Setelah sesampainya di sekolah, aku langsung memarkirkan Sunnyku di tempat parkiran sepeda motor, yang letaknya di samping sekolah. Seusai itu, aku berjalan menuju halaman sekolah. Disana Laura telah menyambut pagiku yang cerah ini dengan tebaran senyumnya yang telah terbit nan indah itu. Berhubung masih perkenalan hari pertama oleh OSIS, aku dan Laura mengenakan seragam SMP yang masih layak pakai.
Sesampainya di lapangan sekolah, orang-orang disekitarku yang merupakan murid baru juga disini, memandangi kami dari ujung rambut hingga ujung kaki. Mereka melihat kami berdua dengan pandangan yang misterius. Kemudian secara tiba-tiba ada yang menghentikan langkah kami dan segera melangkahkan kakinya ke hadapan kami berdua.
"Lo dari SMP Hartawidjaya yang ternama itu bukan?" tanya salah satu dari orang ber-4 yang berdiri dihadapan kami ber-2.
"Iya, koq kamu tau?" tanyaku padanya.
"Iya pasti taulah! Tuh dari seragam lo tuh! Begok banget sih lo!" jawab salah satu dari mereka yang memandang kami ber-2 dengan songong bingo. "Yaudah sih! Santai aja ngomong lo!" sambungku dengan belagu sambil mendorong bahunya kearah belakang.
"Eh! Jangan sok kecakepan deh lo disini! Belagu banget sih!"
Kemudian Laura melerai kami, karena suasananya semakin memanas. "Emangnya ngapain sih lo ngurus asal sekolah kami dulu? Emang ada yang salah ya? Sebaiknya lo jangan belagu juga deh jadi cewek," sahutku kembali yang berhasil membuat keadaan menjadi semakin memanas. Kemudian tanganku ditarik oleh Laura agar menjauh dari tempat terkutuk itu.
Akupun tak mendengar lagi sumpah serapah yang keluar dari mulut iblis itu yang samar-samar.
***
Di tengah perjalanan, bahuku terdorong kearah belakang. Dengan spontan, aku langsung mengaduh kesakitan. "Eh maaf.. maafin gua ya. Gua gak sengaja nabrak kamu." Terdengar suara seseorang yang lembut yang tak kukenal. Akupun langsung mendongak untuk mencaritau pemilik asal suara yang telah menabrakku itu.
"Iya enggak apa kak, mungkin saya yang salah, tidak melihat jalan," ucapku dengan sedikit terbata karena kaget melihat sosok dihadapanku saat ini. Setelah mendengar penjelasan ku tadi, lelaki itu langsung berlalu dari hadapanku. Aku menjadi merasa bersalah melihat sorot meta lelaki itu yang sepertinya penuh penyesalan karena telah menabrakku. Sepertinya memang aku yang salah karena telah menabraknya secara tidak sengaja karena kecerobohanku sendiri. Aku tadi sempat melihat arah belakang tempat si cewek gaje di tempat terkutuk tadi, sehingga aku tak sengaja menabrak lelaki tampan yang tak bersalah itu.
"Hayo lagi... mikirin apa tu, koq malah bengong sambil senyum-senyum sendiri," goda Laura sambil menggelitik pinggangku.
"Apaan sih lu. Kepo binggow loh," balasku sambil menoyor jidatnya yang jenong alias luas seperti samudra itu.
"Halah jangan-jangan... Jangan-jangan lagi," ucapnya padaku dengan tatapan penuh selidik.
"Apaan sih lu... Aneh banget. Jangan-jangan apa sih maksud lu?"
"Jangan-jangan lu terpesona dengan ketampanan lelaki tadi itu lagi. Lu jatuh cinta pandangan pertama ya?"
"Kagaklah... Enggak mungkin. Enggak ada yang bisa ngalahin pesonanya Sunny gue girl. "
"Cielah.. sok-sokan lu. Kemakan omongan sendiri baru tau lu."
Karena berjalan sambil mengobrol, tak terasa kami telah sampai di Hall. Hall adalah tempat dimana anak-anak MOS dikumpukan. Disudut ruangan Hall telah terlihat karton besar yang bertuliskan 'GUGUS 12', yang dipegang oleh seorang lelaki dan seorang lelaki yang lainnya tampak mendampinginya. Setelah melihat secara dekat, ternyata lelaki yang sedang memegang karton itu adalah lelaki tampan yang menabrakku tadi. Eh ralat, maksudnya yang kutabrak tadi dengan tidak sengaja. Eh... sebenarnya dia sih yang nabrak aku tadi, ehhh... dia atau aku ya? Aku pun bingung sendiri. Yaudahlah gak usah kupikirin lagi hal bodoh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is My Destiny?
Ficção AdolescenteSeorang gadis remaja yang berbeda dengan gadis remaja kebanyakan, tetapi masih memiliki hati, perasaan yang sama dengan yang lain. Dengan hidupnya yang dipenuhi pernak-pernik masalah, tetapi masih ada masa depan cerah yang menantinya. Dan salah seor...