Lizzy Enzelina & Jarmanda

11 1 0
                                    

Lizzy Enzelina, anak perempuan satu satunya dari pasangan bapak Damian dan ibu Leni yang notabenenya adalah orang yang sangat berada. Bapak Damian bekerja sebagai Direktur Utama di salah satu perusahan kelapa sawit di Indonesia dan ibu Leni hanyalah seorang ibu rumah tangga tapi sangat beruang. Ya, dengan pekerjaan seperti itu cukup papanya saja yang bekerja, kebutuhan Lizzy dan mamanya akan terpenuhi setiap harinya. Sejak kecilnya Lizzy selalu menjadi anak yang dimanjakan bukan karna kemauan tapi memang seperti itu orang tuanya, apapun keinginannya pasti di kabulkan tapi Lizzy selalu harus di pantau kemanapun dia pergi, sekolah saja diantar jemput oleh supir pribadi sampai lulus SMP. Meskipun begitu Lizzy masih suka berusaha untuk keluar rumah tanpa sepengetahuan orang tuanya dan seringnya gagal karna Ibu Leni selalu ada dirumah. Lizzy berbeda dengan Dovi dan Icshal yang bersekolah di SD 002, Lizzy bersekolah di SD 009 bersama dengan Jarmanda yang kebetulan mereka juga tetanggaan. Dari SD sampai SMP mereka selalu dikelas ya yang sama, begitu juga dengan SMA. Banyak yang tidak tau sebenarnya Lizzy itu anak siapa dan keluarga siapa, karna Lizzy sangat tidak mau bercerita tentang itu. Hanya Jarmandalah yang sangat tau siapa Lizzy sebenarnya. Selama di sekolah Lizzy selalu berlaku sederhana sama seperti murid yang lainnya. Juga tidak terlalu berteman dengan siapapun kecuali Jarmanda. Hingga SMA pun mereka masih berteman, ada Lizzy ada Jarmanda begitu juga sebaliknya. Dalam percintaan Lizzy adalah wanita yang sulit untuk menjatuhkan hatinya pada seorang pria, sampai lulus SMA dia hanya pernah sekali berpacaran setelah itu tidak pernah lagi. Disekolah juga dia salah satu murid terpintar dengan segudang prestasi akademik dan non akademiknya. Selalu peringkat 3 teratas dikelas dan juga sering juara umum di jurusan MIPA. Lizzy juga aktif sebagai penari tradisional sekolahnya, beberapa kali mengikuti lomba dan berhasil bawa pulang piala untuk sekolahnya. Ya, intinya Lizzy adalah wanita idaman bagi seorang pria. Dengan paras yang mempesona juga kecerdasan di dirinya.

Jarmanda, hanya Jarmanda tak ada yang lainnya. Satu nama yang mungkin jarang digunakan. Jarmanda kondisi kehidupannya sangat jauh berbanding terbalik dengan Lizzy, dulu Jarmanda sempat berada di posisi di atas namun semuanya hilang ketika kakeknya meninggal. Kehidupannya jatuh sangat jauh hingga 180°. Terlahir dari rahim ibu Sesi atas kerja sama dengan bapak Rohib, kehidupan orang tuanya bisa dibilang sangat pas pasan. Namun itu tidak menghalangi Jarmanda untuk menjadi anak yang berprestasi dan kreatif, Jarmanda sangat handal di bidang fotografi dan design grafis meskipun kekurangan alat untuk itu. Tak jarang Jarmanda mendapat tawaran untuk freelance di bidang fotografi dan design juga. Dari situlah dia menambah uang saku dan uang sekolahnya agar tidak terlalu membebani kedua orang tuanya. Jarmanda juga tidak pernah sama sekali terjerumus kedalam masalah percintaan, karna baginya itu akan mengganggu pikirannya dan kehidupan sekarang, dia menaruh percintaan dibelakang keluarga, pendidikan dan pekerjaan. Bukan tidak pernah jatuh hati pada seorang wanita tapi dia lebih memilih untuk tidak memikirkannya. Setiap hari Jarmanda berangkat sekolah berdua dengan Lizzy menggunakan motor Lizzy.

" Assalamu'alaikum, Jarrr ohhh Jarr, lu udah siap belum? udah mau telat inii." Lizzy memanggil Jarmanda di depan rumahnya, rumah Jarmanda pas berada di depan rumahnya

" Iyaa, bentar Liz. Gua nyari dasi guaa." saut Jarmanda dari dalam rumah

" Duhh, buruann. Gua ga mau telat jar." berdiri gelisah sambil melihat jam tangannya

" Iyaa, ini udah nemu, gua keluar Liz."

" Yaudah, ayo buruan berangkat. Lu mah kebiasaan, nyari perlengkapan pagi pagi." Lizzy dengan nada kesalnya

" Ya, maaf Liz."

Beruntung mereka sempat masuk sekolah tepat semenit sebelum gerbang ditutup. Karna setiap hari Senin gerbang sekolah tutup lebih awal, ada ucapara bendera.

" Yahh, untung ya Liz, masih sempat buat masuk." Ujar Jarmanda

" Iya Jar, gua udah panik dijalan ngira ga bakalan tepat waktu."

" Yaudah, buru buka helm lu, tas lu biar gua yang anter ke kelas. Lu duluan aja ke lapangannya."

" Oke Jar, makasih banget ya Jar."
Lizzy berlari ke arah lapangan upacara

Jarman berjalan ke kelas mereka yang berada di ujung lapangan sekolah. Ketika ingin memasuki pintu kelas, tiba tiba Dovi keluar dari kelas dan hampir menabraknya.

" Ehh, sorry Jar."

" Gapapa Dov, lu mau kemana? Kan upacara udah mau mulai."

" Biasalah Jar, udah ditungguin, duluan ya." Dovi berlari menuju arah belakang sekolah

" Si bangke, kebiasaan." Jarman menggelengkan kepalanya

Upacara sekolah dimulai pukul 07.25 pagi. Setelah mengantar tas Lizzy dan tasnya, Jarman langsung menuju ke lapangan upacara. Lapangan sudah di penuhi oleh murid lainnya. Biasanya upacara selesai pukul 08.00 pagi, sekitar 45 menit tapi hari ini lebih lambat, karna kepala sekolah menyampaikan beberapa hal penting. Salah satunya tentang murid yang sering bolos dan cabut dari sekolah, mendengar itu Lizzy langsung teringat Dovi. Lizzy berjalan ke barisan murid laki laki yang ada di depan, melihat ke kiri kanan namun tidak menemukan Dovi.

" Eh Jar, lu lihat Dovi ga?" menyentuh bahu Jarmanda

" Lihat sih tadi Liz, kenapa?"

" Ga denger yang dibilang kepsek? Yang ketahuan sering cabut, bolos bakal dipanggil orang tuanya."

" Iya sih, tadi gua ketemu di kelas, ya biasalah. Bolos lagi dia, ninggalin tas doang dikelas."

" Duh, tu anak emang ya, ga berubah."

Beberapa bulan sebelum ujian kenaikan kelas Dovi, Lizzy dan Jarmanda, Icshal lebih dulu ujian karna sudah kelas 3 dan harus melaksanakan ujian nasional serta ujian kelulusan selama 2 minggu. Selama 2 minggu itupun mereka bertiga libur sekolah menunggu murid kelas 3 selesai melaksanakan ujian. Dan akhirnya tibalah hari dimana acara perpisahan murid kelas 3 dengan sekolah. Setelah acara, seperti hal pada umumnya murid kelas 3 mengabadikan momen mereka dengan kamera, begitu juga mereka berempat. Berfoto berdua bergantian dan diakhiri foto berempat. Lalu berjalan bersama ke sebuah meja kosong.

" Cal, lu lanjut kuliah ga?" tanya Dovi

" Emm, gimana ya. Keknya engga sih."

" Terus lu mau ngapain?"

" Gua juga belum tau ni, mau kerja tapi ga tau kerja apaan."

" Kenapa ga kuliah Cal?" Lizzy bertanya

" Ssttt, jangan nanya gitu." Dovi menyinggung tangan Lizzy

" Eh, iya sorry sorry."

" Engga, gapapa kok. Lagian kalian udah pada taukan alasannya."

Setelah kelulusan Icshal mereka jarang bertemu karna Icshal sibuk dengan kehidupannya sendiri.

Life, Coffee & LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang