Kenapa Aku Terlahir Seperti Ini?

181 9 1
                                    

Carolline Vanka Husada, begitulah nama ku.

Aku memang di lahirkan oleh keluarga Seorang pengusaha besar di kota ku, Ibu ku dulunya seorang Pramugari Senior yang profesional, namun semenjak sering bertengkar dengan ayah ku Ibu pindah ke Australia, aku tak tau apa sekarang status Ayah dan Ibu ku, tapi kabarnya Ibu ku telah menikah dangan warga negara di sana,

Sakit hati? ya, tentu. Aku tak mengerti mengapa ibu ku seperti itu, yang terpenting adalah aku punya seorang Ayah yang gagah menjaga ku.

Aku juga mempunyai adik perempuan Cristalya Vesril Husada, dan kakak laki laki Carlos Vabrendio Husada. Abang ku memilih tidak bersekolah, awalnya dia sangat frustasi saat mendengar Ibu harus berpisah dengan kami, dia mempunyai banyak masalah di sekolahnya, lalu dia kabur dari rumah meninggalkan surat bahwa dia ingin bertemu dengan Ibu, tetapi sampai sekarang dia belum juga kembali.

Awalnya aku tidak merasakan apa apa saat Ibu pergi dari kami, tetapi bedasarkan jalannya waktu rasanya sangat pedih, terkadang melihat Ayah berada di Ruang Kantor nya sendirian memandangi foto keluarga lalu perlahan air mata mengalir di pipi nya, aku tau ayah juga tidak rela Ibu pergi, aku juga tak mau menanyakan apapun tentang ibu ke Ayah, aku tak mau dia terluka.

Teringat dengan bekas luka sobekan di dahi ku, masih teringat saat Ibu mendorong kujatuh ke meja kaca, saat itu aku berumur 7 tahun, Ibu dan Ayah berteriak di kamarnya, saat itu aku memang belum mengerti apa apa, aku mencoba berbicara kepada mereka, "Ayah Ibu jangan berteriak Lya(adikku) sedang tidur nanti dia terbangun.." Ibu dan Ayah ku tk menghiraukan aku, mereka tetap saja bercekcok layaknya anak kecil yang sedang bertengkar, "Ayah, sudah jangan berteriak lagii nanti Lya bangun, Rolin juga gak bisa tidur" air mata ku saat itu juga sudah menetes.

"Brahhhkkk" Ibu dengan teganya mendorongku dengan kasar ke meja kaca di kamar, seketika aku tidak tau apa apa lagi, abang bilang aku sempat kritis karna mengalami gagar otak, beberapa bulan aku di rumah sakit, sampai hingga bulan ke 5 aku sadar dan mulai pulih.

pulang dari rumah sakit aku melihat mata ku membiru dan ada luka cukup besar di dahi ku yang mulai mengering.

saat aku menginjak umur 12 tahun aku menatapi luka itu, luka yang tak akan hilang aku mulai malu denga luka itu, teman teman ku menertawakan ku, mulai dari itu aku merasa marah dan benci dengan Ibu, aku sering setiap malam menangis deru, mendengar suara lemparan barang di dapur, terkadang di kamar, dan manatapi luka itu. Lya kadang sampai masuk ke kamarnya dengan badan terluka, Lya tak menangis karna Lya tak mengerti apa yang sedang terjadi.

Tahun demi Tahun aku jalani dengan sangat tertekan, teman teman ku juga seakan menjauhi ku saat mengetahui bahwa aku tak lagi di temani Ibu.

Saat melihat teman teman ku sedang bercerita tentang Ibu mereka masing masing dengan begitu bangganya, hati ku teriiris.

melhat Ibu mereka dengan senangnya menggandeng mereka pergi ke taman bermain dengan tertawa mereka bercanda ria danga Ibu nya, apa daya aku? hanya bisa menangis tanpa suara di kamar di tutupi bantal yang mulai basah karna Air mata ku.

Aku juga tak jarang bertanya kepada Tuhan, kenapa aku terlahir seperti ini? kenapa? Kenapa aku tak bisa hidup layaknya teman teman seumurann ku? aku hanya ingin seperti anak Normal lainnya.

ABNORMAL GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang