Bagian Cinta #Dovi

11 1 0
                                    

Setelah beberapa hari sangat sibuk mengurus coffee shop, Dovi tak berjumpa Melissa. Namun Dovi memikirkan apa yang sudah dibicarakan dengan Icshal, dia memutuskan untuk menelpon Melissa dan mengajaknya bertemu untuk membahasnya.

Hari ini adalah hari Sabtu, jadi Melissa tak sekolah. Akan tetapi tak ada respon dari Melissa, telpon Dovi berkali kali tak di jawabnya. Dovipun coba menelpon mamanya Melissa. Ternyata Melissa sedang berada diruangan kucingnya, meninggalkan hpnya dikamar. Mamanya berkata nanti kalau Melissa turun, akan disampaikan.

Setelah beberapa menit berlalu, hp Dovi berbunyi. Dia langsung tau itu Melissa karna deringnya dia buat berbeda dari yang lain.

" Assalamu'alaikum sayang."

" Waalaikumsalam sayang, kenapa sayang? Aku tadi beresin kamar kucing sayang"

" Gini yang, kamu ada waktu ga hari ini?"

" Ada kok yang, kenapa sayang?"

" Aku mau ngobrolin sesuatu sama kamu yang."

" Bentar sayang, aku tanya mama dulu."

------------

" Sayang, kata mama kerumah aja, ngobrol dirumah. Soalnya mama hari ini juga dirumah sayang. Mau ga?"

" Emm, yaudah kalau gitu sayang. Nanti habis Ashar aku kesana."

" Oke sayang, aku mau mandi dulu, love you. Assalamu'alaikum."

" Iya sayang, love you too, Waalaikumsalam."

Menjelang sore hari tiba, Dovi masih memikirkan bagaimana cara menyampaikannya kepada Melissa. Dovi tau Melissa akan sangat marah dengan pembahasan itu. Dia berbaring dikasurnya dengan tatapan kosong dan menaruh tangannya di dahi.

Suara Adzan Asharpun berkumandang, Dovi segera menuju ke kamar mandi mengambil Wudhu lalu shalat. Dia bersiap siap menuju kerumah Melissa. Dan mengabari Melissa bahwa dia akan kesana sebentar lagi.

Sampai di depan rumah Melissa, Dovi bertemu dengan abangnya, Rino. Rino mempersilakan Dovi masuk karna Melissa dan mamanya sudah menunggu di ruang tamu.

Dovi melangkahkan kakinya masuk sambil mengucapkan salam. Sudah ada Melissa dan mamanya di hadapan dia. Namun mama Melissa paham, karna Melissa sudah bercerita. Mamanya pamit untuk ke kamar melanjutkan menonton tv.

Dovi membakar rokoknya untuk meredakan rasa cemas.

" Yang, kamu kenapa? Gemeteran gitu sayang. Ada masalah apa sayang?" Melissa memegang tangan Dovi

" Aku juga bingung cara bilangnya gimana sayang tapi beberapa bulan ini aku selalu kepikiran sayang."

" Masalah kita? Bilang aja sayang, jangan takut. Baik atau engganya, kita cari jalan keluarnya sayang." menegakkan kepala Dovi yang menunduk

" Gini sayang, aku selalu kepikiran tentang perbedaan kondisi kita sayang."

" Perbedaan gimana maksudnya sayang?"

" Kondisi ekonomi kita sayang, mantan kamu sebelum aku juga sayang. Jauh lebih baik dibandingkan aku. Dari segi ekonomi, pendidikan, penampilan juga sayang."

" Yanggg.."

" Iya aku tau sayang tapi maaf, aku ga mau nutupi ini dari kamu." menundukkan kepalanya

" Sayang, kamu inget ga, waktu pertama kali kamu ngenalin diri sama mama dan bang Rino?"

" Inget yang, sangat."

" Respon mereka gimana? Dengan kamu menceritakan siapa kamu, kekurangan kamu, hal yang dulu pernah kamu lalui."

" Aku inget mama kamu bilang, semua itu masa lalu dan kita ada di masa sekarang, semoga adanya Sasa di hidup Dovi, bisa membantu Dovi berubah dan jadi lebih baik lagi."

" Bang Rino?"

" Bang Rino bilang dia setuju sama yang mama sampaikan, dan mendukung kita."

" Jadi, yang kamu khawatirkan sekarang apa sayang? Aku ga mau hadirnya aku jadi beban pikiran buat kamu sayang. Aku, mama, bang Rino berusaha hadir buat ngebantu kamu sayang. Sekarang kamu lagi fokus sama coffee shopkan? Aku dukung sayang, aku juga masih sekolah, masih banyak waktu buat merubah keadaan sayang."

" Tapi yangg.."

" Ga ada tapi tapian sayang, aku percaya sama kamu, aku dukung kamu, aku tunggu kamu sayang. Apapun yang kamu coba buat perbaiki, aku temenin, aku ga bisa janji tapi aku berusaha semampu aku sayang. Dan kamu harus bisa jawab rasa percaya aku serta keluarga."

" Yangg.." meneteskan air matanya

" Udah sayang, jangan nangis. Kamu pasti bisa kok, aku ga peduli masa lalu kamu. Kamu masa sekarang dan semoga masa depan aku." mengusap air mata Dovi

Tiba tiba mama Melissa keluar dan tak sengaja melihat Dovi menangis.

" Sasa, kamu apain Dovi, kok nangis gitu? " berjalan mendekati Dovi

" Enggaa kok ma, Sasa ga salah ma."

" Terus kenapa Dov, boleh mama tau?" mengelus kepala Dovi

" Emm, Sasa aja yang ceritain ke mama ya, Dovi mau pamit ke ruko dulu ma, yang lain udah nungguin ma."

" Yaudah, kamu hati hati ya, sampaikan salam mama sama mereka. Sasa antar Dovi ke depan, mama tunggu dikamar. Harus cerita."

" Iya mamaaa."

------------

" Jangan sedih lagi ya sayang, inget yang aku bilang sayang." memegang tangan Dovi

" Iya sayang, makasih ya sayang, ga tau harus gimana tapi aku bakal berusaha ngejawab itu semua sayang."

" Semangat ya sayang, jemput aku nanti malam, jam setengah delapan, ga mau dengar alasan apapun. Kamu kerja aku ikut, jalan jalan aja aku ikut. Terus rokoknya juga, kan udah ada rokok elektrik sayang." menatap Dovi dengan senyuman manisnya

" Duhh, manisnya makin sayangg. Iya sayang, aku berangkat dulu ya, love you so much Sasaa." menyalakan motornya

" Ihh jangan gituu, hati hati ya sayang, love u much more Doviii, assalamu'alaikum." mengulurkan tangannya untuk salim

" Waalaikumsalam sayang."

Dovi melanjutkan pekerjaan coffee shop dengan para sahabatnya, hingga malam hari dan tak lupa menjemput Melissa. Melissa sangat senang menemani Dovi bekerja sebab disana juga ada Lizzy. Semenjak obrolan itu hubungan mereka berjalan semakin baik.

Mama Melissa dan abangnya juga sudah tau dan banyak memberi saran serta nasehat untuk Dovi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Life, Coffee & LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang