"Cherry Pondenium itu seperti apa?"
Itu suara Sunwoo. Entah pertanyaannya ditujukan untuk siapa, tapi yang jelas pertanyaan itu perlu dijawab oleh Heejin atau Minju. Mereka berempat beberapa menit yang lalu sudah mendatangi ruangan mentor Haseul untuk mendapatkan detail misinya dan beberapa strategi agar bisa masuk ke Cherry Pondenium. Karena sepertinya tempat tersebut tidak bisa dimasuki oleh sembarangan makhluk terlebih lagi untuk pemburu bayangan. Mentor Haseul berpesan agar mereka berempat berhati-hati dalam menjalankan misi ini. Terlebih lagi satu fakta yang mengejutkan, misi ini memiliki tingkat kesulitan A. Jelas saja, dua dari anggota Tim Wolverine diikutkan dalam misi ini. Sekaligus Heejin dan Minju bisa mempelajari tingkat kesulitan misi A.
"Itu diskotik ilegal." jawab Heejin lalu menghela napasnya. "Namanya tidak ada di peta karena bangunannya juga tidak terlalu menarik perhatian orang," lanjutnya.
"Bukan sembarang diskotik. Itu diskotik milik vampir. Sebab itu pemburu bayangan tidak pernah diizinkan masuk ke tempat itu." ujar Minju menimpali ucapan Heejin sebelumnya.
"Jadi apa kita akan menyerang vampir, bukan iblis?" Akhirnya Eric bersuara setelah ia mendengarkan penjelasan singkat dari kedua gadis tersebut.
"Sebisa mungkin kita menghindari pertikaian dengan vampir. Kalau boleh jujur, aku membenci vampir karena kemampuan gesitnya itu." ucap Sunwoo menimpali. Sorot matanya terlihat malas dengan topik obrolan vampir.
Heejin mengangguk. "Aku setuju. Sebisa mungkin kita menghindari. Kalau kita bertikai dengan mereka, bisa-bisa mereka terlebih petinggi vampir tidak ingin menaati Peraturan Altar lagi."
"Kalau begitu kita sepakat. Sebentar lagi langit gelap, satu jam lagi kita berkumpul di sini dan langsung berangkat ke sana." ujar Eric dengan nada riang. Pemuda ini selalu riang di setiap keadaan.
"Sebelumnya," Sunwoo menginterupsi sebelum mereka berempat bubar. "Kita pergi ke sana naik apa? Tidak mungkin kan berjalan atau berlari dengan kekuatan kita?"
Minju menepuk jidatnya. "Aku sampai tidak terpikirkan. Bagaimana dengan mobil? Aku bisa berbicara dengan Beomgyu untuk meminjamkan mobil milik institut."
Heejin mengernyitkan dahinya. "Tapi tidak ada yang bisa mengendarai mobil baik aku ataupun kau, Minju.." ujar gadis itu.
"Aku atau Eric bisa." Sahut Sunwoo lagi dengan santai. "Kami berdua memiliki surat izin mengemudi. Tentunya legal dari manusia," lanjutnya.
"Oh, wow." Gumam Minju terkagum. "Pemburu bayangan institut London emang tidak diragukan lagi ya."
Eric tertawa. "Kau berlebihan. Kami memiliki karena sempat ada misi yang tidak bisa menggunakan jalur portal. Kami terpaksa mengambil ujian mengendarai mobil."
Minju mengangguk. "Kalo begitu aku ke ruangan Beomgyu dulu, siapa mau ikut denganku?"
Sebelum Heejin menjawab, Eric sudah memotong lebih dulu. "Aku! Ingin berkenalan dengan Beomgyu juga, apa boleh?"
Minju tentu mengangguk. "Tentu saja boleh." Minju melirik Heejin dan Sunwoo secara bergantian, sejujurnya ia tidak tega meninggalkan Heejin bersama Sunwoo pasti akan terasa canggung terlebih Sunwoo bukan pemburu bayangan di sini secara resmi, melainkan seorang tamu. Tapi mau bagaimana lagi? Dengan berani Minju berkata, "titip Heejin ya, Sunwoo."
Sunwoo mengangguk sekali. "Tentu saja, tolong maklumi Eric ya."
"Bukan suatu masalah." Jawab Minju.
Akhirnya Minju dan Eric pun berpamitan kepada Heejin dan Sunwoo, sekaligus menyampaikan pesan untuk segera menyiapkan senjata dan apa saja yang diperlukan untuk misi nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
hell in heaven ー sunwoo, heejin
Fiksi RemajaShadow Hunters alternative universe. Institut New York kedatangan pemburu bayangan dari institut London sebagai bala bantuan karena kekurangan tenaga semenjak insiden Cawan Merah. Heejin, salah satu pemburu bayangan merasa bahwa iblis semakin bermun...