bagian I

3 0 0
                                    

Malam hari disebuah rumah sederhana yang terdengar ramai tawa kebahagiaan

"Yaa gitu pokoknya han.."

"Tapi itu lucu si bun.. aku ga bosen kalo bunda uda mulai cerita tentang fahri"

"HAYOO NGAPAIN.. PASTI LAGI NGOMONGIN MASA KECIL FAHRI LAGI KAN" sambung fahri seraya masuk kedalam rungan yang terdengar candaan dari bunda Fahri serta Hana

"malam anak bunda.. selamat datang"

"kepedean deh"

"Dih ga tau terimakasi nya lo, tuh buku tugas lo yang katanya penting itu" ucap Fahri seraya menguyel rambut Hana mungkin lebih tepatnya mengacakan rambut Hana lalu menaruh buku dimeja

"Fahri ah rambut gue..!!" kesal Hana

"Uda-udah Fahri ini makan dulu" bunda menaruh sepiring nasi dengan lauk pauk disekitar piring tersebut

"Makasi bunda.."

Hana membuka buku tersebut

"Makasii Fahri.." Hana tersenyum

"Hem"

"Itu kan gue yang masak sama bunda tau" sambung Hana

"Pantes asin banget.. Bun lain kali jangan mau ditemenin masak sama dia, jadi ga enak nih"

"Dih masa sii.. engga ko tadi kan ditakar garamnya, coba sini" Hana mengambil piring Fahri dan mencobanya

"Hana gua lagi m.."

"Enak ko.. engga asin juga, nih coba lagi deh" menyuap sesendok ke mulut Fahri

"Enak kan?? Mulut lo aja emang yg lagi ga beres tuh"

Fahri tak bisa menjawab apapun karna mulutnya yang penuh akan suapan Hana tadi, ia hanya mengangguk kepala sambil mengunyah pelan

Bunda tersenyum dengan tingkah kedua remaja yang sedari tadi dia saksikan

Beberapa menit berlalu

"Bunda aku pulang dulu ya, dadah"

"Iya hati-hatiii, Fahri jangan ngebut bawa motornya..!"

Tin tin..

"Fahri makasi lo uda mau anter pulang, padahal rumah gue cuma dibelakang gang lo aja.. bahkan lewat jalan tikus juga bisa"

...

"Fahri..!! Lo ga denger gue ngomong yya?"

"Apaansi han, uda lo diem aja.. tau sampe rumah aja deh lo, setidaknya gue bisa liat lo masuk aman rumah lo sendiri. paham kan"

Setelah itu tak ada jawaban apapun dari mulut hana, bahkan suasana tetiba menjadi canggung di motor itu

"Fahri apaansi.. sampe segitunya banget, tapi wajar juga mungkin dia kalo ga nganter gue bakal diomelin bunda. Aduh hana lo kenapa si, ga boleh baper, han inget Fahri itu temen lo"  batin Hana

Fahri selesai dengan misi mengantar Hana serta menyaksikan dengan matanya sendiri untuk Hana masuk kedalam rumah

"Gua yang pastiin lo bakal senyum terus Han.. " gumam Fahri

Keesokan hari

"Han.. gue mau ngomong sesuatu deh"

"Hm kenapa si? lo ada apaan mika?"

"Tapi lo janji ga boleh marah yya??"

Hana mengangguk dan mulai menganggap pembicaraan yang dimulai mika pagi ini adalah hal serius

"K-kayanya gue suka deh sama Fahri"

"HA?!"

"Ssstt jangan kenceng-kenceng.. nanti kedengaran sama yang lain Hana" reflek menutup mulut hana

"Engga tunggu-tunggu.. ini Fahri yang Lo maksud Fahri temen gue itu? yang suka bareng sama gue mika??"

Mika mengangguk senyum

"Lo bantuin gue deket sama dia yya, kan lo tau sendiri gue kalo deket dia ga bisa ngomong.. bawaannya tuh deg-degan gitu"

Hana terdiam, seketika pikirannya hening dan hanya batin yang tetap berbicara

"Rasanya seperti tergores, sakit.."

"Han pokoknya hari jadi hari pertama lo comblangin gue sama Fahri ya, gue berharap penuh sama lo.. hehe"

"Ada apa nih bawa-bawa nama gue.."

 

Bersambung..




























Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I, love u?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang