Saat kelulusan tiba

7 2 0
                                    

Di suatu desa terpencil hiduplah seorang gadis cantik yang bernama Jamilah. Karena cantik, ramah, dan gemar mengaji, ia disegani oleh banyak orang dan masyarakat sekitar, ia juga menjadi kebanggaan para guru, ia mulai ngaji TPA sejak ia masih kecil, bahkan saat belum mengenal bangku sekolah, ia juga ikut kegiatan ngaji muslimat ibunya, ia pandai bersholawat dan hampir semua sholawat yang didengar ia pasti hafal. Banyak ibu-ibu muslimat yang suka padanya, setiap mengaji pasti pipinya dicubit dan dicium oleh ibu-ibu muslimat. Setiap belajar ia selalu ditemani Ayah dan Ibu tercinta, tapi ketika ayahnya bekerja, ia hanya ditemani sang ibunda tercinta. Setiap mendengar adzan ia langsung ambil air wudhu dan shalat, karena ia takut jika berdosa hingga menyebabkan ayah dan saudara laki-lakinya terkena pedihnya siksa neraka. Ia mempunyai dua saudara, kakaknya bernama Agus dan adiknya bernama Bani, kakaknya sekarang mondok dan adiknya belum sekolah.

Ujian sekolah sudah selesai, dan pengumuman kelulusan pun sudah tiba, Jamilah mendapat peringkat 1, ia sangat bersyukur dan orang tuanya sangat bangga kepadanya.
Dan kini Jamilah memberanikan diri untuk izin meminta mondok dan sekolah di MTS di pondok yang sangat ia idamkan selama ini

Jamilah : " Ayah... Ibu... Aku kan sudah lulus, bolehkah jika aku sekolah dan mondok di pondok M******* M*******? aku ingin memperdalam ilmu agama ku".
Ibu : " Nak... Bukan maksud ayah dan ibu melarangmu untuk mondok dan sekolah disana, tapi ayah dan ibu belum tega melepas mu, karena kamu masih kecil".

Jamilah pun hanya bisa diam dengan mata berkaca-kaca.

Ayah : " Nak... Ayah dan ibu juga tahu kamu sudah lama ngaji TPA dan kamu ingin memperdalam ilmu mu, tapi tegakah engkau meninggalkan ayah dan ibu dirumah menangis setiap hari karena teringat satu-satunya gadisnya ayah dan ibu, yang biasanya membuat warna di keluarga, membuat seluruh keluarga tertawa bahagia, mendengar suara merdu mu saat membaca Al-Qur'an, sholawat dan menyanyi?, tegakah engkau jika rumah ini sepi tanpa warna dalam keluarga karena kepergian mu?, dan jika ayah kerja, siapa yang akan membantu ibu mu menyelesaikan pekerjaan rumah dan mengajak adikmu bermain?, apakah kamu tidak merindukan adikmu jika kamu jauh disana?".

Kemudian Jamilah langsung memeluk kedua orang tuanya sambil menangis, begitu juga keduanya

Ibu : " Lagi pula Gurumu sudah mendaftarkan kamu di SMP Negeri melalui beasiswa, katanya sayang dengan prestasimu jika kamu melanjutkan di sekolah swasta. Tapi ayah dan ibu janji, jika lulus SMP nanti kamu minta mondok kemana saja Insyaallah kami turuti".

Karena tidak berani membantah, ia pun menyetujui keputusan kedua orang tuanya.

Orang tua melarang bukan berarti tak sayang pada kita, tapi orang tua melarang itu mereka sangat menyayangi kita dan menginginkan yang terbaik untuk kita.
Mari kita hormat dan berbakti kepada kedua orang tua kita agar kita jadi anak yang Sholeh/Shaleha, dan bahagiakan mereka selagi masih ada, karena penyesalan datangnya diakhir

Antara suka dan benciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang