"Altaline.. Sayang, anak ibu yang cantik, apa kau sudah bangun? . "
"Uh.. Ibu.. . " Mengelipkan mata.
"Hoamm.. . " Altaline, menguap. Sekali lagi mengelipkan matanya.
"Ayo, sayang... Bagun, ibu akan membantu membasuh muka mu. "
"Ah.. Baiklah bu". Sekali lagi menguap.
Pagi hari, di mulai dengan langit bewarna biru yang cerah. Angin yang hangat, di sertai suara kicauan burung yang merdu. Anak yang bernasib malang itu adalah Altaline, dia tak memiliki siapa pun, selain ibunya yang selalu memberi kehangatan padanya.
" Ibu! Ibu.. Lihatlah, aku bisa menulis nama ku sendiri sekarang!. " Altaline mendatangi ibunya dengan senyum lebar di wajahnya.
"Wah... Altaline, sekarang bertambah pintar yah. " Selena membalas senyum Altaline.
"Uhuk.. Uhuk. " Selena batuk sambil menepuk-nepuk dadanya.
"I-ibu.. Apakah kau baik-baik saja"
"Uhuk.. Ib- uhuk-uhuk. " BRUKK.
"IBUUU... ak-aku akan memanggil Seseorang. "
Altaline pergi, mencari seseorang yang dapat membantu ibunya.
"K-kakak.. Pelayan aku mohon ban-. "
"Huh.. Menyingkirlah dari ku, jangan menghabisi waktuku, dasar. "
"Aku mohon bantu aku, ibu.. Ibuku".
Altaline, menangis memohon pada pelayan tersebut." Ibuku.. Sekarang terbaring di lantai, aku tidak tahu harus berbuat apa sekarang, aku mohon. "
"A-apa Dhucess!, Di mana Dhucess sekarang!. "
"Ibu.. Ibu sekarang ada di kamarku. "
" Huh.. Menyingkirlah. "
Pelayan tersebut menabrak Altaline, sehingga Altaline terjatuh ke lantai. Altaline melihat, ke arah pelayan tersebut, dengan air mata yang tumpah dari wajah nya dan menjadi genangan kecil di lantai.
"Aku.. Aku mohon selamatkan lah ibuku. " Gumamnya.
Altaline mengintip dari balik pintu kamar ibunya, melihat para pelayan yang sibuk, dan Dokter yang mengurus ibunya. Dokter yang sibuk itu, mencoba menyelamatkan Selena yang sudah terbaring lemah di tempat tidur. Pada saat yang sama sang Duke datang dengan ekspresi cemas di wajah nya.
"Huh.. Kenapa dia ada di sana. " Gumam sang Duke.
Duke, menghampiri Altaline yang sedang mengintip di balik pintu.
"APAA... YANG KAU LAKUKAN. "
Altaline, terkejut melihat sang Duke, seluruh badanya sontak bergetar.
"I.. Ibu.. Ak-aku. "
"HUH.. Menyingkirlah, kalau sampai terjadi apa-apa pada Selena jangan harap untuk berada di castle ku lagi, MENGERTI! . "
Altaline tak bisa menjawab, Sang Duke karena ia tak mampu menenangkan dirinya yang sedang bergetar hebat. Sang Duke meninggalkan Altaline di depan pintu, menerobos masuk menemui Selena.
"KAU.. Kau lakukan apa saja, lakukan apa saja untuk menyelamatkan Selena, berapa uang yang kau mau, aku mohon selamatkan Selena. " Duke, perlahan meneteskan air mata, memasang ekspresi cemas seperti takut kehilangan.
Beberapa menit pun berlalu, Dokter yang menangani Selena sudah mengarahkan semua kekuatan nya, pada akhirnya Selena tetap saja tak dapat selamat dari maut yang menjemputnya. Duke yang sudah putus asa pun, menagis lemah di samping jasad Selena. Menuangkan semua kesedihan-nya. Para pelayan dan Dokter yang berada di sana turut sedih, dan menundukan kepala mereka.
Altaline yang sudah berdiri di sana sejak tadi pun, sudah tak bisa meneteskan air matanya lagi, ia benar-benar merasa kehilangan seseorang paling berharga dan berarti dalam hidupnya. Kemudian kedua Kakak Altaline yang mendengar berita tersebut bergegas menuju kamar Selena. Arkan yang pertama sampai di depan kamar ibunya pun, tak peduli dengan Altaline yang berada di depan kamar Selena ia langsung masuk menemui ibunya. Lalu Arvand pun datang, ia melihat Altaline yang berada di depan pintu, dan mendatanginya.
"APAAA.. APAA YANG SUDAH KAU LAKUKAN. " Arvand memegang pundak Altaline. "APA YANG KAU LAKUKAN PADA IBU! HAHH..! APA KAU TAK PUNYA MULUT UNTUK BERBICARA!, KATAKAN AYO.. KATAKAN!. " Arvand yang tak bisa mengendalikan emosinya membentak Altaline dengan kasar.
"Ak.. Aku, aku. "
"APAAA.. AKU APA!?, APAKAH TUHAN MEMBERIKAN MULUT PADA MU HANYA UNTUK MENGATAKAN SATU KATA HAH!? . "
"Ibu.. Ak-aku ti- dak.. Ti-tidak. "
"Cihhh.. . " Arvand mendorong Altaline sehingga terhentak ke punggung pintu. Ia pun masuk menghampiri ibunya.
Altaline, yang masih bergetar bercampur dengan perasaan kehilangan yang besar, tak bisa bergerak dari tempatnya, tak tahu harus berbuat apa. Salah satu Pelayan yang melihatnya pun mengusir Altaline, keluar dan menutup pintu tersebut.
Hari pemakaman Selena pun tiba, semua keluarga bangsawan hadir termaksud keluarga Kerajaan, hanya Altaline yang tak hadir, karena Duke sudah melarang nya keluar, dan mengikuti upacara pemakaman Selena, Duke mengancam Altaline jika ia keluar dan mengikutinya secara diam-diam ia akan langsung membunuh Altaline, jika ia melihatnya. Altaline tak bisa berbuat apa-apa, ia tinggal sendiri di castle tersebut. Setelah pemakaman Selena, Duke berencana tak ingin melihat Altaline, di depan matanya ia tak ingin anak itu berada dalam castle nya lagi, setelah membuat Selena tiada. Duke pun berencana untuk mengasingkan Altaline ke utara, dan tak peduli jika anak itu akan mati karena tak bisa bertahan hidup di utara.
Hari, di mana Altaline akan di asingkan pun sudah di tentukan, Altaline tidak peduli dengan apa yang akan terjadi padanya saat hari itu tiba, Altaline hanya memikirkan saat di mana ibunya sudah tidak ada lagi di samping nya untuk selamanya.
"Ibu.. Apa yang harus ku lakukan sekarang?, apakah aku, menyusul ibu saja?. " Gumamnya.
Altaline ke luar kamar, menuju balkon. Ia sedang menatap langit gelap, bulan di tutupi oleh awan gelap, bintang hanya terlihat beberapa, angin berhembus hening. Suasana di luar pun dingin. Tanpa ia sadari, ia memanjat pagar balkon dan berdiri di atasnya. Angin malam menghembuskan rambut peraknya.
"Huh...". Altaline menghembuskan napas nya, air mata nya perlahan mulai tumpah, tak lama membasahi pipinya.
" Hiks.. Ap-apa yang bisa di lakukan anak umur 6 tahun sepertiku, aku.. Aku hanya anak kecil, yang ditinggal oleh ibunya, dan tidak tau harus berlari ke mana. " Tangisan Altaline makin menjadi.
"Suara apa itu?. " Guamam Arkan. "Sepertinya suara itu berasal dari kamar anak itu!. "
Arkan yang penasaran, akan apa yang terjadi perlahan membuka pintu kamar Altaline, saat ia membukabpintu kamar tersebut ia melihat Altaline, yang berdiri di atas pagar balkon.
"A-apa.. Yang sedang di lakukan anak bodoh itu?! . "
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTALINE
FantasyAtaline adalah seorang putri bagsawan dari keluarga Duke hilliary, yang keberadaan nya tidak di akui oleh ayahnya sendiri yaitu, khair hiliary. karena tak di akui, orang-orang menyebut Altaline sebagai putri bayangan. Saat ibu Altaline meninggal, a...