[ BAGIAN DARI VANDERO UNIVERSE ]
Dalam rasa yang membara, ku temukan askara membentang indah pada dunia fana, membuat semesta terasa sempurna bagaikan nirwana.
Kalbuku bertanya, mengapa aku menaruh asa? Namun, tak ada kata, mungkin rasa karena asma...
Hai, cerita keempat dariku. Cerita kedua dari jilid VANDERO.
Add dulu cerita ini ke perpustakaan kalian.
Terimakasih untuk kalian yang sampai detik ini masih mendukung aku dan juga karyaku.
Selamat membaca, semoga kalian suka, ya.
°°°
Dalam hiruk-pikuk sebuah SMA yang ramai, dua dunia yang berbeda bertemu. Di antara jejak kebebasan geng motor yang penuh adrenalin dan semangat para pengagum kata-kata yang menyala dalam sunyi, ada Raffael dan Natasya dua jiwa yang terpisah dalam selera dan pergaulan, namun takdir memilih untuk mempertemukan mereka.
Raffael Marcelino, sosok yang lebih dikenal sebagai anggota geng motor Vandero, bukanlah tipikal laki-laki dengan wajah penuh senyum. Dengan garis wajah tegas dan pandangan tajam, ia adalah bagian dari dunia yang kerap berlari di batas garis abu-abu. Baginya, seni adalah kebebasan yang terjaga rapi dalam coretan pensil dan goresan tinta hitam di sketsa-sketsa rahasia yang ia simpan dalam buku gambarnya. Meski teman-temannya melihatnya sebagai pribadi yang misterius dan sedikit keras, seni tetap menjadi satu-satunya cara ia bisa berbicara tanpa suara.
Di sisi lain, Natasya Calistha adalah pengagum aksara yang menemukan dunia dalam rangkaian kata. Puisi-puisinya adalah curahan hati yang jujur, merangkum rasa dalam keindahan bahasa yang ia ciptakan. Hidupnya sederhana, dikelilingi oleh sahabat-sahabatnya, Zora dan Elena, yang setia menemani. Natasya memilih menjalani harinya dalam damai, jauh dari kehidupan yang penuh ketegangan atau konflik. Dunia geng motor seperti Vandero adalah hal yang jauh dari kesehariannya sesuatu yang mungkin hanya ia dengar dari bisikan-bisikan di sekolah.
Namun, satu pertemuan di sudut perpustakaan mengubah segalanya. Raffael dan Natasya, meski terpisah oleh pandangan dan teman yang berbeda, menemukan satu hal yang sama kekaguman terhadap seni yang tak terungkapkan. Pada mulanya, tak ada kata-kata. Hanya tatapan samar yang berbicara lebih banyak dari yang bisa mereka ungkapkan.
Dan dari sana, cerita ini bermula.
Bagi Raffael, Natasya adalah ketenangan yang selalu ia cari dalam dunia yang penuh hingar-bingar. Bagi Natasya, Raffael adalah misteri yang ingin ia kenali lebih dalam, sosok yang mengajarkan bahwa seni bukan hanya tentang kata, tapi juga tentang nyali. Dua jiwa yang saling tertarik, namun tetap terselubung dalam perbedaan yang jelas. Di dunia SMA yang penuh aturan dan batas, mereka harus memilih apakah akan terus berjalan di jalur yang aman atau menempuh jalan baru yang belum pernah mereka kenali.
"Lihat, seorang pengagum seni rupa jatuh cinta pada pengagum aksara sastra."
Itulah kalimat yang selalu mereka dengar, kalimat yang perlahan-lahan berubah dari keraguan menjadi sesuatu yang mereka yakini. Di antara batas dunia mereka yang tampaknya tak pernah menyatu, Raffael dan Natasya akan menemukan bahwa cinta, layaknya seni, adalah sesuatu yang hanya bisa dimengerti oleh mereka yang berani merasakannya.
°°°
✨Langit Alexander.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.