Aku tak akan mengucapkan syukur, karena pada dasarnya tak ada hal yang memberi makna
Aku tak akan mengatakan akan melupakan semua kenangan yang ada, karena nyatanya aku tak ingin mengingat apapun, atau bahkan tak ada hal yang patut untuk diingat
Tapi, aku akan mengucapkan terima kasih karena kamu pernah hadir dan menjadi bagian dalam perjalanan hidupku
Walaupun aku tak pernah tahu apakah itu berlaku juga bagi mu
Yogyakarta, 20 Juni 2018
====================
Keadaan sangat ramai hari itu. Banyak orang berlalu-lalang dengan berbagai kepentingan, mulai dari meminta tanda tangan, menyanyikan yel-yel, sampai dengan melaksanakan hukuman. Yaps... betol sekaleh, apa lagi kalau bukan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) yang menjadi agenda rutin tiap tahun ajaran baru di setiap sekolah. MPLS di salah satu SMA negeri di Yogyakarta saat itu diwarnai dengan kericuhan, bagaimana tidak ricuh jika kumpulan manusia bobrok saat itu tengah menjalani hukuman.
"Adooh kak, yang gampang aja lah. Ini malah disuruh lari sambil ngafalin perkalian, keburu hilang semua angka di otak saya kak" Protes Asep salah satu peserta MPLS
"Kamu ini dibilangin malah banyak protes, udah tahu salah malah ngeyel" Kata Dimas salah satu anggota OSIS yang bertugas saat itu
"Mbok ya yang manusiawi toh kak, ga liat itu mataharinya terik sekaleee" Dukung Kinan si anak bunda dengan aksen medhok yang kuat
"Kalian udah tahu ga bawa peralatan yang disuruh, sekarang dikasi hukuman malah banyak alesan" Kata Dian si sekretaris OSIS
Akibat kericuhan yang membuat seisi sekolah bak pasar, muncullah Ketua Osis dengan gaya dan tampang coolnya (es batu kali ah)
"Ada apa ni ribut-ribut?"
"Ini loh Lih, mereka ga bawa barang yang disuruh" kata Dian
"Alesannya apa?" tanya Galih
Betul sekaliii, Ketua OSIS yang baru saja datang itu adalah Galih. Dia menatap satu persatu dua siswa yang memicu keributan itu, dan akhirnya terpaku pada sepasang mata hazel tersebut.
"Maaf kak, kita ga bawa barangnya karena lupa. Tapi kita udah buat kok, kalo ga percaya tanya aja sama pak haji" Baiklah, nampaknya Asep tidak memahami situasi yang sedang terjadi.
Sudah tahu ada singa garang yang siap menerkam, tapi masih saja sempat melawak. Kinan yang berada di sebelah Asep pasrah saja, tidak ada gunanya berusaha mengelak karena buktinya memang mereka tidak membawa barang yang diminta. Ya mau bagaimana lagi, wong eksekutornya macam Galih, ya Kinan tidak berani dong.
"Oke, kalo gitu kalian ke lapangan sekarang dan lari 20 kali" setelah mengatakan itu Galih pun pergi berlalu dan menganggap yang terjadi hanya angin lalu.
============= The end of MPLS
Setelah semua rangkaian MPLS selesai dan hampir berjalan selama satu minggu, maka akan kurang rasanya jika tidak diadakan acara penutupan. Ya walaupun bukan penutupan yang bagaimana, acara ini menjadi ajang maaf memaafkan antara adik kelas dan juga kakak kelas (Osis). Hari itu semua berkumpul di aula sekolah dan duduk berdasarkan kelas MPLS masing-masing dan acara segera dimulai setelah persiapan selesai.
"Oke, karena semua udah kumpul kita langsung mulai aja ya acaranya" kata salah satu anggota Osis yang bertugas sebagai MC
"Agenda kita hari ini yaitu pengumuman kelas terbaik dari beberapa katerogi. Pertama dari kelas ter-bersih. Siapa ya kira-kira pemenangnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
WAY BACK HOME
Teen Fiction"Menganggap kamu sebagai rumah adalah kesalahan terbesar yang pernah ku lakukan dalam hidup. Membuat kamu sebagai sandaran adalah keputusan terbodoh yang pernah ku ambil. Bertemu dan mengenal mu adalah duka berselimut suka dalam hidupku" _Kinan "Pur...