Entah apa yang merasukiku hingga hari ini aku tiba di airport. Semalam aku mengecek tiket ternyata dave membooking tempat duduk terpisah. Sejujurnya aku sedih karena tidak duduk bersebelahan dengannya. Memang sangat profesional sekali ya saudara saudara.
Padahal jujurly aku berharapnya kami bisa duduk berdua sambil berkisah. Namun ternyata tidak sesuai ekspetasi.
Dengan memakai blazer hitam dan celana Heighwaist hitam dan dalaman renda merah marun serta sepatu ked akupun melangkahkan kaki di airport. Sekeliling pun aku tidak melihat bulu matanya.
Setelah masuk ke pesawat akupun duduk dengan perasaan resah. Lalu akupun melihat ponsel ku yang hendak ku matikan, kulihat notif chat Dave.
Dave : aku dibelakangmu Nona.
Refleks aku menoleh kebelakang dan kulihat dia tersenyum dengan wajah yang manis sekali. Dia tampan sekali. Kemeja hitam,celana hitam. Owhh dia baru potong rambut juga. Kenapa tampan sekali ya Tuhan.Lalu akupun duduk kembali. Sambil tersenyum dan membayangkan senyum manis Dave.
**********Dave memesan kamar dengan connecting door didalamnya. Aku dikamarku dan dia dikamarnya. Kini aku baru saja selesai mandi setelah perjalanan. Segarnya.
Tok.. Tok.. Tok.. Wait sepertinya Dave mengetuk pintu.
" Eveline, boleh aku masuk. Aku mau pinjam charger ? "
" Oh boleh"
Ku Lihat sekilas Dave menatapku dari belakang. Tiba tiba dia menuju arahku. Dadaku berdebar. Ternyata dia mengambil air mineral disebelahku. Kukira dia akan memelukku dari belakang. Wkwkwkwkwk. Dasar eveline cabul."Nih Chargernya, kamu jangan berjalan diam- diam seperti itu. Aku kan jadi berdebar"
Dia tertawa kecil
" Kenapa berdebar ? Memangnya aku hantu"
Sambil duduk bersantai diatas ranjang hotel yang empuk kami pun mengobrol.
"Eveline, malam ini aku meeting dengan klien. Tolong bantu aku mengedit sedikit porto folio yang aku buat sekarang ya. "
" Oceee bosqueee"
Lalu dave melangkah kekamarnya dan mengambil laptopnya. Akupun merapikan rambut dan memakai lotion yang super wangi." Kau wangi sekali, eveline"
Aku pun tersipu. Menunduk. Lalu ketika aku mencoba mengedit laporan sambil duduk tiba tiba saja dia mengelus rambutku. Akupun terkejut. Darahku kembali berdesir. Namun aku diam.
"Dave jangan dekat-dekat nanti aku pingsan"
Dia tertawa ngakak. Lalu dia kembali menggodaku. Malah dia berdiri tepat dibelakang kursi
ku. Kakiku dingin. Selama ini dia hanya ada dalam mimpiku. Tiba2 dia ada dibelakangku sekarang.
" Please Dave menjauhlah kalo tidak nanti aku ciumnih"
" Siapa takut jawabnya"
Aku yang paling suka ditantang malah membalas tantangannya. Aku beranjak dari kursi dengan cepat lalu tepat berdiri didepannya. Lama kami bertatapan, dia langsung memelukku malu seolah sangat merindukanku. Lalu aku menatapnya lagi. Entah dorongan apa dia mencium bibirku lembut. Lama kami berciuman.melumat bibirku sambil memainkan lidahnya. Bibir tipisnya menenangkan. Tanganku pun tak lepas dari lehernya. Hingga nafas kami terengah-engah. Bahagianya. Ingin rasanya melompat-lompat dihadapannya.Untung saja dia tidak melanjutkanmya diatas kasur. Entah apa yang dipikirkannya. Tak lama dia pamit dan pergi tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Milikku
RomanceCinta Terlarang yang tak mampu berlari. Mengejar Angan tanpa henti Catatan : Cerita ini hanya fiksi, mohon maaf apabila ada kesamaan nama dan lokasi