01 - Ledakan Maha Dahsyat

374 19 12
                                    

Di galaksi Bima sakti yang nun jauh dari jangkauan jarak dan pandangan manusia ... sepasang komet bertabrakan.

Dhuarrr...!!! Sebuah ledakan besar terjadi. Bintang yang lebih panas dari matahari itu meledak dan menyebabkan cahaya dengan intensitas yang tak terukur manusia.

Walaupun jaraknya jutaan tahun cahaya, namun radiasi ledakan tersebut terus menyebar sampai ke seluruh alam semesta. Dan menyebabkan sebuah kejadian ketidak seimbangan pada dimensi multi-dunia yang saling berhubungan, yaitu dunia paralel.


Gempa!

"Ada gempa!!" Terdengar gemuruh kemudian tanah pun bergetar dan mengguncang, hingga langkah kaki pun terhuyung kehilangan keseimbangan.

Aku yang berada di kamar apartemenku yang terletak di lantai 10 hanya bisa pasrah, diam dan bersembunyi di sudut pojok ruangan. Katanya struktur apartemen ini sudah di-design oleh arsitek dari Jepang untuk mampu menghadapi gempa sampai 8 SR. Namun, tetap saja kejadian ini sangat mengerikan bagiku.

Setelah kurasakan guncangan itu mereda, aku pun berusaha bangun dan berlari menuju tangga darurat. Namun kulihat lorong kamar apartemen begitu sepi.

'Aneh ... ke mana orang-orang?' pikirku.

Apakah hanya tinggal aku sendiri saja penghuni yang telat melarikan diri.


Kulihat pintu lift terbuka karena lift terhenti secara otomatis sesuai prosedur keamanan. Lampu peringatan berwarna kuning menyala-nyala pertanda agar penghuni jangan menggunakan lift.

Konyolnya, pintu tangga darurat malah macet. Tapi kupaksakan untuk mendorongnya dan akhirnya pintu tersebut pun terbuka.

Dari lantai ke lantai aku turun dan tangga yang kuturuni ini seperti tak ada habisnya. Bukankah ini hanya 10 lantai saja? Lantas aku baru terpikir karena sedari tadi aku tidak memperhatikan nomor lantai di dinding tangga. Saat kulihat ternyata aku baru sampai di lantai 5? Padahal dari tadi rasanya aku sepertinya sudah menuruni lebih dari 10 lantai.

Dan anehnya ... masih saja tidak ada orang satu pun yang terlihat. Seakan apartemen ini benar-benar sudah kosong. Masa iya penghuni yang lain sudah dengan cepat kabur lebih dulu dan hanya ada aku seorang diri yang masih tertinggal di sini. Rasanya tidak mungkin.

Baru saja kuingat untuk mengecek ponsel. Hubungi seseorang! Kenapa tak terpikirkan olehku sebelumnya. Ah ... kondisi seperti ini memang membuat isi kepala serba kacau hingga tak mampu berpikir jernih.

Baru saja ku keluarkan HP dari saku ... tiba-tiba lampu padam total, bahkan lampu penerangan emergency yang seharusnya menyala di tangga darurat pun juga ikut padam.

Di waktu yang bersamaan, ternyata datang gempa susulan yang mengguncang tidak kalah kerasnya dari gempa yang pertama. Tubuhku terhuyung langsung kehilangan keseimbangan. HP-ku sampai terlepas dari tanganku, terpelanting jatuh entah di mana, aku tak bisa melihat karena keadaan yang gelap gulita.

Sementara gempa belum juga berhenti.

Aku hanya bisa panik meringkuk di tepi pojokan sambil berteriak-teriak minta tolong. Akhirnya aku pun menangis pasrah dan hanya bisa meminta perlindungan pada Tuhan.

"Toloooong!! Toloooong!!" aku berteriak.

...


Entah berapa lama waktu berlalu, namun segalanya ... terasa hening ...,

Tiba-tiba aku membuka mata dan seketika aku merasakan disorientasi yang luar biasa. Sekelilingku terasa berpusing bak gasing yang berputar-putar. Rasanya seperti baru saja menaiki wahana permainan taman hiburan.

SUPERNOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang