prolog

3.3K 238 7
                                    

"Waaahh~"balita kecil bertepuk tangan melihat jalanan malam kota bangkok yang ramai,membuat 2orang paruh baya memekik gemas.

"Baby senang hmm"ucap wanita yang masih kelihatan cantik,balita yang baru berusia 4 tahun mengangguk antusias dipangkuan sang mama nya.

Sang papa mengelus surai rambut sikecil yang Tak terlalu lebat tapi cukup membuat balita itu menggemaskan,dengan satu tangan menyetir mobil sesekali melirik kearah anaknya.

Tak dapat dipungkiri sebuah truk besar didepannya yang melaju sangat kencang,menghantap mobil 2 orang tersebut bersama balita kecil nya.

Semua orang berkerumunan membantu ada yang memanggil ambulance dan ada juga yang mengeluarkan korban tersebut dan dibawa kerumah sakit.

"CEPAT SIAPKAN RUANG UGD DAN RUANG OPRASI PASIEN MENGALAMI LUKA PARAH"

Semua suster dan dokter langsung menangani pasien yang baru saja tiba dirumah sakit,sementara sibalita sudah ditangani oleh sang dokter yang lain

"Huff..Mereka sudah meninggal"sang dokter menghela nafas kasar nya, karna tidak bisa menyelamatkan pasiennya tepat waktu.

"Bagaimana dengan anaknya"tanya sang dokter

"Sudah ditangani dok"ucap suster,sang dokter keluar dari ruangan oprasi.
Tapi langkah nya terhenti saat mendengar suara tangis dari ruang UGD.

"HUAAAAA....HIKS....HUAAA...MAMA AYAH....HUAAA...HIKS...HIKS..."tangisan sibalita sukses membuat sang dokter dan suster panik.

"Cup cup anak manis sudah na"sang suster menggendong tubuh balita tersebut tapi sibalita memberontak memanggil kedua orang tuanya.

Seseorang masuk kedalam ruang UGD suster dan dokter yang menangani sibalita menunduk hormat kepada sang pemilik rumah sakit.

"Maaf tuan Max,kami tidak tau harus bagaimana balita ini terus saja memanggil orang tuanya"lapor sang dokter.

Sang dokter Max sekaligus pemilik rumah sakit menatap balita yang terus meraung memanggil kedua orang tuanya digendongan suster,kepalanya yang diperban kaki nya yang mungil ikut diperban.

Ada hati yang sakit melihat balita itu terus menerus menangis,dengan inisiatifnya Max mengambil alih gendongan dari suster tersebut.

"Hiks..ma...hiks..acit huaaa...yah huhuhu..hikss...acit"sang balita menangis digendongan Max

"Sstt..sstt...tenang na"dengan nada lembut nya dan usapan lembut di punggung mampu membuat orang² yang berada didalam kamar pasien Tak percaya dengan apa yang mereka lihat.

Sang dokter yang biasanya dingin dan tegas dan tidak perduli terhadap orang² sekitar,mampu mengucap kata lembut kepada seorang balita.

"Tinggalkan saya disini"ucap nya dingin.semua suster dan dokter lain,keluar dari ruangan pasien meninggal kan 2orang yang berbeda usia.

"Hikss..hiks..acit hikss"

"Sudah na jangan menangis daddy disini"ucap nya entah ada dorongan dari mana sampai kata tersebut keluar dari mulut nya.hati max menghangat saat menggendong balita itu,semenjak istri nya meninggal max tidak lagi merasakan kehangatan dan sekarang dirinya merasakan hal itu lagi.

Sampai akhirnya sang balita tertidur digendongan ternyaman nya,max menghela nafas lega sudah 1jam sibalita itu menangis,max merebahkan tubuh mungil balita itu memandang wajah mungil sibalita dari ujung mata,hidung yang mancung,pipi seperti Moci.

Hati max seakan terisi dengan kedatangan sibalita dengan parasnya dan keimutannya mampu membuat hati max seakan ingin ia lindungi seperti anak kandung nya sendiri,ia mengambil gadget disaku nya memencet tombol menelfon seseorang.

"Halo carikan saya informasi pasien yang baru saja kecelakaan"ucap nya dingin.dan langsung menutup telfon nya sepihak,membuat orang yang disebrang menyerupah serapahi nya karna belum sempat menjawab.

Max duduk dikursi dekat brankar,menatap ciptan tuan yang begitu indah.
"Kau anak daddy mulai sekarang"gumam nya menggenggam erat tangan mungil sibalita.

Tok..tok..tok

"Masuk"

Seorang pria tampan nan tinggi masuk kedalam ruangan UGD dengan sebuah map merah di tangannya.

"Max ini data² yang kau inginkan"orang tersebut menyerah kan map merah kepada mew.

"Thanks mark"

Mark prit sahabat max sekaligus tangan kanannya,mengangguk sesekali matanya menatap balita imut yang sedang tertidur lelap.

"Apa dia korban kecelakaan max"tanya mark
Menunjuk balita usia 4 tahun.

Max berdehem ia sedang fokus menatap data² ditangan nya.

"Sangat imut"ucap mark gemas

"Traipipattanapong,apa mereka juga seorang mafia"tanya max menatap mark,yang sibuk menatap balita.

"Iya,tapi mafia ketiga" ucap mark

Max mengangguk dan kembali menatap data²lagi"gulf,ah ternyata namanya gulf nama yang indah"batin max tersenyum

"bagaimana dengan kedua orang tuanya apakah selamat"ucap mark bertanya

"Mereka sudah meninggal"

"Kasihan sekali harus kehilangan kedua orang tuanya diusia 4 tahun"lirih mark menatap iba kearah balita itu yang bernama gulf.

"Apa kau akan merawat nya max"sambung mark ,max mengangguk matanya masih menatap balita tersebut.

"kau sudah cukup mapan menjadi Daddy sekarang ,hahaha"ledek mark dengan tawanya,max mendelik tajam kearah sahabat laknat nya.

"Hei,hei,canda bro canda"ucap mark takut dengan delikan max

"Sudahlah kau pergi saja"usir max tanpa dosa,mark mendengus kesal.

"Tck!dasar"decak mark pelan dan segera keluar dari ruangan pasien,sebelum lemparan maut mendarat kepadanya.

Setelah mark keluar max merebahkan dirinya didekat tubuh mungil sibalita"biarkan daddy yang menjagamu,dan mulai sekarang sampai kapan pun kau adalah pangeran kecil daddy,Goodnight baby boy,cup"max mengecup kening sibalita dan ikut memejamkan matanya sesekali tangan kekar nya melingkar ditubuh mungil baby gulf apik.
.
.
.
.
.
.
BERSAMBUNG.....

~Bąbÿ Ğūĺf~ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang