Malam ini bulannya cukup terang. Dalam keheningan malam aku berjalan menyusuri jalanan kota bak orang linglung. Rupa bunga itu masih tertanam jelas dalam ingatan, kelopak merah ranum bak polesan lipstik wanita jalang. Anyelir merah. Rasanya segar sekali, gairah tak terkendali yang benar-benar akan membuatku jadi orang gila. Asap rokok berhembus menyatu dalam udara malam dan lampu-lampu jalan yang meremang.Untuk memikirkan sesuatu saja sudah membuatku sangat lelah. Lapisan kain tidak berguna ini bahkan hanya menganggu saja. Jadi aku melepaskannya. Kardigan hitam itu terbang terbawa arus sungai. Udara dingin berhembus namun aku telah lupa tentang bagaimana rasa dingin itu terjadi.
Tuhan tidak pernah tahu apa yang aku inginkan, sekeras apapun aku berteriak dan menangis. Yang tersisa hanyalah rasa kecewa mendalam akan dikhianati. Jantungku berdegup kencang tanpa sebab, memikirkan bagaimana sebuah ciuman panas memikat hawa nafsu kami berdua. Aku dan dia. Aku harap dia segera datang menemuiku sebelum aku benar-benar akan tertangkap oleh perasaan gila tidak masuk akal ini.
Sasara Nurude
Memikirkan bagaimana kau menatapku dengan senyuman sinismu benar-benar membuatku hampir kehilangan akal.
Sebenarnya dimana kau berada?
Malam ini tidak secerah malam kemarin. Tubuhku jadi mati rasa, padahal hujan turun membasahi rambutku. Pencarianku masih berlanjut. Melewati klub-klub malam, menghabiskan satu botol wine putih, berjalan linglung menyusuri jalanan kota.
Hujan yang tiba-tiba datang mengguyur bak siraman alkohol yang terasa panas dan menyegarkan jiwa. Menakjubkan. Bagimana bisa perasaan semacam ini datang dan pergi begitu saja?
Sama ketika kau mencintaiku.
Sasara Nurude
Rasanya senang bisa mengingat namamu dengan begitu jelas. Oh! Aku juga ingat bagaimana kau mencumbuku dengan kasih tak terhingga, malam yang panjang sekali bagi kita berdua saat itu.
Apakah kau menginginkannya lagi? Orang bilang aku terlalu kurus, tapi kau bilang aku bagai porselen halus yang mudah rapuh sehingga harus diperlakukan selembut mungkin.
Seluruh darahku rasanya mendidih mengingatmu, sumber kepuasan nafsu tidak terbatas yang membuatku menginginkanmu lebih dari yang lain.
Apakah kau masih tersenyum?
[.]
KAMU SEDANG MEMBACA
10 Days After You Die
FanfictionSepuluh hari setelah kematian Sasara Nurude. Detektif Yamada Ichiro dan inspektur polisi Iruma Jyuto berusaha menguak misteri kematian sang bintang panggung melalui orang-orang terdekatnya.