Seperti biasa dikampus, suara riuh di kelas yang berasal dari murid heboh itu terdengar sampai koridor sekolah. sudah ditegur beberapa guru yang lewat tapi tidak dihiraukannya.
di pojok kelas terdapat dua insan yang duduk manis tanpa tergganggu dengan itu.
"trimakasih ehm...". ucap prilly.memecah keheningan pada teman sebelahnya.
"digo". ucap digo menyebut namanya
"iya trimakasih di-digo". saat ini prilly sangat gugup karna ini pertama kalinya bisa mengobrol dengan digo.
"tak apa, kemarin aku kebetulan lewat". digo memaklumi prilly yang gugup. karna memang semua wanita yang baru pertama kali mengobrol dengannya memang begitu.
hening. mereka bingung ingin membicarakan apa. sehingga mereka hanya diam dan menunggu guru nya datang.
tidak lama kemudian seorang guru memasuki kelas dengan angkuhnya. dia adalah guru yang tidak disukai murid karna sifat nya yang menyebalkan.
pelajaran berlangsung dengan muka sebal beberapa murid yang senantiasa diberikan pada guru angkuh ini.
bahkan dua orang dipojok kelas ini pun juga begitu. mereka terlihat malas mendengarnya mungkin menatap saja sudah tidak mau.
"prilly". bisik digo
prilly menoleh dan mengangkat satu alisnya."apa kau masih ingin mendengar radio rusak itu?". jangan salahkan digo karna memang itulah kenyataannya. guru angkuh ini menjelaskan pelajarannya tanpa henti dan diulang ulang. apa dia pikun?
"mau mendengar lagu?".
"tentu". saat ini prilly benar-benar bersyukur karna digo tau cara mengatasi kebosanan ini.digo memasangkan sebuah headset putih di telinga kanan prilly. perlahan lantunan lagu terdengar dengan indah. prilly tampak menikmati lagu ini dan terkadang menutup matanya karna terbawa suasana.
"ini lagu klasik".ucap digo sambil menatap prilly intens
"ya benar sekali, aku juga menyukainya". digo tersenyum tipis melihat prilly yang imut dimatanya.3 hours later
Digo pov
setelah pulang sekolah aku memutuskan pergi keruang musik. kulihat beberapa musik yang aku sukai berada dihadapanku.
akhirnya aku memilih memainkan piano. sejak aku mendengar lagu klasik,aku jadi tertarik bermain ini.
nada indah melantun dengan tekanan jariku. aku terus bermain dengan piano ini hingga suara knop pintu itu mengehentikan aktivitasku.aku melirik ke arah sumber suara itu dan terkejut melihat sesosok mika tengah berada di ambang pintu. setelah aku melihat lebih jelas lagi ternyata itu sosok prilly.
prilly pun sama terkejutnya dengan ku, dengan tergesa-gesa ia mencoba keluar dari ruangan ini . dengan kecepatan kilat digo telah mencengkram lengan prilly .
"mau kemana kau? ". tanya
"bukan urusanmu!". jawab prilly
ketus.
" nyanyilah bersamaku ". aku menggandeng tangannya untuk duduk di sebelah ku dengan sebuah piano besar dihadapan kami..setelah kami selesai melantunkan beberapa lagu. hening kembali tercipta. hingga akhirnya aku bertanya kepadanya untuk memecah keheningan.
"apa kau takut dengan vampire?". tanya ku padanya. prilly terkekeh mendengar pertanyaanku tadi.
"tentu saja aku takut , bagaimana tidak? mengapa kau bertanya seperti itu?". jawabnya. melihat raut wajahnya yang agak terkejut membuatku yakin, ia akan membenciku.
"apa kau akan takut padaku jika aku seorang vampire?". tanyaku lirih. saat ini aku benar-benar takut kalau dia akan menjauhiku.
"tentu saja tidak". mendengar itu membuatku tersenyum kecil dan merasa lega.
"kenapa?".
"karna aku yakin bahwa kamu tidak akan melukaiku". dia tersenyum manis padaku tanpa terlihat ketakutan sedikit pun.
"terima kasih".
"iya digo".aku memeluknya dengan lembut. seketika tubuhnya menegang karena menerima perlakuanku barusan. tak berapa lama, akhirnya ia membalas pelukan ku.
sebelumnya aku belum pernah merasakan perasaan yang seperti ini.
setelah lama berpelukan kami, kemudian kami menyudahinya. kulihat ia yang hanya menunduk kebawah tanpa melihatku.
"prilly". panggil ku lembut
"hm?". tanya nya tanpa mengalihkan pandangannya
"tatap aku".
"apa?".
"tatap aku sekarang".
"tidak mau".
"oh ayolah".
"tidak mau". ucapnya lagidengan tidak sabar, aku mengangkat dagunya agar ia menatapku, astaga!! wajahnya memerah bak kepiting rebus. manis sekali.
belum selesai aku melihat wajahnya, ia kembali menunduk. dengan senyum kecil, aku menenggelamkan wajahnya di dada bidangku.
pov end
-----tempat yang sepi namun terkesan angker, dipadati beberapa makhluk dingin berkulit pucat. mereka sedang melakuan ritual. entah ritual apa yang dilakukan sehingga sebuah meja putih dijejerkan botol cairan berwarna merah.
mereka berdiri tepat di sekeliling sebuah peti yang berisi seorang wanita cantik. kulit wanita itu melebihi pucatnya vampire,bahkan salju pun kalah. tubuhnya hanya di balut dengan kain putih nan halus seperti sutra.
beberapa kali para vampire itu membisikkan sebuah mantra yang sangat aneh di dengar.
"varius xarvest".perlahan terlihat pergerakan jari tangannya yang sangat lemah. namun ia tak kunjung sadar.
"bagaimana ini, dia tidak sadar juga". ucap seorang disana yang terlihat sedikit panik
"aku rasa kita kurang satu lagi pengorbanan".
"baiklah, sekarang juga akan kucari".
"tidak perlu, dia akan datang dengan sendirinya". seringai nya tercetak jelas di wajah tampannya yang dapat membuat siapa pun merinding melihatnya.
tbc
hari ini aku ngebut ngerjainnya karna besok libur, kalau ada kesalahan kata di maklumin ya.
maaf juga ya kalau partku itu terkesan singkat singkat. lain kali aku usahain bakal buat lebih panjang lagi
untuk kisah prilly, apa sebaiknya ia harus jadi vampire atau berakhir jadi manusia??, kalau kalian mau kasih pendapat, jangan sungkan sungkan.
si digo udh mulai luluh tuh sama prilly. dia udh berani meluk prilly. oh iya, ngomong soal cewek di peti itu siapa??.
dia itu akan di jelaskan di part selanjutnya atau part yang akan datang.terima kasih sudah membaca part ini, tunggu kelanjutannya di part berikutnya.
""bye bye""
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me Baby
Fanfictionperjanjian seorang vampir dengan manusia yang membuat seorang gadis harus di korban kan. sakit hati yang di akibat kan cinta pertamanya membuat ia berpaling pada sosok lain. kini malaikat penolongnya datang dengan membawa kebahagiaan yang baru. hing...