(S2) 6. Rafeal, Adikku

144 11 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Keadaan rafeal seminggu setelah itu mulai parah. Karena pendaharan yang terlalu banyak pada tusukan sang pelaku

Sanemi sudah berusaha mencari kantung darah disetiap rumah sakit disana sampai-sampai saat masih kurang sanemi menghubungi natsuo dan ginjirou di kanada

Namun semua perjuangan sanemi dan sekeluarga mencari kantung darah masih saja kurang

Dan saat tanggal 04 agustus 20XX dimana jam 13.02 rafeal menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit saat ia sedang berbaring

Keluarga shinazugawa langsung meninggalkan pekerjaan mereka

Mereka merasa terpukul terlebih lagi dengan sanemi dan inosuke mereka masih beranggapan bahwa kurang merawat dan menjaga anak angkatnya tersebut

Sepanjang jalan untuk menempatkan rafeal ditempat yang tenang inoko,reja dan reky terus-terusan menangis masih tak percaya

Setelah pemakaman mereka sekeluarga mengelilingi makam rafeal sambil menangis tersedu-sedu

"Rafeal..me-mengapa kau meninggalkan kami secepat ini.." lirih reky, reja yang disebelahnya mengusap air mata adiknya itu lalu menepuk-nepuk punggung reky

"Semoga kau tenang disana, kakak inoko sama yang lain bakal kangen kamu kok" ucap inoko sambil membelai nisan rafeal

Sanemi melihat anak-anaknya hanya terdiam dan menatap makam itu, teringat jelas wajah manis rafeal yang tersenyum kepadanya

Matanya berkaca-kaca

"Sayang? Kau gapapa?" Tanya inosuke mengusap air mata suaminya

"Gapapa, kamu juga harusnya mengusap air matamu dulu karna air matamu lebih banyak" ujar sanemi

Inoko,reja dan reky masih menangis tersedu-sedu sementara inosuke dan sanemi hanya berdiri diam dibelakang mereka

"Andai saja kau masih hidup rafeal, kita padahal bisa melewati ini semua. Ingat janji kita bukan? Ah ya lupakan janji itu rafeal, semoga tenang disana kami akan selalu mengunjungimu" ucap reja lalu mengusap nisan itu dan tersenyum

"Kak inoko, reky. Ibu dan ayah ayo kita pulang" ujar reja

"T-tapi reja...aku.."

"Sedih boleh, rindu boleh semuanya boleh tetapi kita tak boleh berlebihan dengan itu kita harus sadar dan ikhlas" jelas reja menepuk punggung inoko dan reky

Reky yang masih berlutut itu mengingat pesan refael saat ia sedang menemaninya menuju rumah sakit

"Rafeal, terimakasih banyak. Kakak janji bakal ga berubah ke pribadi yang rafeal ga kenal begitu juga dengan kalian kan?" Reky menoleh ke keluarganya lalu tersenyum manis

Mereka hanya mengangguk dan tersenyum. Angin sepoi-sepoi menghampiri mereka

Seketika terasa hangat saat angin itu berhembusan ke mereka rasanya seperti seseorang sedang memeluk

Inosuke mengerti ini adalah pertanda

"Ah..rafeal, terimakasih sudah menjadi anak ibu dan ayah" gumam inosuke

"Sudah-sudah kita harus pulang biarkan rafeal beristirahat dengan tenang" ujar sanemi, mereka semua lalu meninggalkan makam itu















Berbulan-bulan kemudian setelah rafeal meninggalkan dunia. Sekeluarga sudah ikhlas dengan kepergiannya

Dan beberapa minggu adalah kelulusan reky dan inoko (reja kan baru kelas 1 SMA)

Sudah banyak yang mereka jalani di kehidupan ini antara sedih dan senang begitu juga dengan natsuo dan ginjirou sudah memasuki masa 3 semester mereka di dunia perkuliahan

Memang tidak banyak yang harus dipungkiri tamiko juga masih setia menyukai inoko tetapi sayang sekali itu sangat nahal

Perasaan tamiko masih saja berantakan sangat-sangat berantakan malahannya

Tanjirou dan giyuu selaku orangtua juga turut perhatian kepada anak bungsu perempuannya

"Nak kamu kenapa?" Tanya tanjirou

"Okaa san, aku masih bimbang"

"Kau bimbang kenapa nak? Ceritakanlah kepada okaa san"

"Aku masih bingung okaa san, entah mengapa rasa sukaku kepada inoko makin bertambah aku sempat berpikir ini adalah obsesi. Dan aku tahu kak inoko tidak menyukaiku dan bla bla bla.." jelas tamiko

Tanjirou yang saat itu kebingungan akan kisah cinta anaknya setelah tamiko bercerita tanjirou hanya mengelus rambutnya dengan lembut

"Tamiko, kau tidak obsesi kok itu sangat normal mungkin kau bisa membedakan suka dengan cinta kan?"

Tamiko lalu mengangguk dengan antusiasnya

"Kau dulunya hanya suka dan sekarang kau sudah cinta dengan inoko. Dan tentang perasaan inoko sendiri mengapa tidak kau menyatakan perasaanmu?"

"Tapi okaa san, aku takut inoko merasa jijik terhadapku"

Tanjirou lalu mencubit pipi anak perempuannya itu dan tersenyum

"Ingat kata okaa san ya, cinta tak bisa dihindari mau seapapun penampilan atau perasaannya dia kau tetap mencintainya begitu juga dengan okaa san mu dengan oto san mu tamiko"

"Emang oto san seberapa sih kurangnya, oto san itu sempurna okaa san, okaa san harusnya bahagia dengan oto san"

"Kisah cinta kamu dengan okaa san itu beda tamiko" ujar tanjirou menyentil dahi anaknya itu

"Tapi okaa san aku takut sangat takut inoko juga sebentar lagi lulus"

"Bagus dong, sebelum inoko lulus kau harus menyatakan perasaanmu ke inoko agar pikiran dan perasaanmu tidak terbebani" ucap tanjirou

Tamiko mendengarkan okaa sannya masih ragu-ragu

"Kenapa gugup? Bukankah mencoba itu bagus?"

"Iya okaa san aku akan usahakan"

"Hmm sudah, okaa san ingin bekerja"

Tanjirou lalu meninggalkan anaknya sendirian untuk bekerja ke kantor



















Keluarga Cemara [kny × Modern] | Omegaverse! | S1&S2 TAMAT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang