"Pris, hari ini jadi berangkat ketemu Brama?" Dinda sang asisten menanyakan sambil mengecek jadwal Andara.
"ANDARAA!" sahut gadis berperawakan semampai itu
"Ah elu punya nama banyak banget." Dinda membetulkan letak duduknya seraya menghela napas. "Ra, mau sampai kapan lu punya dua nama begini? Gue capek loh harus ingat kapan lu jadi Priska dan kapan lu jadi Andara."
Andara menghampiri sang asisten berkacamata itu. Dipandangnya asisten yang juga telah hidup bersamanya selama 15 tahun dengan sedikit menyeringai.
"Dinda sayang, asistenku, bestiku, gue..."
"nyaman begini, lagian kan elu dapat jatah juga..." timpal sang partner dengan nada mencemooh sebal.
"Tuh lu tahu. Udah ah yuk buruan. Nanti macet. Lu gimana sih bukannya lu yang buru-buru malah gue yang ngajak lu."
***
Setelah menempuh perjalanan selama 1 jam 20 menit, akhirnya mereka tiba di toko buku ternama di bilangan Senayan, Jakarta. Hari ini adalah jadwal penandatangan buku terbaru Andara Fortuna Saraswati. Sebagai penulis dirinya memilih nama Fortuna Saraz sebagai nama penanya. Buku ini adalah buku ke sembilannya yang cukup menarik banyak perhatian.
Penjualannya yang sudah menembus lebih dari 5.000 eksemplar hanya dalam waktu empat minggu menjadikan buku ini masuk ke dalam kriteria best seller.
Hari ini adalah hari pertama rangkaian book tour nya yang dimulai di toko buku di bilangan Jakarta Selatan tersebut. Kali ini Andara memilih pakaian kasual dengan setelan celana panjang katun berwarna hitam dan atasan krem dipadu dengan sepatu pantofel hitam. Sebuah penampilan yang cukup sederhana dan berbeda jauh dengan dirinya saat menjadi Priska.
Dirinya disambut riuh audiens yang telh menunggu dengan menenteng buku novel yang siap untuk ditandatangani. Beberapa media lokal turut hadir meliput kegiatan hari ini.
Andara sibuk melayani penandatanganan buku sementara Dinda duduk di pojok ruangan sambil mengatur jadwal bosnya itu. Sesekali dia menerima telepon dari calon klien yang memakai jasa bosnya entah sebagai penulis, pembicara, ataupun kelas pengembangan diri.
Selain sebagai penulis, Andara dan Dinda sebenarnya memiliki usaha kelas pengembangan diri. Dengan latar belakang keduanya yang merupakan lulusan magister psikologi, mereka berdua mengepakan sayapnya mendirikan sebuah lembaga konsultasi pengembangan diri.
Acara selama 1,5 jam tersebut akhirnya selesai juga. Andara bergegas menghampiri sahabatnya itu.
"Makan yuk, laper banget gue," ajaknya seraya menarik lengan rekan bisnisnya itu.
"Ra, abis ini ikut meeting sama Pak Gunawan. Dia gue suruh sekalian ke sini aja. Gue kasih tau kalau kita di sini."
"Sebagai apa?Priska?"
"FORTUNA! Nggak ada Priska...priska an. Beresin dulu kerjaan utama baru jadi Priska!"
"Ya kan gue cuma nanya sih."
Dengan memasang muka sebal, Andara berlalu meninggalkan perempuan tersebut sambil sibuk mengetuk layar selularnya.
Jangan lupa makan ya.
Aku sudah makan. Kamu sudah?
Tepukan bahu oleh Dinda membuyarkan keasyikannya mendalami peran sebagai Priska.
***
Selesai makan siang dan meeting, mereka berdua segera mengendarai taksi daring menuju ke apartemen Andara di bilangan Pakubuwono, Jakarta Selatan. Sebuah apartemen mewah hasil dari dirinya menjadi Priska selama kurang lebih dua tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
FINAL LOCK
Roman d'amourAndara, seorang gadis alfa yang selalu dapat mengatasi seluruh masalahnya sendiri. Gelar master yang didapatnya, pekerjaan sebagai penulis sekaligus membuka usaha kelas pengembangan diri, membuatnya merasa mapan dan tidak perlu dukungan finansial da...