Bagian 3 : Misi Pertama.

23 8 9
                                    







"Aku jadi tidak bisa bebas semenjak mereka bertiga ada di sini juga." Ryujin berbisik ke Heejin dengan mata gadis itu melirik ke arah tiga sosok yang masih baru di tim mereka.

Kehadiran mereka membuat suasana menjadi canggung dan tidak bebas. Sudah ada tiga hari mereka berada di sini dan belum ada misi secara khusus untuk Tim Blockberry. Hanya ada beberapa misi harian yang bisa dikerjakan oleh seorang diri ataupun tim lain. Benar kata Ryujin, anggota Heejin menjadi banyak diam dan tidak bersuara sama sekali. Hanya sesekali berbicara itu pun hal-hal tentang misi dan rangkuman data iblis yang harus dipelajari setiap harinya. Sudah tiga hari dan Heejin bisa menilai sedikit sifat dan karakter mereka.

Jujur saja, gadis bernama Yeji itu sungguh menyebalkan. Kaku dan judes secara bersamaan bahkan lebih judes daripada Siyeon. Heejin merasa jika Yeji dan Siyeon beradu mulut sudah bisa dipastikan kalau Siyeon akan kalah. Ekspresi dan bentuk wajah Yeji begitu mendukung dengan sifatnya. Heejin belum melihat sisi baik gadis itu yang seperti dibicarakan Sunwoo. Tapi Minju pernah berkata padanya bahwa Yeji banyak membantu Minju dalam pengumpulan data walau sedikit judes tapi Yeji tanpa pamrih menolong Minju. Jadi Heejin tidak ingin ambil pusing, setidaknya gadis berambut setengah merah muda itu memiliki sifat baik.

Lalu Eric, Heejin benar-benar menyukai pemuda satu ini. Bukan memiliki perasaan romantika tapi Eric benar-benar sosok yang supel dan bisa bergaul dengan cepat. Buktinya saja ia bisa langsung nyambung dengan Jeno, Jaemin ataupun Ryujin. Eric begitu ramah, tidak pandang bulu, dan berteman dengan siapapun. Bahkan rasanya seluruh pemburu bayangan di institut ini sudah menjadi temannya. Ada kala itu Heejin melihat Eric sudah bisa berbicara sambil tertawa dengan salah satu tim penjaga institut. Jadi Heejin merasa lega Eric sepertinya orang yang mudah diatur dan gampang diberitahu.

Terakhir ... pemimpin Tim Wolverine, Sunwoo. Dia pemuda yang tidak tertebak. Sifatnya tenang dan tidak terbaca. Tidak sejudes Yeji dan tidak sesupel Eric. Sunwoo bukan sosok yang dingin, dia bisa dibilang ramah. Namun lelaki itu tidak banyak berbicara, berbicara seperlunya dan lebih banyak diam, mengamati suasana dan orang-orang. Menurut Heejin memang sifat dan karakter Sunwoo seperti pemimpin sejati. Pantas saja ia menjadi pemimpin Tim Wolverine, dia bisa mengatur anggotanya dengan baik. Kalau boleh jujur, Sunwoo adalah sosok yang sempurna. Apa benar Sunwoo pemburu bayangan? Rasanya tidak ada yang tercela darinya.

Ah, sial. Hanya dengan memikirkan Sunwoo begitu saja, membuat jantung Heejin berdetak lebih cepat. Rasanya ia sudah tidak waras.

"Hei, Eric. Kau sudah melapor ke institut london kalau Tim Wolverine sudah sampai ke institut new york?" tiba-tiba saja Sunwoo berceletuk saat suasana sedang tenangnya.

"Chaewon yang melapor. Kurasa kemarin ia sudah melapor lewat Pararel Rune." jawab Eric santai sambil membuka buku, tidak melirik sama sekali ke arah Sunwoo.

"Aku serahkan tugas itu padamu, Eric, bukan Chaewon." ujar Sunwoo menghela napasnya.

Sementara Eric cuma terkekeh. "Ayolah yang penting sudah melapor, 'kan? Aku menyerahkannya ke Chaewon karena sepertinya ia ingin mengobrol denganmu."

Yeji tiba-tiba terkekeh kecil, membuat tim anggota Heejin terkejut dalam diam. Yeji terkekeh untuk pertama kalinya? Sebuah keajaiban dunia.

"Chaewon ingin tidur denganmu kali, Sunwoo." celetuk Yeji dan Eric tertawa karena itu. "Kau benar, Yeji." sambung Eric lalu tertawa kembali.

"Kurang ajar. Aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Chaewon. Just one night stand." jawab Sunwoo melirik sebal ke arah dua anggotanya itu.

Sementara Yeji dan Eric hanya menatap Sunwoo dengan jahil lalu saling tertawa, mengetawakan tingkah Sunwoo yang sepertinya salah tingkah karena pembicaraan ini. Sementara yang lain menjadi sangat amat canggung begitu pula dengan Heejin. Tidur bersama, ya? Kenapa mereka begitu santai mengobrol hal seperti itu di depan orang banyak seperti ini? Seakan hal tersebut adalah hal yang biasa saja. Bukannya apa tapi Heejin yang mendengarnya cukup malu.

hell in heaven ー sunwoo, heejinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang