2

4.1K 54 8
                                    


Hari pertama sekolah tentu saja kegiatan pertama yang dilakukan adalah pembagian kelas. sehabis acara penyambutan, pidato kepsek, lalu pengumuman singkat dari ketua OSIS kami pun disuruh memasuki kelas masing-masing. Oh iya, di tiap sekolah, kelas untuk laki-laki dan perempuan dipisah ya, berbeda masing-masing. Jadi jangan heran kalau isi kelasku ini isinya sesama laki-laki semua. satu kelas isinya hanya dua puluh anak.

Di hari pertama sekolahku aku langsung berkenalan dengan teman-teman baru. Selayaknya remaja lainnya, aku pun langsung tertarik dengan satu atau dua orang murid perempuan yang menarik perhatianku.

"ehhhm ketua osis kita cantik banget yaah tadi? Kak Clara" kata Archie salah satu anak kelasku.

"heh, dia kan udah punya pacar. lo incer yang lain aja napa, haha." omel Mirza temanku lainnya.

"Woi, tadi gue gugup banget loh, diliatin Kak Jenny terus. Jangan-jangan dia suka sama gue, hehe." Rega yang baru terpilih sebagai ketua kelas berujar.

"Dih, geer amat lo. Kak Jenny kan emang ketua bagian keamanan. Ya pantes lo dipelototin." ejek Archie.

Aku hanya diam saja dan senyum-senyum mendengar obrolan keempat temanku yang hari itu langsung merasa cocok dan dekat denganku. Di dunia femdom tempatku tinggal ini, memanglah sangat tabu bagi laki-laki yang dididik dan ditata sebagai submissive untuk menunjukan ketertarikan atau rasa suka kepada perempuan secara terbuka. Maka, kami pun hanya bisa mengagumi secara diam-diam atau memberi sinyal kepada perempuan itu. Rasanya, aneh aja ada cowok yg ngejar-ngejar cewek, hehehe.

Tapi, meskipun begitu, jangan bayangkan kalau kami semua penampilannya kemayu atau kebanci-bancian. kami tetap anak lelaki seperti biasa mirip yang ada di duniamu. Malah yang cool dan berandalan pun tetap ada, seperti Axel, satu anak yang duduk di pojok sana. Tapi yakinlah segarang-garangnya dia tetap saja submissive dan tunduk pada perempuan hehehe.

"Selamat pagi anak-anak. Udah siap memulai pelajaran hari ini?"

Tiba-tiba datang seorang wanita cantik ke kelas kami. Taksiran umurnya sih kira-kira 35an. Mungkin dia wali kelasku? aku berpikir.

Wanita itu pun lalu memperkenalkan diri sebagai Bu Vera , dan dia memang wali kelas kami.

setelah basa-basi sejenak, Bu Vera pun langsung membicarakan materi hari itu. Belum ada materi sih pastinya, cuma menjelaskan aturan serta tata krama yang di sekolah itu, peraturan yang sama seperti di SMU SMU lainnya di dunia femdom-ku ini.

"di kelas 10-A ini, siapa ketua kelasnya?" tanya Bu Vera

"saya bu!" Rega berdiri dari duduknya sambil mengangkat tangan."

bu Vera tersenyum. "nama kamu?"

"nama saya Rega, bu,"

Bu Vera lalu memeriksa kertas map berisi catatannya yang ia bawa. sepertinya berisi daftar nama-nama siswa yang ada di sini. lalu dia berkata.

"Oh, Rega Dirgantara Wulandari ya, hemm, bisa maju kedepan dulu sebentar Rega?" ujar Bu Vera meskipun cukup tegas tapi dia terlihat begitu ramah dan murah senyum.

Rega pun mengangguk dan berjalan ke depan kelas dengan patuh.

Mungkin agak aneh bagi kalian di dunia normal melihat nama-nama kami para laki-laki yang terkadang seperti perempuan. Tapi bagiku dan semua pria di dunia femdom ini ya memang begitu wajarnya.

Secara umum, sistem keluarga di sini menganut sistem matriarki, dimana para istri jadi pemimpinnya (kepala keluarga) dan diturunkan pada anak perempuan. Maka tak heran kalau namaku juga memakai nama Mama di belakangnya. Nama mamanya Rega tentu Wulandari jadi Rega pun di catatan negara secara resmi tercantum sebagai Rega dirgantara Wulandari. Terus namaku sendiri? Yah, karena nama mamaku Hanna Pritasari, di akte pun aku diberi nama Triza Pritasari. Itu wajar-wajar aja sih di sini hehehe, tak ada yang aneh. Bahkan Axel yang bergaya macho pun namanya Axel Florencia. Hmm, baguskah menurut kalian?

Dunia FemdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang