Malam ini, aku menutup jendela. Lalu mematikan lampu. Dan menyalakan lampu tidur. Duduk di samping ranjang anak ku.
Dia tersenyum kepadaku, aku senang melihatnya tersenyum. Malam ini, bulan terlihat sangat cantik. Hawa di antara kami sangat sejuk.
Aku menyuruhnya untuk menghangatkan tubuh, tenggelam dalam selimut.
Malam ini, masih sama. Aku membacakan cerita kepada Luna. Ini rutinitas biasa yang kita lakukan setiap malam.
"Kamu, mau diceritakan apa. Malam ini, Luna?" Aku bertanya kepada anak ku. Ia tersenyum menatap ku.
"Eum, apakah mama boleh bercerita tentang foto bingkai itu?" Aku tersentak. Bingkai itu ya?
Di sana, ada fotoku dengannya. Aku tersenyum pahit, melihat bingkai itu.
"Tentu saja, boleh sayang. Kamu ingin mendengar cerita seperti apa?" Ujar ku.
"Itu, dia! Mama tidak pernah menceritakan dia. Hanya Tante Seli saja. Aku kan, penasaran. Hmp!" Ujarnya mengerutu.
Aku tersenyum kecil. Baiklah, mungkin ini akan sedikit menyentuh. Tapi, aku ingin dia mengetahui mu.
"Huft, Baiklah. Tapi janji luna, kamu akan tertidur setelah mama menceritakan. Ini yaa" Luna tersenyum kepadaku.
"Iya, mama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Old, Memories
Teen Fiction"Ma, kalo itu siapa?" Anak kecil itu bertanya. Seorang perempuan yang di panggil "Mama" itu tersenyum menatap anaknya. "Kalo ini. Teman, teman seperjuangan mama dulu." Anak kecil itu tersenyum, dia menatap bingkai foto itu.