Musim gugur di bulan September, 2022.
Elijah mengerjapkan matanya sambil menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalamnya, dilihatnya jam kecil di atas nakas. Ah, ternyata masih jam 6 pagi. Bangun terlalu cepat di hari Minggu bukan hal yang menyenangkan untuk pria berumur 28 tahun tersebut.
"Gue ngapain udah bangun ya jam segini? Perasaan hari ini gak ada agenda apa apa."
"Si Ipin kemana anjir pagi-pagi udah ngilang?? Aneh, gak biasanya."
Kenapa Elijah jadi ngomong sendiri sih?
Setelah mengecek media sosial dengan ponsel pintarnya, Elijah kembali terlelap menikmati hari Minggunya.
"Jah, Ijah! Bangun anjir lu udah jam berapa iniii woii!"
"Apa sih berisik lo! Manggil gue Ijah sekali lagi gue usir dari apartemen gue ya, Pin."
"Eh geblek, lo manggil gue juga Ipin ye! Emangnya Upin Ipin apa gue?? Bangun cepetan gue mau ngajak ngopi."
"Bikin kopi di sini aja siih Pinn, ini adem yeee gue mager, tolonglah."
"Elijah, gue abis liat cewek cakep dan kayaknya dia kerja di Mon Amour coffeeshop itu."
"Beneran cakep gak?"
"Monyetlah. Giliran cewek aja, cepet lo."
Bener-bener nih anak dua berisiknya, kalo gue tetangga unitnya udah gue omelin kali.
Sekarang kalian paham kan kenapa dia dipanggil Ipin? Padahal namanya bagus yah, Irvin... Vin.. Pin.. jiahh
Irvin Anthony, mahasiswa S2 Business Administration di kampus dan jurusan yang sama dengan Elijah, Manhattan College. Irvin bertemu Elijah saat mencari apartemen untuk
tempat tinggalnya selama menempuh pendidikan di New York. Saat sedang survei ke salah satu apartemen yang kira-kira berjarak 20 menit dari kampus mereka sempat bertabrakan dan reflek Elijah berkata "maaf" dalam bahasa Indonesia. Dari situlah perkenalan mereka dimulai dan akhirnya Elijah dan Irvin sepakat untuk share apartment.
---
"Sepedahan aja kan kita Vin? Mayan olahraga nih."
"Iyaa ayo, mumpung adem juga nih."
Setelah kurang lebih 15 menit menempuh perjalanan dengan bersepeda, kedua pemuda itu tiba di Mon Amour Coffee. Mereka langsung memesan dua Cappucino dan beberapa menu sandwich.
Mon Amour Coffee & Wine, NYC
"Jah, itu cewek yang gue maksud tadi pagi, tapi lu jangan langsung nengok ya."
"Mana sih?"
"Itu, yang tadi nyatet pesenan kita."
"Hmm yaa, lumayan sih cakep sekilas. Coba nanti gue liatin dari deket pas nganter pesenan kita."
Elijah dan Irvin memang suka menghabiskan waktu di weekend untuk bersepeda atau cafe hopping seperti yang mereka lakukan sekarang, kalau tidak ada tugas menumpuk tentunya. Sepuluh menit kemudian pesanan mereka diantarkan oleh seorang gadis yang sedari tadi mereka bicarakan.
"Gentlemen, your foods & drinks."
"Thank you, Maddie."
"Vin, jangan sok akrab, bego. Bikin malu."
"Eh iya, ada apa mas?"
"Gak apa-apa, maafin temen saya ya. Suka sok akrab. Eh, loh? Kamu bisa Bahasa Indonesia?"
"Saya memang orang Indonesia mas, lagi kuliah sambil part time aja di sini."
"Liat sekarang siapa yang sok akrab, dasar playboy cap gembok. Maddie, saya Irvin dan ini temen saya Elijah."
"Saya Maddie, Isabella Madeline. Panggil Maddie aja biar singkat."
Percakapan itu berlangsung singkat karena Maddie harus segera kembali ke dapur untuk melayani pelanggan lainnya. Di sinilah kisah mereka dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Be Home (For Christmas)
RomanceElijah would run a thousand miles as long as he can be with Maddie on Christmas day.