PAST

188 13 1
                                    

07/11/18

Pagi ini, hujan. Aku berjalan kaki, menuju sekolah. Ia, ini hanya jalan ringan kok. Aku sudah naik angkot tadi. Hanya saja, berhenti di per-empat an.

Aku sudah mengecek tasku. Semoga saja, tidak ada yang ketinggalan. Langkah ku semakin pelan. Menikmati hujan.

Aku suka hujan.

Aku membuka payung ku. Walau aku suka hujan, aku tidak mau ia membasahi seragamku.

Di pertengahan jalan, aku merasa ada yang mengikutiku. Aku memicingkan mata. Berwaspada.

Tapi, tiba-tiba saja. Ada dua tangan di pundakku. Lalu,

"Dor!" Aku tersentak. Kaget. Tch, aku tahu ini kerjaan siapa.

"Selamat, pagi Raaa!" Ujarnya dengan santai. Aku menatapnya. Astaga? Anak ini tidak pakai payung. Lihatlah seragamnya yang basah. Aku bergidik.

"Kamu kenapa, Ra? Kok tidak menjawb salamku?" Aku hanya berdecak.

"Ya, Selamat Pagi." Ujarku santai, lalu mengibaskan rambutku.

Dia memperhatikan ku dari atas hingga bawah. Aku memincingkan mata ku kepadanya. Apa yang ia perhatikan?

"Heum? Kenapa kamu memakai payung? Katanya suka hujan, kok pakai payung sih? Cemen wuu!" Ujarnya, Aku yang sedang terlamun.

Sadar akan ucapannya. Lalu aku berteriak marah.

Tapi, dia hanya tersenyum jail kepadaku. Lalu dia berlari meninggalkan ku.

Dasar, Biang Kerok! Dia pasti mengejek ku. Pagi-pagi sudah bikin orang emosi saja.

Kesal, aku membuang payungku. Lalu mengejarnya, sampai gerbang sekolah.

Sekolah

"Aduh, Ra. Aku capek, kamu tidak mau berhenti? " Ujarnya sambil berlari, menghindar.

"Aku juga capek, Berhentikan ini Ali!" Ujar ku keras.

Ia hanya tertawa, lalu menghampiri ku.
"Butuh, minum?" Ujarnya. Aku menatapnya.

Lalu mengambil botol minum yang ada di tangannya. Tapi, belum saja ku ambil. Dia melesetkan botol minum itu.

"Eits, tapi boong! Eaaa" Lalu berlari lagi, meninggalkan ku yang sedang kelelahan. Malas meladeninnya, aku hanya menggeleng-gelengkan kepala ku.

Kelas

Aku berjalan, setelah selesai berdebat dengan Ali. Anak itu, hilang entah kemana. Aku pun, malas mencari nya.

Aku terdiam melihat kursiku. Disana, sudah ada Seli yang sedang menungguku. Aku menghampiri nya.

"Hai, Sel. Selamat Pagi!" Ujarku, Ia menatap ku. Lalu tersenyum.

Dan membalas "Pagi, juga Ra!!! Gimana, keliling satu sekolah engga?" Tanya nya, cengegesan.

Aku hanya memutarkan bola mataku, malas. Lalu, duduk di sampingnya.

"Ra"
"Heum?"
"Kamu tahu tidak, kalo Ali akan melanjutkan turnamen finalnya?"

Aku menoleh, hah? Turnamen final? Sejak kapan, Ali melakukan Turnamen Final. Bukannya, itu masih lama ya?

"Eh, bukannya itu masih lama, ya Sel?" Tanya ku, penasaran. Seli mengangguk, meng-iyakan apa yang aku tanyakan.

"Iya, tapi katanya. Ia ingin berhenti, memangnya kamu tidak melihat di group semalam Ra? Dia bilang, dia tidak mau melakukan basket lagi. Hanya besok, untuk yang terakhir kalinya. Makanya, ia bilang bahwa iti Pertandingan Final. Ya, karena final untuk nya. Yang lain mah, tidak."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Old, MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang