YEAR 3: Ravenclaw!

227 42 6
                                    

July tak bisa berhenti mengingat betapa kesal wajah Malfoy saat dia tak membalas jabatan tangannya, mukanya memerah dan jelas sekali bahwa anak itu marah padanya. July memang tak peduli kalau harus berkelahi dengan anak usil seperti Malfoy, tapi July tak seharusnya memiliki musuh saat ia bahkan belum benar-benar menjalani hari pertamanya di Hogwarts.

Dan, Merlin's beard, sekarang July yang menahan kesal hingga pipi dan hidungnya memerah lucu. Malfoy dan kawan-kawannya tak berhenti mengolok-olok dia ketika Hagrid menyuruhnya untuk ikut murid tahun pertama. Memalukan. July persis seperti troll di antara lautan kepala anak tahun pertama ㅡ meski tinggi mereka tak begitu jauh berbeda, tetap saja terlihat sedikit perbedaan. Dia menjadi pusat perhatian karena besar sendiri.

Murid kelas dua dan seterusnya sudah pergi ke Great Hall terlebih dahulu dari mereka. Sedangkan July dan anak tahun pertama harus menggunakan perahu kecil yang mengantar mereka dari stasiun Hogsmeade ke kastil Hogwarts. Setelah itu anak-anak tahun pertama menunggu di kamar kecil luar aula, mendengarkan petunjuk tentang asrama, poin, dan sebagainya untuk mengisi kebingungan murid kelas satu.

Setelah dijejali bekal sedikit pengetahuan tentang asrama, July dan anak-anak lain masuk melewati pintu besar menuju ruangan yang berdinding batu dan dikelilingi obor, langit-langit yang begitu tinggi dan sambutan tepuk tangan meriah dari murid yang sudah duduk di bangku-bangku panjang sesuai asrama mereka masing-masing.

July melihat Rose, Louis, Hugo, James, Lily, tersenyum dan melambaikan tangan kepadanya. Begitu juga Albus yang duduk di deretan berbeda ㅡ yang July yakini adalah deretan murid asrama Slytherin ㅡ dia juga melihat Lizzy yang duduk di deretan berbeda dengan mereka. Gadis itu tersenyum tipis ke arah July.

Dan jangan lupakan Malfoy dan teman-temannya tertawa mengejek.

Seluruh penjuru aula mendadak hening ketika wanita dengan jubah hijau zamrud ㅡ sang kepala sekolah ㅡ yaitu Professor McGonagall, berdiri dan mendentingkan sendok pada sebuah gelas kaca di tangannya.

"Hari ini Hogwarts kedatangan murid pindahan dari Beauxbatons Academy of Magic, yang mulai hari ini akan mengikuti tahun ketiga bersama kita. Aku harap kalian menyambutnya dengan baik." Kata Professor McGonagall, sontak semua murid kembali bertepuk tangan riuh. "Ayo, Mr. Weasley, kemari."

Seluruh perhatian tertuju pada July. Rasanya akan muntah mengingat dirinya tak begitu suka menjadi pusat perhatian. Sontak seluruh murid berbisik, menimang-nimang apa sekiranya nama yang pantas untuk laki-laki secantik dirinya.

"Wow..."

"Cantik sekali,"

"Katanya dia Veela?"

"Eh, serius?"

"Eighth Veela? Adiknya Louis?"

July duduk di atas kursi yang sudah tersedia, sementara Profesor McGonagall menaruh topi super jelek di atas kepalanya. Syukurlah dia dipanggil paling pertama untuk seleksi, dia sudah muak berdiri di antara anak-anak tahun pertama.

"Another Weasley, eh?" Gumam si topi. July mendadak geli kala benda itu berbicara dan bergerak-gerak di atas kepalanya. "Fantastis... Kau berani, pandai, mempesona ㅡ untuk pertama kalinya aku kesulitan untuk menentukan asrama seorang Weasley."

July meneguk ludah susah payah.

"Gryffindor? Tidak... tidak, kali ini bukan ㅡ oh, menarik..., di mana tempat yang cocok...?" Topi itu mengoceh sedangkan para Weasleys menegang menyaksikan July. Mereka mulai berpikir kalau July sepertinya akan ditempatkan di Slytherin seperti Albus. "Tidak, bukan Slytherin.... tapi RAVENCLAW!"

Seluruh aula terkejut mendengar itu, ini adalah pertama kalinya seorang Weasley tidak berada di Gryffindor. Bahkan sepupu-sepupu dan kakaknya tampak kebingungan.

"Baiklah, Mr. Weasley, silahkan." Ucap Profesor McGonagall memecah keheningan kemudian disambut dengan tepuk tangan meriah dari murid asrama Ravenclaw. July yang masih dilanda kebingungan lantas berjalan ke arah mereka ㅡ tepatnya ke arah Lizzy yang sudah memberi ruang untuk July duduk di sebelahnya.

"Hey Weasley, kau di Ravenclaw? Merlin's pants! Aku tahu kau berbeda. Kau jelas bukan bagian dari mereka. Gryffindorks."

July menoleh ke belakang. Dia melihat Malfoy, Nick, dan Jean, duduk persis di belakangnya. Demi merlin, July akan mengutuk siapapun yang mengatur urutan asrama dan menempatkan deretan Ravenclaw bersebelahan dengan Slytherin.

"Diamlah, Jay." Celetuk laki-laki yang rambutnya sama persis dengan Jay. Jelas dia bukan anak tahun ketiga sebab lebih tinggi. Dia Scorpious Malfoy, kakak laki-laki Jay.

"Do mind your own business, Voldy's beloved son." Kata Jay ketus, Albus yang hanya mendengarnya saja tak tahan ingin menyesatkan adik sahabatnya itu di hutan terlarang.

"Diam kau bocah sialanㅡ"

"Eh, eh, sudah. Sudah." Scorpius menahan Albus yang tadinya hendak berdiri, setidaknya dia ingin meninju Jay setidaknya sekali seumur hidupnya.

Jay selalu membenci Scorpius karena rumor-rumor aneh tentangnya yang mengatakan bahwa Scorpius adalah anak Voldemort. Meski rumor itu tak benar, Jay tetap percaya kalau Scorpius adalah anak pungut. Dia teringat bagaimana dirinya ikut terkena imbas oleh desas desus bahwa kakaknya adalah anak dari seorang He-Who-Must-Not-Be-Named. Sungguh memalukan.

July semakin tak suka dengan Jay. Adik mana yang mengatai kakaknya sendiri seperti itu? Jelas Jay lebih buruk dari geng pembully di Beauxbatons.

July tak menyukai Jay ㅡ dan tak akan pernah menyukainya.

Murid-murid menyantap hidangan yang muncul secara ajaib di atas meja. Mereka makan begitu lahap sambil tertawa, berbicara ini itu, mengambil makanan dengan tangan ㅡ sungguh pemandangan tiga ratus delapan puluh derajat dari Beauxbatons. Murid di sana begitu mengedepankan keanggunan dan etika. Beauxbatons tak lebih baik dari Hogwarts, tapi jelas cara mereka hidup begitu berbeda ㅡ dan tak ada yang benar ataupun salah di mata July. Dia hanya perlu pembiasaan, tentu saja.

"Welcome to Hogwarts!"

Suara pecahan kaca dan kuda meringkik menarik perhatian seisi ruangan, sosok melayang-layang dan transparan muncul di sana-sini membuat beberapa murid terkejut. Ada banyak sekali dari mereka, dan July tentu tau apa itu. Hantu!

Oh, betapa July terhibur melihat Jay berubah pucat dan terlihat ketakutan kala Nearly Headless Nick menunjukkan kepalanya yang hampir putus.

One-eighth Veela, 젱양Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang