Prolog

21 3 0
                                    

Dovi Deandra seorang yang mulanya hanya penikmat kopi, kini menjadi Barista ataupun pembuatnya. Memulai sebuah warung kopi dengan 3 orang sahabatnya. Icshal Anugrah, Lizzy Enzelina dan Jarmanda. Dovi, Lizzy dan Jarmanda yang waktu itu baru lulus sekolah dan juga Ichsal yang sudah lebih dulu lulus, hanya menghabiskan hari mereka nongkrong di sebuah tempat yang biasa mereka katakan "Basecamp".
Basecamp mereka, sebuah pondok kecil dihalaman belakang rumah Lizzy yang mereka bangun sejak SMA, bermodalkan papan kayu dan seng bekas yang mereka kumpulkan. Disana mereka mulai memikirkan jalan hidup ke depannya mau seperti apa. Dovi, Ichsal dan Jarmanda memutuskan untuk tidak kuliah karna alasan masing masing kecuali Lizzy.

" Dov, lu mau ngapain lagi? kita mutusin buat ga kuliah dan belum nemuin apa yang mau kita lakuin." Jarmanda bertanya

" Gua juga belum tau ni, masih bingung juga tapi akhir akhir ini gua sering ngeliat barista sih, gimana cara pembuatan kopi dan lainnya. Eh, lu gimana Cal?" (Ichsal biasa mereka panggil Ical) jawab Dovi

" Sebenarnya gua udah duluan belajar kopi Dov, dari temen abang gua, ya setidaknya gua udah belajar basicnya. Cuma ga tau mau lanjutin kemana." Ichsal menjawab

"Boleh gabung pembahasan ga?" Lizzy nimbrung

"Boleh boleh." mereka bertiga menjawab bersamaan

" Gua dengar Dovi sama Ical belajar kopikan? dan lu Jar seingat gua, lu punya bakat di designkan? kenapa ga kalian coba buat buka warung kopi aja? coffee shop gitu. Kan lagi rame sekarang, ntar gua ikut bantu deh." Lizzy

" Yaa, kalau lu sih bisa aja Liz, keluarga lu berada, otomatis lu bisa di modalin sama orang tua lu, kita bertiga mau modal darimana Liz? duit rokok aja kadang ga ada. Hehe." Dovi menjawab dengan sedikit tertawa
" Iya bener kata Dovi Liz, kita mah mau aja tapi perkara modal susah." Imbuh Ichsal

" Emmm, gimana kalau gua coba obrolin sama papa gua? tapi kalian juga ikut bantu dan kalian harus serius, biar bisa yakinin papa gua. Kalian tau sendirikan papa orangnya gimana, apalagi kalau itu keinginan gua." Lizzy menjawab

" Lu yakin Liz?." tanya Jarmanda

" Gua udah kenal kalian udah bertahun tahun, gua tau siapa kalian dan gua yakin sama kalian. Tinggal gimana kaliannya, mau serius dan ngebangun bersama atau engga." Lizzy

" Boleh dicoba sih Liz, kapan kita ngobrol sama papa lu? sekarang papa lagi kerja diluar kotakan? baliknya kapan?." tanya Dovi

"Ntar malem papa terbang kesini kok, besok siang kita ngumpul disini, habis itu nemuin papa gua. Gimana?"

"Oke Liz, besok siang kita ngumpul disini jam 2. Sekarang keknya gua harus cabut duluan deh, ga bisa sampai malam. Bunda gua katanya mau kerumah sama suaminya, gua duluan ya Cal, Jar, Liz." Dovi

" Bapak lu itu bego." Ichsal berteriak

" Suami baru Bunda gua, bukan bapak guaa." Jawab Dovi dari luar pondok sambil menghidupkan motornya

" Emang aneh tu anak. Yaudah, hari ini kita bubar aja deh. Balik mikir yang Lizzy bilang dan matengin mental buat ketemu papa Lizzy, belajar kopi juga biar kalau ditanya bisa jawabnya. Lu juga pahami bidang lu Jar." Ichsal

" Iya aman Cal, kita cabut ya Liz. Sampai ketemu besok." Jarmanda

" Okee, hati hati ya lu pada." Lizzy

Akhirnya merekapun bubar dari tongkrongan sambil memikirkan perkataan Lizzy. Keesokan harinya. Lizzy, Ichsal dan Jarmanda sudah di pondok sejak jam 1 siang sedangkan Dovi belum juga datang hingga jam 3 sore.

" Ini Dovi kemana sih, dia yang nentuin jam tapi dia yang ngaret. Kesel gua." Lizzy

" Bentar Liz, gua coba telpon dia." Jawab Ichsal

Life, Coffee & LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang