Awal Mula

199 16 0
                                    

Sandyakala yang memiliki makna cahaya merah saat senja dan juga kerap di sapa Ala adalah seorang yatim piatu yang tinggal bersama kedua adiknya, di tengah kota yang penuh dengan hiruk pikuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sandyakala yang memiliki makna cahaya merah saat senja dan juga kerap di sapa Ala adalah seorang yatim piatu yang tinggal bersama kedua adiknya, di tengah kota yang penuh dengan hiruk pikuk. Menjadi tulang punggung bukan hal yang mudah, ia harus putus sekolah untuk mencari nafkah, membiayai sekolah dan menghidupi kedua adiknya. Ala berkerja di salah satu caffe di Jakarta kadangpun dia mengerjakan pekerjaan lainya seperti menjaga toko bunga dan lain sebagainya.

Pagi hari Ala sudah sibuk membuat sarapan, membantu menyiapkan pakain sekolah adiknya dan bersiap-siap untuk berangkat kerja. Adik pertama Ala bernama Bagaskara yang bermakna matahari, seorang laki-laki yang kini duduk di bangku kelas 2 SMA, Bagaskara memiliki kepribadian yang umum di miliki anak seusianya hanya saja ia sering berusaha untuk tidak menyulitkan sang kakak, lalu adik terakhir Ala adalah Arunika yang bermakna matahari terbit, seorang gadis kecil yang cantik, kini duduk di bangku kelas 4 SD memiliki kepribadian yang ceria, tetapi Arunika memiliki kekurangan, ia tidak bisa mendengar atau bisa di katakan tuli, semenjak kecelakaan bersama kedua orangtua mereka, yang mengakibatkan kematian kedua orang tersayang, dan membuat Arunika harus memakai alat bantu dengar.

"Ikaaaa ayok kita makan dulu" teriak Sandyakala

"Kak, telur lagi?" tanya Arunika dengan lesu, gadis kecil itu terlihat kecewa atas makananya

"Makan saja yang ada" ucap Bagaskara kesal

"Ika ingin makan ayam kak, temen-temen Ika juga selalu makan ayam" rengek Arunika

"Nanti yah, tunggu kakak dapat uang dulu" bujuk Sandyakala

"Ika ga bakal mau makan, kalo lauknya bukan ayam" Arunika pun pergi meninggalkan meja makan

"Nanti kamu laper Ika, nanti pulang kerja kakak bawain deh" bujuk Sandyakala lagi

"Bagas berangkat" ucap Bagaskara bersiap-siap pergi ke lantai bawah

Setelah kepergian kedua orangtua, Sandyakala memutuskan untuk meninggalkan rumah mereka, karna merasa tidak bisa membayar sewa, dan tinggal di rumah susun yang lebih terjangkau dan cukup untuk mereka bertiga.

"Bang Bagas tungguin Ika!" seru Arunika

"Makan dulu sarapan nya!" ucap Bagaskara tegas, ia tahu sekali bagaimana perasaan kakaknya itu, sebenarnya ia juga bosan jika harus makan telur setiap hari, tapi mau bagaimana lagi, tapi ia tidak mau protes, karna ia tau kakaknya itu sudah bersusah payah menafkahi mereka berdua.

"Ihh Ika kan ga bakal makan kalo bukan ayam" ucap Arunika bersikeras

"Bang Bagas juga gamau nganterin Ika kalo Ika belum sarapan" balas Bagaskara tak mau kalah

"Iya Ika makan" ucap Ella lesu dan mulai memakan sarapanya

Sandyakala pun mengarahkan pandangannya ke Bagaskara dan tersenyum manis. Sandyakala merasa beruntung karna Bagaskara dapat berpikir dewasa dan dapat membujuk adiknya itu. Setelah Ika sarapan mereka pun berangkat sekolah sedangkan Sandyakala berangkat kerja.

















cast

Choi Lia as Sandyakala

Park JiSung as Bagaskara

Shin Yuna as Arunika

𝐒𝐖𝐀𝐒𝐓𝐀𝐌𝐈𝐓𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang