6- White Rose?

2.8K 119 15
                                    

Aku semangat banget nulis sebenarnya guys, cuma setiap ngeliat vomennya aku jadi insecure. Tolong dongg jangan males ninggalin jejak. Satu vote kalian sangat berarti buat aku, semoga dimengerti ya sayang sayangkuu

***

"Woi, pengecut!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Woi, pengecut!!"

Kerah belakangnya dipelintir keras. Mau tak mau Aksara berbalik badan, mendapati Doni bersama tatapan menantang penuh dendam.

Bola mata Aksara bergulir jengah. Bosan harus berurusan dengan Doni lagi dan lagi.

"Gara-gara lo gue dikeluarin dari Jayakarsa. Padahal gue belajar mati-matian buat masuk ke sana. Dan sekarang hubungan gue sama Ibu gue renggang, semua karena lo, Aksara bajingan Hansël!"

Kepala Aksara sedikit teleng tetap pada ekspresi datarnya. "Stress lo?" Bisa-bisanya dia menyalahkan Aksara atas semua yang terjadi. Padahal ini adalah buah dari perbuatan Doni sendiri.

Keputusan gegabah diawali dendam serta amarah hingga berakhir buruk. Jika ada yang harus bertanggung jawab, maka Doni-lah akar masalahnya. Tapi dengan tidak tau dirinya dia menumpahkan dosa kepada Aksara.

"BAYAR SEMUANYA, SIALAN!!!" Menarik kerah seragam Aksara membikin posisi mereka amat dekat.

Keduanya saling memandang. Aksara dengan sorot dinginnya dan Doni berapi-api. Dari arah belakang, peluit satpam memecah gelembung kaca yang menyelimuti mereka.

"Maafkan saya Tuan Muda. Tadi Mas Doni sudah kami larang untuk masuk, tapi dia memukuli kami." Satpam menunduk takut.

"Urus sendiri masalah yang lo buat. Bukan menyalahkan orang lain," tandas Aksara menepis angkuh tangan Doni dari dirinya. "Usir dia." Memperbaiki posisi ransel di pundak kanannya.

"Baik, Tuan Muda." Kedua satpam itu menahan Doni yang memberontak. "Diam kamu atau kami bawa ke pusat keamanan, biar kamu diproses!"

"GUE BERSUMPAH HIDUP LO BAKAL HANCUR, SA!" Aksara hanya menganggapnya sebagai ancaman kosong. Dan melanjutkan niatnya memasuki gedung besar SMA Jayakarsa—sekolah terfavorit dimana orang berduit dan cerdas saja yang dapat menjajakan kaki di sana.

Gedung megah yang menyimpan kebusukan di dalamnya.

***

Menepati janjinya kemarin, Aksara datang kembali ke café Mawar. Bersiap menagih keputusan gadis mungil yang berani cari masalah dengannya.

Berselang 10 menit ia duduk, seorang cewek berseragam khas Mawar's Café datang. "Em... sorry? Anda Tuan Muda, kan? Yang semalam datang ke sini?"

Ia ingat wajahnya, namun tidak mengenali siapa nama cewek ini. Sebab mereka pun memang tak berkenalan. Aksara lantas mengangguk singkat.

"Saya Via," ujarnya tersenyum sungkan. "Sebelumnya maaf, tapi ada urusan apa Tuan Muda kembali ke sini? Jika butuh bantuan, beritahu saya saja."

AKSARA : Be Your ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang