Ruang tengah kontrakan selalu menjadi saksi dalam segala hal terjadi pada enam orang gadis yang tinggal bersama di tempat kecil ini. Ruang tengah selalu menjadi tempat kumpul bersama hingga malam, bertukar cerita, membicarakan masalah yang menimpa mereka, entah percintaan, keluarga, pertemanan, kuliah atau apapun itu, ruang tengah kontrakan adalah tempat mereka saat sedang merindukan rumah, yang intinya ruang tengah adalah tempat ternyaman untuk mereka semua.
Di jam jam yang akan menginjak tengah malam seperti biasa mereka akan duduk bersama di ruang tengah, ada yang duduk di lesehan atas karpet bulu yang lembut atau ada yang di atas sofa panjang sofa satu satunya, ada juga yang sambil mengerjakan tugas, dan ada juga yang sedang mengemil sambil menonton televisi.
"Gue kayaknya mau masang face id deh buat kontrakan kita," Celetukan Kanaya, membuka obrolan mereka, semuanya langsung menatap ke arah Gadis yang sedang mengunyah kacang polong.
"Gaya lo face id, gak kena sensor muka lo nanti gak bisa masuk," Jawab Yulia, gadis itu sedang menghisap rokok nya sambil mengetik sesuatu di atas keyboard laptop nya.
"Lagu apa nih? Lagu hamil duluan enak kayaknya," Tanya Abel, lalu ia berjongkok di depan sound music yang ia bawa dari rumah lalu mulai menyambungkan ponselnya dengan sound music melalui bluetooth. Tak lama kemudian lagu yang semulanya lagu Runtuh yanh di bawakan oleh Febby, di ganti dengan lagu dangdut.
Irene yang memangku laptop nya di paha sambil duduk selonjoran bersama mara tidak terngangu oleh berisik nya musik dan suara televisi yang saling bertubrukan, padahal mereka sama sama sedang mengerjakan tugas, tapi karena itu sudah menjadi hal yang biasa jadi mereka enjoy saja.
"Si Mara di deketin anak komunikasi tau di kampus," Celetuk Abel saat ikut duduk bergabung dengan teman nya setelah sedikit joget tidak jelas.
"Siapa?" Tanya Irene. Mara, Abel, Irene mereka satu kampus.
"Si Rajendra, anak hima, yang telinganya di tindik," jawab Abel, karena yang ia sebut adalah salah satu teman divisi nya juga.
"Nggak kok bohong dia bohong," Elak Mara langsung menatap tajam Abel sebelum Abel bicara semakin banyak dan membuat dirinya pasti akan di olok-olokan.
"Mau liat dong," Yulia menjauhkan leptopnya lalu turun dari atas sofa sebelum itu ia mematikan ujung putung rokok nya ke asbak.
Abel meraih ponselnya yang tidak jauh itu lalu membuka Instagram nya mencari user Rajendra setelah menemukan profil Instagram nya baru ia menujukan pada teman temannya, membuat Mara merasa malas, karena itu semua hanya gosip belaka saja yang di lebih-lebih kan oleh Abel.
Kanaya pun yang sedang fokus menonton televisi saat siaran nya di gantikan oleh iklan rokok ia langsung berhenti sejenak, badannya ia geser dan di dekatkan pada Abel lalu ikut menatap ponsel Abel.
"Wih redflag ini redflag," komentar Kanaya so tau saat telah melihat nya, walaupun ia tidak tau sebenarnya apa yang di maksud arti redflag yang sebenarnya, ia hanya ikut ikutan saja.
"Liat Rin," Abel menujukan layar ponselnya pada Arina yang hanya diam sambil mehisap rokoknya sambil membaca sebuah jurnal.
"Si raje ini gue tau kok. Ini temen lo kan Bel?"
"Wih kenalan lo ok juga Rin, Bel," ucap Kanaya mengangguk kecil lalu kembali menonton televisi.
Arina menghembus kan asap rokok nya lalu mengipas ngipas nya agar tidak menyebar ke arah teman temannya karena ia tidak mau di amuk, "Raje anak smapat sama gue dulu."
"Ouh iya dia pernah cerita, tapi dia baik lo mar, tampangnya aja nakal, tapi aslinya nggak ko percaya deh," jelas Abel.
"Kenapa bisa deket?" Tanya Yulia yang kembali memangku laptop nya. Matanya tertuju pada Mara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Tengah
Teen FictionHanya cerita ringan tentang anak kuliahan Ruang tengah selalu menjadi tempat kumpul bersama hingga malam menceritakan segala hal yang terjadi selama hidup mereka, intinya ruang tengah adalah tempat diamana mereka akan selalu bertemu dan berkumpul.