Gambar ilustrasi Pak Iskandar
Selasa 18 September 2024 cuaca cerah dengan sinar matahari pagi yang menyinari Kota Bandung di pagi itu, beradu dengan dinginnya suhu khas daerah pegunungan Kota Bandung. Bergegas Pak Iskandar keluar mobil yang ia parkirkan di parkiran depan sekolah. "Pagi pak!" Ucapan sambutan ramah dari salah satu security sekolah, Pak Rosidi namanya. "Pagi juga pak!" Saut Pak Iskandar kepadanya, dengan bergegas aku menuju ruang guru sambil menenteng tas kerjanya. Hari ini secara resmi Pak Iskandar telah menjadi salah satu guru sejarah di sekolah tersebut dan hari ini juga ia diperkenalkan sebagai tenaga pengajar baru di sekolah tersebut meskipun hanya bersifat seremonial saja, karena beberapa bulan sebelum ia resmi menjadi guru disini, Pak Iskandar sering sekali kesini untuk mengurusi berkas-berkas kepindahannya kesini, jadi sedikit banyaknya ia sudah tau dan mengenal sedikit beberapa para guru dan staff tata usaha di sekolah ini.
Sebelumnya, Pak Iskandar telah mengabdi menjadi guru selama 30 di salah satu sekolah menengah atas di Kota Cirebon semenjak ia lulus dari pendidikan kuliah. Ya, jauh sekali dari Kota Bandung memang tapi mau bagaimana lagi, dulu pada saat ia selesai pendidikan kuliah, pemerintah langsung yang menunjuk sekolah mana yang akan menjadi tempat calon pengajar itu tempati yang mana itu membuat Pak Iskandar harus berangkat dari Bandung ke Cirebon hari Senin subuh, dan pulang ke Bandung Jumat sore menggunakan kereta api, dan itu terus berlangsung selama kurang lebihnya 30 tahun, sebelum akhirnya Pak Iskandar mengajukan untuk meminta dimutasi ke kota kelahiran, berat memang meinggalkan sekolah lama karena sudah betah, tetapi bagaimana lagi selain umur yang sudah tua, ia juga ingin dekat dengan anak istri menjadi alasan.
Kembali ke inti cerita, pagi itu Pak Iskandar diperkenalkan oleh kepala sekolah kepada seluruh guru-guru yang ada di ruangan guru, dipanggilnya ia ke depan ruangan untuk memperkenalkan dirinya juga sedikit menceritakan latar belakang, dan beberapa pengalamannya.
Pada saat Pak Iskandar memperkenalkan dirinya di depan ruangan, matanya terus melihat satu demi satu mengindentifikasi sembari menghapal wajah-wajah tenaga pengajar di ruangan itu karena sebelumnya terdapat beberapa guru yang ia belum pernah melihatnya, hingga tatapannya tertuju kepada salah satu orang guru yang beranjak dari meja kerjanya ke belakang ruangan karena hendak menerima telepon di handphonenya.
Sepanjang Pak Iskandar berbicara di depan ruangan, matanya terus saja memperhatikan bapak bapak tersebut, terlihat badannya yang tegap dengan kacamata dan kumis di wajahnya, juga dengan tangannya yang berisi lumayan berotot dan urat-urat yang keluar dari lengannya saat ia menerima panggilan telepon membuat Pak Iskdandar sedikit tertarik pada bapak tersebut.Ya, memang Pak Iskandar memang seorang (bisek) dari semenjak remaja, meskipun ia telah memiliki seorang istri dan 2 orang anak anak yang telah dewasa, ia tetap saja memiliki rasa nafsu terhadap laki laki terutama pria berumur 50 sampai 60 tahunan, perasaan suka terhadap pria juga ia tidak tau datangnya dari mana, yang jelas ia sedikit lebih suka terhadap pria dibanding pada wanita, meskipun ia benar benar belum pernah berhubungan dengan sesama pria selama ini.
Setelah acara acara perkenalan dirinya pagi ini, dikarenakan sekarang adalah tahun ajaran baru dan baru hari masuk sekolah pertama kali setelah liburan semester genap, lantas belum ada kegiatan yang biasanya dilakukan di sekolah pada umumnya, siswa-siswi kelas 10 baru memulai ospek, dan siswa-siswi kelas 11 dan 12 masih belum ada ada jadwal pembelajaran yang membuat hari ini belum ada kegiatan belajar mengajar di sekolah. Pak Iskandar keluar dari ruangan guru dengan maksud hati ingin berkeliling sekolah ini, setelah berjalan menyusuri beberapa ruangan praktikum, kemudian Pak Iskandar bertemu dan diajak oleh Pak Bisma, seorang guru penjas untuk pergi ke salah satu ruangan di paling belakang dan paling pojok sekolah ini. "Markas penjahat" begitulah beliau dan guru guru disini menyebut ruangan ini, sedikit menggelitik mendengar namanya gumam Pak Iskandar dalam hati.
"Bapak merokok?" Tanya pak Bisma pada Pak Iskandar sewaktu berjalan ke ruangan itu.
"Iya pak, saya perokok berat" jawab Pak Iskandar.
"Wah cocok nih pak, karena tidak semua guru guru suka ke ruangan pojok itu, ruangan pojok itu tempatnya guru laki-laki yang suka merokok sekaligus ngopi agar aman dan tidak kelihatan oleh siswa-siswi", Pak Bisma bercerita.
"Iya pak, tidak enak kalau merokok kelihatan oleh siswa" jawab Pak Iskandar.
Sesampainya di ruangan pojok itu, ternyata sudah ada dua orang yang sedang asik ngopi sambil mengobrol disana, yang pertama adalah pak Joko, seorang staff tata usaha di sekolah itu, dan yang kedua adalah seorang bapak bapak sedikit mengejutkan Pak Iskdandar. Ya, pria itu adalah pria yang mencuri perhatian Pak Iskandar saat ia sedang memperkenalkan diri pada pagi tadi.
"Waduh, ada anggota baru nih pak Joko, ucap pria itu.
"Iya nih tadi papasan di sebelah ruangan praktikum, sekalian tak ajak saja kesini". ujar Pak Bisma.
"Iskandar pak, panggil Is saja." Pak Iskandar mengenalkan namanya.
"Joko, Karsomo". Ujar dua orang tersebut.
"Pak Karsomo yah, namanya gagah seperti orangnya". Ujar Pak Iskandar di dalam hati.
Dengan serunya mereka mengobrol ngalor ngidul sambil ngopi juga merokok di ruangan tersebut, mulai dari obrolan latar belakang masing-masing, obrolan politik, hobi, kegiatan sehari-hari, dll. Saat mereka asik mengobrol, tatapan dan perhatian Pak Iskandar tak henti-hentinya melirik kepada wajah dan badan Pak Karsomo yang memang masih terbilang sangat ganteng dan gagah walau usianya sudah 56 tahun. Rambutnya sedikit beruban, wajahnya ganteng dengan kumis tebalnya. Badannya gempal berisi tetapi tidak buncit seperti orang yang rajin ke gym juga tak lupa lengannya yg besar dan berurat semakin mengalihkan perhatian Pak Iskandar.
Saking lamanya merema berempat mengobrol, dua diantara mereka harus bergegas karena ada urusan masing-masing, Pak Joko harus mengurusi administrasi akademik, dan Pak Bagas juga akan menyiapkan lapangan volley yang akan dipakai sore harinya. Kini tinggal Pak Iskandar dan Pak Karsomo yang ada di ruangan tersebut, diluar dugaan ternyata Pak Karsomo pun sedari awal Pak Iskandar datang ke ruangan itu pun ia memang memperhatikan pandangan Pak Iskandar yang terus saja memperhatikannya selama itu, dengan tanpa banyak basa basi Pak Karsomo menanyakannya pada Pak Iskandar.
"Dari tadi kelihatannya serius sekali ngeliatin saya pak, awas nanti suka pak." ujar Pak Karsomo dengan sedikit bercanda
"Hehe iya Pak saya perhatikan badan bapak bagus ya, masih gagah padahal gak jauh berbeda dari saya, saya selalu pengen punya badan seperti itu." ucap Pak Iskandar sambil sedikit malu dan kaget tidak menduga Pak Karsomo akan menanyakan itu.
"Ah tidak bagus bagus amat badan saya pak, yang penting tidak gemuk saja sudah syukur di usia 50 an mah pak, ya saya rutin badminton sama gym saja 2 kali seminggu pak, tambah Pak Karsomo.
"Wah kalo badminton sih saya suka pak, tapi kalau gym sih saya tertarik cuman saya gak punya temen, gak ada yang bisa ajarin saya."
"Mau saya ajarin pak? Kebetulan sore ini saya ada jadwal."
"Serius pak? Boleh deh saya ikut ya pak, nanti berangkat bareng saja pak, saya jemput pakai mobil saya saja." Dengan antusias Pak Iskandar menjawab.
"Yasudah pak, setelah ashar ya, saya minta Whatsappnya sekalian pak, nanti saya kasih alamat saya."
Setelah bertukar nomor whatsapp, kemudian Pak Iskandar pamit akan balik ke ruangan guru kemudian bergegas pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAPAK - BAPAK PERKASA
RomanceCerita ini hanyalah fiktif! Apabila ada kesamaan nama itu merupakan sebuah kebetulan saja. Tokoh-tokoh dalam cerita ini: 1. Pak Iskandar (58 tahun) Seorang guru sejarah, berperawakan tinggi 170 cm, berambut lurus pendek beruban, berkulit putih den...