Alisya Azahra Denarta

25 6 0
                                    

Mentari terbangun dari tidurnya, perlahan membuka jendela kamar menghirup udara segarnya pagi tanpa polusi, pagi ini begitu cerah, seketika melihat burung berterbangan di angkasa luas dengan awan putih langit biru.

Waktu menunjukkan pukul 06.05, bergegas beranjak duduk di kursi makan. Hari ini hari dimana tahun ajaran baru, sudah menaiki bangku SMA kelas 2.

'harus lebih giat lagi belajarnya' batinnya.

"Wah..ada yang semangat nih" kata wanita cantik paruh baya menaruh sarapan nasi goreng telor ceplok dengan segelas susu hangat.

"Iya dong umi, harus itu" ucap gadis itu sembari menyantap makanan yang masih hangat.

"Yang udah kelas 11, setahun lagi tamat loh" ujar lelaki paruh baya berwajah sendu tengah duduk meminum teh hangat.

"Eh..belum loh abi, hahaha..." Jawab gadis itu sedikit terkekeh meyakinkan.

Perlahan gadis itu menghabiskan sarapan lezat yang di buat oleh ibunda tercintanya. Gadis itu pun berpamitan dan pergi ke sekolah dengan sangat riang.

"Wah! nggak sabar ketemu sahabat" katanya masih dengan mata yang berbinar-binar.

Tak terasa perjalanannya sudah sampai di pintu gerbang sekolah ternama SMA Angkasa namanya. Ia pun melihat sahabatnya dari kejauhan, sudah hafal betul gadis itu mengenai sahabatnya meski dari belakang.

"Huwaa...aku kangen banget!" kata gadis itu spontan memeluk sahabatnya.

Namanya Alisya Azahra Denarta, murid SMA Angkasa kelas 2 biasa dipanggil ica, gadis yang memiliki senyuman manis berdarah Sumatra yang disukai semua kaum adam namun, ditolak mentah-mentah karena memang Alisya tidak ingin berpacaran.

Siapa yang tak kenal dengan gadis muslimah berparas ayu kaya raya dengan keluarga yang visual nya bukan main, selalu di juluki sebagai keluarga 'mutiara' karena ketampanan dan kecantikan baik dalam mau pun luar.

Ia terlahir dari keluarga kaya yang terkenal dengan keramahannya. Sifat gigih sang ayah turun ke anak nya yang menjadikan Alisya sebagai seorang gadis yang tangguh, keluarga nya sangat harmonis dan dermawan.

Alisya juga pandai di bidang sains, oleh karena itu Alisya sangat tekad untuk kuliah kedokteran dan menjadi dokter impiannya.

Perlahan ia dan sahabatnya memasuki kelas, bergegas pergi ke lapangan untuk upacara bendera, hari ini senin seperti biasa upacara bendera.

Seketika siswa siswi bergegas keluar kelas menuju lapangan luas itu, mereka pun tak lupa memeriksa apakah sudah berpakaian lengkap atau belum, karena seperti biasa hari senin adalah hari yang paling di takuti oleh seluruh siswa.

Hari ini dimana razia terjadi setiap senin, bukan hanya razia saja tetapi guru killer pun ikut serta.

Farah sedikit menepuk pundak Alisya.

"Bukan tipe aku" ujar Upacara berlangsung dengan cepat, dan razia di mulai.

Masih di kumpulkannya siswa siswi bagi yang melanggar peraturan sekolah, satu siswa yang sudah terkenal dengan perilaku nakal nya.

"Yahh...seperti biasa, kadang bapak juga capek manggil namamu terus yang selalu pakai baju di keluarin topi alasan lupa bawa, PR pun kayaknya nggak sudi di kerjain sama kamu. Nggak usah dibilangin namanya kalian udah tau kan" ujar pak guru dengan mikrofon panjang lebar dan tatapan malas.

"ALIIII!!!!"

Serentak satu gerombol siswi berteriak serasa hampir memecahkan satu lapangan luas tersebut.

"Ah, dasar! apa sih yang mereka lihat dari Ali? Heran deh sifatnya aja kayak gitu sering bolos pula" kata sahabatnya sedikit menaiki satu alis dan melipat kedua tangan ke depan dada heran.

"Yah, namanya juga orang suka Far" ucap Alisya santai.

Farah Fatimah Fransiska cewe berhijab sahabat dekat Alisya yang selalu mendukung satu sama lain, biasa di panggil 'farah' hobi menggambar teman curhat Alisya.

Seketika suara nyaring berbunyi, siswa siswi masuk ke dalam kelas masing-masing. Semua duduk dengan tenang tanpa ada yang berbicara sepatah kata pun.

"Buka halaman 103, kerjakan bagian pilihan ganda dan essay di kumpul sekarang!" Seru buk guru melihat anak murid nya dengan cermat.

"Baik buk" jawab satu kelas serentak.

"Buk gue masuk" kata cowo berwajah datar dan tak tau malu yang telah di kenakan hukuman di lapangan cowo itu perlahan membuka pintu kelas.

"Kamu mau kena surat peringatan?" Tanya buk Ratna sedikit mendongakkan kepalanya.

"Ok gue keluar" kata cowo itu singkat tanpa rasa bersalah memutar haluan keluar kelas perlahan.

"Hahaha! kocak liat preman pasar" kata siswa terkekeh.

"Ada juga ternyata takutnya dia" ucap siswa lainnya terkekeh.

"Sesingkat itu? Kenapa sih kalau ngomong sama orang yang lebih tua pakai 'gue'... nggak ngehormatin banget" ucap Alisya kesal.

"Kamu kayak nggak tau aja dia gimana" ujar Farah sedikit terkekeh masih melihat wajah kesal Alisya.

"Tapi kan nggak gitu juga" kata Alisya menyangkal.

"Udah biarin aja dia" ucap Farah sangat jelas.



🍂🍂🍂

Istirahat tiba, hampir seluruh siswa pergi ke kantin untuk membeli beberapa makanan lezat yang tersedia di kantin, seperti biasa Alisya selalu membawa bekal ke sekolah begitu juga dengan Farah sahabatnya.

Tak hanya mereka saja yang membawa bekal ke sekolah tetapi siswa siswi lain juga ada yang membawa bekal, bahkan ada yang memasak sendiri. Seketika suasana di kelas hening tanpa suara karena rata-rata siswa siswi membeli beberapa makanan di kantin.

"Ca, makan di taman belakang yuk! kan ada gazebo tuh" ucap Farah bersemangat mengajak, Alisya manggut setuju dengan ajakan sahabatnya itu.

Biasanya mereka beristirahat di taman belakang dan memakan bekal dengan nyaman, karena jika di kelas siswa siswi yang sudah membeli makanan atau minuman di kantin terkadang ke kelas bahkan sampai satu geng makan bersama dan sangatlah ramai.

Memang awal istirahat selalu sepi kelas karena mereka pergi ke kantin,tetapi setelah itu ramai kembali. Mereka pun pergi sembari berbincang-bincang.

"Woi al liat tu ada Alisya!" kata cowo satu geng dengan cowo 'badboy selangit' gelarnya itu.

Cowo itu melirik ke arah Alisya dengan tatapan sendu dan sedikit tersenyum ke arah Alisya, cowo tampan jangkung bermata coklat terang yang indah dan alis tebal bagi siapa pun yang melihatnya pasti tidak akan ada yang berkedip sedikit pun.

Ia yang tengah duduk santai sedikit berbincang dengan temannya berjaket jeans abu-abu lengkap dengan buku mini berwarna coklat susu itu seketika berdiri dan berjalan ke arah Alisya dengan langkah tubuh tegap dan langkah kaki yang berwibawa.

Alisya yang hanya memperhatikan cowo itu berjalan pun merasa bahwa memang dia tampan, tetapi tampang nya tidak sesuai dengan hati nya.

"Hai calon pacar" ucap cowo itu dengan percaya diri tengah berdiri di hadapan Alisya tersenyum jahil sedikit memiringkan wajah ke kanan sembari melipat tangan di depan dada.

"Calon pacar katamu?" Ucap Alisya mengerutkan dahinya keheranan,

"jangan harap!" Seru Alisya melihat ke arah cowo itu dengan tatapan tajam. Farah yang hanya menyaksikannya terdiam penuh keheranan

Percaya diri sekali orang ini

batin Farah sedikit menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.

MARRY A BADBOY [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang