamu~
💔💔Happy reading💔💔
______________________________________
~ Ku kira, luka yang ku terima hanya sampai di sini. Namun kenyataannya, luka itu terus saja menghampiri hingga aku merasa tak sanggup lagi~
~Gazala Nisa Albagaz~
🥀🥀🥀
Gazala melepaskan pelukannya, hari ini cukup sudah air matanya mewakili semua isi hatinya di depan ponakan tercinta. Bonding yang tidak pernah ia sangka dari lelaki berusia enam tahun menuju ke tujuh tahun. Siapa sangka, anak lelaki yang memiliki luka yang sama akibat pertikaian orang tua di dalam rumah. Memiliki andil besar untuk mengobati luka di hatinya.
"Onty, jangan menyerah, ada Akma disini. Akma akan selalu berada di sisi Onty. Jika pun Opa dan Oma tidak boleh di kasih tahu, sebaiknya pikirkan keluarga besar. Bagaimana reaksi mereka ketika Onty membatalkan pernikahan secara mendadak. Akma bukan tidak mendukung Onty, tapi, lihatlah bagaimana kesehatan opa. Alangkah baiknya Onty bercerita walaupun tidak semua." Akma mengusap pipi Gazala dengan ibu jarinya. Itu yang sering ia lihat Opa-nya ketika Oma Aila menangis.
"Nanti, akan Onty pikirkan lagi ya" dengan suara sesenggukan karena habis menangis. Ada rasa plong di dadanya. Mengembalikan pemberian dari Baihaqi sebagai langkah awal untuk melepaskan luka.
"Selama Onty tidak bicara, Akma tidak akan bicara. Tenang saja, Onty bisa pegang ucapan Akma. Jikapun Akma bicara sudah pasti itu menjadi sebab Onty yang harus bicara lebih detail." Akma masih mengusap punggung Onty nya yang masih menghadapnya. Kursi penumpang di di samping kursi yang Gazala duduki.
"Sini, Onty peluk" Gazala puas meluapkan isi tangisannya yang tidak dilihat oleh banyak orang. Ya, hanya Akma ia berjanji hanya Akma yang akan melihatnya menangis tersedu seperti ini. Ia juga berjanji tidak akan menangis di tempat umum. Hingga ornag Iba melihatnya.
Ketukan di jendela mobil menghentikan aktifitas keduanya. Namun, Gazala memilih untuk memundurkan mobilnya agar bisa keluar dari parkiran restoran ARZ.
Baihaqi yang awalnya hanya mengetuk kaca mobil lalu berubah menjadi bunyi gedoran yang lebih keras. Membuat Gazala semakin berusaha segera mengenyahkan diri dari keduanya. Jujur saja, ia tidak akan sanggup menghadapi kenyataan yang begitu sangat menyakiti dirinya.
