Different

1 0 0
                                    


- Izzy Mazaya -

Pernahkah kamu merasa dirimu selalu berbeda dari orang lain? Aku yakin kebanyakan dari kalian akan menjawab "Itu adalah hal yang normal". Lalu bagaimana jika kamu adalah satu satunya orang yang benar benar berbeda dari seribu orang di sekitarmu? Ada dua macam tipe reaksi yang ku ketahui. Yang pertama, beberapa dari kalian merasa bangga karena menganggap diri kalian langka dan spesial. Yang kedua, mungkin juga beberapa dari kalian akan merasa tidak tenang, khawatir , takut dan gelisah dalam menghadapi perbedaanmu sendiri.

Jika kamu adalah tipe yang pertama, kurasa kamu orang beruntung yang aku sama sekali tidak mengerti mengapa kalian bisa seperti itu. Tapi, jika kamu adalah tipe yang kedua, itu berarti aku adalah kamu, dan kamu adalah aku.

Perbedaan tidak selalu menguntungkan, dan tidak selalu merugikan. Yang menguntungkan misalnya, kamu satu satunya anak di kelasmu yang memiliki nilai diatas kkm, sedangkan yang lainnya dibawah kkm. Sedangkan yang merugikan, ketika ada paduan suara di kelasmu, kamu satu satunya perempuan yang memiliki suara berat, sehingga tidak padu dengan suara perempuan lain di kelasmu. Aku tidak bisa membayangkan semua tatapan sinis mereka semua ketika mendengar suaraku yang menghancurkan suara mereka. Mengerikan, sungguh mengerikan. Rasanya aku ingin langsung menangis di tempat.

Semua kejadian perbedaan yang menguntungkan dan merugikan sering sekali kurasakan dalam hidupku, tidak selalu di sekolah, bahkan di tempat les, mall dan lain sebagainya. Namun perbedaan di sekolah lah yang paling mempengaruhiku, karena hampir setiap hari aku berada disana. Sampai sekarang aku masih tidak tahu apa penyebab ketakutanku terhadap perbedaanku dengan orang lain, sampai satu peristiwa penting benar-benar mengubah seluruh hidupku.

Hari ini hari libur, aku tidak punya kegiatan menarik yang bisa dilakukan, karena itu aku sudah berbaring dan menarik selimutku untuk langsung melakukan kewajibanku sebagai seorang manusia. Ya, tidur.

Aku sudah bersiap-siap untuk menutup kedua mataku, sampai suatu suara teriakan menggelegar yang memanggil namaku hampir memecahkan gelendang telingaku.

"ASTRAAAAAAAAAA!!! JANGAN TIDUR TERUS!!"

Rupanya itu suara Sang Baginda Ratu Kanjeng, alias mama.

"Ada apa sih ma? Siang-siang bolong gini teriak sekeras itu, Astra juga belum sempet tidur, huft!" Aku mendengus.

"Kamu mau ke Rumah Ungu Muda bareng mama ga nak?"

Aku tersontak kaget. Tidak biasanya mama mengajakku ke tempat seperti itu, apalagi ajakannya ini sangat mendadak.

"Rumah Ungu Muda" yang dimaksud mama adalah sebutan halus dari Panti Jompo, mama dan aku sudah terbiasa menyebutnya dengan sebutan itu.

Seolah menyadari tatapan bingungku, beliau membuka mulut. "Ini memang pertama kalinya mama mengajakmu ke tempat seperti itu sayang. Tapi mama mohon, ikut ya nak? Semenjak nenekmu meninggalkan kita sebulan lalu, mama merasa sangat kesepian, setidaknya bertemu dengan orang-orang di rumah itu akan membuat mama merasa seperti memiliki orang tua lagi".

Aku jadi prihatin, tidak bisa ku bayangkan apa jadinya hidupku tanpa mama.

"Iya Ma, Astra ikut. Astra ganti baju dulu ya" Kulihat mata mamaku yang berkilat senang.

Sesampainya disana, banyak sepasang mata orang tua yang menyambutku dengan ramah disertai dengan senyuman mereka yang tulus. Yah, kurasa aku akan merasa nyaman disini.

Aku membalas senyuman mereka dengan sedikit membungkuk dan bersalaman. Sejujurnya, aku tidak tau apa yang harus dilakukan.

Bagaimanapun, ini pertama kalinya aku menginjakan kaki disini.

Catatan CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang