Prolog

40 1 0
                                    

"Janji ya kita bakalan terus jadi sahabat??"
Alexa kecil mengulurkan jari manisnya pada 5 sahabatnya yang tengah duduk Ditepian pantai dibelakang rumah Niall.
"Ugh tidak mau! Katanya kalau kita mrmbuat janji. Janji itu bakalan bikin kita terpisah" ucap Niall kecil dengan tampang anak yang sedang merajuk.
"Tidak mungkin, janji itu untuk ditepati ni" jelas alexa
" Tapi kata Zayn janji itu menyeramkan" ucap Niall serta merta membuat yang lain menoleh pada Zayn yang sedang jmelempar batu kecil ke pantai. Untuk sesaat dia tidak menyadarinya sebelum alexa melempar sendal hingga tepat mengenain kepalanya.
"Hey itu bahaya tau!"
Omel Zayn kecil sambil mengusap kepalanya yang kena sambit alexa. "Kenapa kau harus menakut-nakuti Niall hah?" Alexa membalas ngomel sambil melempar sebelah sandalnya lagi. Tapi kali ini Zayn berkelit menghindar dan membuat sandal Alexa mendarat mulus di kepala Louis yang posisi duduknya berada disamping Zayn.
Aduh" Louis diam sejenak sambil mengelus kepalanya sebentar sebelum akhirnya menangis.
"Ah lou maafkan aku. Aku tidak sengaja"
Alexa langsung panik sembari menghampiri Louis dan mengusapkan bagian kepalanya yang kena sendalnya.
Tapi Louis tetap menangis kencang. Bahunya berguncang karna tangisannya.
"Oh ayolah lou, aku benar-benar tidak sengaja.. begini saja.. Berhenti menangis dan kamu akan aku belikan es krim. Bagaimana" bujuk Alexa. Dia tau louis sangat menyukai es krim.
"Benarkah?" Louis bertanya dengan suara yang parau karna tangisannya. Alexa tersenyum sambil mengangguk semangat.
Tapi tiba-tiba louis tertawa terpingkal-pingkal serta suara Harry yang tiba-tiba mengerang sebal.
"Kau lihat Harry? Alexa bersedia membelikan ku eskrim. Itu artinya kau kalah taruhan denganku 2 Dollar" ucap Louis masih tertawa. Sampai-sampai dia harus memegang perutnya yang serasa tertarik tawanya sendiri.
Alexa yang sadar sedang dipermainkan langsung mencoba menjotos wajah Louis. Tpi anak itu lebih dulu berkelit sebelum bogem alexa mendarat dipipinya.
"Awas kau Lou!! Akan ku buat kau memakan semua wortel dirumahku! Dasar kau idiot!" Alexa mencak-mencak seperti monyet dengan segala sumpah serapahnya. Dia sudah sangat sebal pada teman-temannya sekarang.
Liam kewalahan berusaha membuat Alexa diam. Gadis kecil itu melempari apapun yang dia lihat dan tidak peduli siapa yang kena.
Niall Nangis sungguhan karna kepalanya kena bogem batok kelapa.
Harry dan Louis lari kocar-Kacir.
Dan Zayn. Emmm anak itu diam dipinggir pantai. Bingung antara nyemplung ke air dan tenggelam atau bonyok ditangan alexa.
"Hey Alexa sudah lah kau berlebihan" ucap Liam mencoba menenangkan Alexa. Liam benar-benar berusaha sampai-sampai dia memegangi kaki gadis itu dan rela terseret-seret demi membuat Alexa berhenti melempari teman-temannya.
"Suara apa itu??!"
Niall berdiri dan masih dalam keadaan terisak. Anak itu berjalan menuju pagar pembatas antara pantai dengan dirumahnya. Dan Semua kejadian itu terpampang jelas di depan matanya.
"Aku akan membawa Niall pergi bersamaku! Dan kamu tidak bisa menghentikanku!"
Seorang pria membentak wanita yang tengah menangis tersedu-sedu didepannya.
"Tidak! Kau tidak boleh membawanya! Dia putra ku! Kau tidak berhak!" Teriak wanita itu yang bukan lain adalah ibu Niall yang Sedang bertengkar dengan suaminya.
Niall terpaku ditempatnya berdiri. Dia memang sering melihat orang tuanya bertengkar tapi tidak sampai seperti ini.
Berebut untuk membawanya.
"Tidak berhak kau bilang? Niall juga anakku! Dan dia lebih baik bersamaku ketimbang bersama wanita jalang sepertimu"
Dengan amarah menggebu-gebu ayahnya membuka pintu pagar antara rumah dengan pantai. Dan tersentak ketika mendapati Niall kecil tengah melihat kejadian barusan.
"Niall ayo kita pergi!"
Bujuk ayahnya tapi entah kenapa kaki kecilnya malah membawanya melangka mundur menjauhi ayah.
"Niall!" Bentak ayah seraya mencengkram tangannya dan berusaha menyeret Niall untuk mengikuti.
"Tidak mau! Aku tidak mau pergi"
Niall meraung menangis mencoba melepaskan diri dari ayah.
Alex, Liam dan yang lainnya yang mendengar suara nyaring Niall datang tergopoh-gopoh.
"Paman.. ma..mau dibawa kemana Niall"
Tanya Alexa panik sambil menggenggam sebelah tangan Niall yang tidak ditarik ayahnya.
"Alex minggir, Niall harus ikut paman"
Ucap ayah Niall berusaha untuk tidak membentak gadis kecil itu. Tapi alexa menolak melepaskan tangan Niall. Zayn, Dan Liam ikut membantu mencoba melepaskan tangan temannya dari ayahnya.
Tapi mereka terlalu kecil untuk melawan ayah Niall yang ukuran tubuhnya setengah dari tubuh mereka.
Dengan sekali sentak genggaman Alexa dan yang lain langsung terlepas. Dan dengan cepat menyeret Niall mengikutinya.
"Jangan bawa Niall! Kumohon" ibunya menangis histeris tapi tamparan yang menyambutnya.
Dengan sekali hentak Niall masuk kedalam mobil begitu pula ayah. Niall berusaha membuka pintu tapi terlambat karna sudah dikunci.
Alexa bangkit dan berlari kearah mobil. Dia tidak ingin kehilangan sahabatnya.
"Niall!" Alexa menggedor-gedor pintu mobil yang berjalan pelan dan mulai kencang. Alexa tetap tidak berhenti. Dia terus mengejar. Menghiraukan teriakan teman-temannya. Niall menengok melalui kaca belakang mobil saat kejadian itu tiba-tiba datang. Begitu cepat. Tubuh kecil alexa terpelanting dengan keras ke tanah ketika sebuah mobil menerjangnya. Tubuhnya kejang dengan balutan cairan merah dimana-mana. Ibu dan teman-temannya menghampiri Alexa dengan panik. Tapi Niall hanya bisa terpaku didalam mobil yang masih terus berjalan. Matanya terus berair ketika melihat senyum kecil diwajah Alexa yang pucat. "Alex" Gumam Niall parau ketika mobil berbelok dan semua hilang dari pandangannya.

Nah... gw lagi gila xd, story yang laen belom selesai, gw udah bikin story lagi aja :'3
Vommen.a ditunggu ya ;) jngan jdi silent readers :(

SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang