CHAPTER 005

26 10 2
                                    

Budayakan Vote and Komen,okey?

-

'Seperti yang kita tau, apapun takdir yang sudah terjadi itu tidak akan bisa kita ubah sampai kapanpun' ~author♡

-

***

Libur sekolah telah usai dan saat ini semua orang mulai melakukan aktivitasnya seperti semula. Seperti di kediaman andika yang tengah banyak perdebatan antara kedua anaknya yang ingin berangkat kesekolahnya. Mereka semua sedang berada di meja makan untuk melakukan sarapan bersama.

"Gilang, nanti kamu berangkat sekolah bareng Zwei ya." ucap Andika sambil menyuap nasgor ke mulutnya

"Gak ada ya, Gi-

"Gak ada bantahan ya," ucap Andika dingin.

"Pah, dia tuh udah gede ya kan-

"Gilang, dia mana tau daerah sini, lagian kalian itu satu sekolah. Apa susahnya sih tinggal berangkat sama Zwei," gertak Andika.

"Yaudah seterah papah aja" Gilang mengambil tasnya dan beranjak dari duduknya.

Gilang berjalan menuju pintu utama dan zweitson masih terpaku di meja makan.

"Anj**g cepetan ke-

"Gilang ngomongnya yang sopan" sahut Andika.

"Lagian jadi anak lemot baget kek keong" ketus Gilang.

Zweitsonpun bangkit dari kursi dan menyalami Andika.

"Pah, aku berangkat dlu ya..

"Hati hati Zwei" sahut Andika.

Zweitsonpun menghampiri Gilang yang sudah menunggunya di dalam mobil.

"Cepetan njirr..

Zwetsonpun masuk kedalam mobil dan Gilangpun langsung melajukan mobilnya. Baru sampai pertigaan komplek mobil Gilangpun berhenti.

"Bang kok berhenti?" tanya Zweitson dengan polos.

"Turun...

"Kan belum sampe sekolah bang"

"Kalau gua suruh turun ya turun an***g"

"Tapi Bang-

"Gak ada tapi tapian!! kalau suruh turun ya turun!!" sentak Gilang.

Zweitson yang takut dengan gilangpun akhirnya menuruti ucapan gilang, sebelum zweitson tirun gilang sempat mencekal tangan zweitson.

"Awas lo ya kalau berani ngadu sma bokap, gua gak bakal tinggal diam!!" ancam Gilang dengan tatapan sadisnya.

Zweitsonpun hanya mengangguk dan segera turun dari mobil. Sementara itu Gilang langsung melesatkan mobilnya dengan kecepatan diatas rata rata.

Zweitson bingung berada di pinggir jalan sendirian. Ia tak tau dimana letak sekolah dia yang baru saat ini, maklum saja dia orang baru di kota ini dan tentunya dia belum fasih dengan jalanan ibukota.

"Aduh, gw ke sekolah naik apaan nih, mana udah siang" Zweitson melirik jam tangannya yag sudah menunjukkan pukul 06.45.

Zweitson berjalan menju halte yang kebetulan ada halte bus dekat pertigaan jalan. Zweitson duduk di halte bus berniat menunggu bus untuk pergi ke sekolah.

Saat zweitson tengah termenung tiba tiba ada motor sport yang zweitson kenal berhenti di depan halte.

"Ehh, Zweitson ngapain duduk di halte sendirian?" tanya orang itu yg masih terduduk di motornya.

"Eehh Fik, iya nih gua lgi nunggu bus mau ke sekolah." Ya, orang itu adalah Fiki. Orang yg sempat menolongnya beberapa hari lalu

"Udah jam berapa ini woy, sekolah lo di mana?mending bareng gua aja" Fiki memberi tawaran pada zweitson.

BERTAUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang