Namanya Kinar Jelita, perempuan yang katanya benci seribu kegiatan dimuka bumi ini. dia benci bangun pagi, tapi dia juga benci bangun kesiangan, dia benci mandi, dia benci olahraga dan aktivitas melelahkan lainnya, apa lagi ketika dia harus berlari siang bolong hanya untuk mengejar mata kuliahnya dulu. Kira-kira hanya ada tiga hal yang di sukai Jelita. Satu, makan. Dua, tidur. Tiga, Mahendra.
Perihal Mahendra, dia adalah laki-laki dengan profesi sebagai gitaris di salah satu Band bernamakan Griffin yang cukup terkenal. Tak jarang Mahen sering tampil di televisi, lalu Jelita akan rela duduk di depan televisi selama satu setengah jam hanya untuk menunggu Mahen tampil.
Seperti saat ini, berbekal es kopi dan kripik singkong rasa keju, Jelita duduk di depan televisinya, sesekali mulutnya itu mendumalkan kapan suaminya itu tampil.
Suami?
Ah, ya. Mereka sudah menikah 3 bulan yang lalu setelah satu tahun menjalin hubungan bernamakan pacaran, awalnya jelita terkejut karena selain Mahen seorang artis, lamaran Mahen juga benar-benar sangat menadadak, dia pikir karir Mahen akan sedikit terganggu dengan pernikahan ini, namun begitu Mahen menjelaskan bahwa pernikahannya tidak akan dipublish ke buplik, akhirnya Jelita mengerti dan menerima lamaran Mahen.
"Lama banget." Jelita kembali mendumal, dia sudah hilang kesabaran.
Melihat pada meja, Jelita memutuskan untuk mengambil ponselnya dan memanggil seseorang di sana.
"Lo kapan sih tampilnya? Dari tadi gue udah nungguin nih." Begitu telepon di angkat dia langsung menyerang dengan pertanyaan.
"Sorry, Jell. Bentar aku cari tempat sepi dulu." sahutnya.
Jelita mengangguk, di sana memang terdengar begitu riuh, dia juga mendengar suara Harsa si vokalis Band yang tertawa begitu kencang.
Selang beberapa saat suara-suara berisik itu mulai memudar dan yang terdengar hanya suara Mahen.
"Tadi kamu ngomong apa? Aku nggak denger." tanya Mahen.
"Lo kapan tampil?"
"Kamu nelpon aku cuma mau nanya itu?" Mahen terkekeh di sebrang sana.
"Jawab aja."
"Kita tampilnya sekitar setengah sembilan dan diakhir acara."
"Anjir, demi apa lo dua kali tampil?" Jelita bersorak senang. Ya dia memang fangirl sejati.
"Tadi siang kan aku udah bilang, mangkanya aku bilang bakal pulang telat."
"Lo nggak bilang bakal tampil dua kali, lo cuma bilang bakal pulang telat."
"Jell, kayaknya nanti lebaran aku beliin korek kuping aja ya jangan baju lebaran." canda Mahen sambil terkekeh.
Jelita tertawa, namun ketika dia hendak membalas, Jelita mendengar seseorang memanggil nama Mahen dan detik berikutnya sambungannya itu tiba-tiba dimatikan sepihak oleh Mahen.
Suasana mendadak sepi, Jelita menatap wallpaper layar ponselnya sambil termenung, suara bising televisi di depannya mendadak hilang, yang terdengar ditelinganya hanya suara yang memanggil Mahen tadi di telepon.
"Mas Mahen."
Suara itu kembali berdengung di telinganya.
"Gue pasti salah denger." gumamnya. Kemudian dia menggelengkan kepalanya. "Nggak mungkin kalau tadi gue denger suara Yelena."
Yelena Fricellia, dia adalah seorang Aktris yang memiliki suara merdu jika bernyanyi, selain itu Yelena adalah salah satu orang yang begitu berharga di masa lalu Mahen, bisa disebut Yelena adalah mantan pacar suaminya.
"Kayaknya Mahen bener, kalau lebaran gue harusnya beli korek kuping." katanya lagi.
Jelita kembali mengambil ponselnya lalu ia mengetikan sebuah pesan kepada sang vokalis.
To: Harsa Dwi Pratama.
Bilangin ke Kang Hendra, pulang dari sana beliin gue korek kuping.
******
Diriuhnya suara panggung malam ini, ada dua insan yang lebih memilih untuk menyepi dari backstage, mereka berdiri di sana dengan jarak sekitar satu meter. Dalam diam mereka menatap satu sama lain. Ini bukan pertemuan pertama nereka setelah sekian lama tak saling bertatap muka, kemarin, kemarin dan kemarinnya lagi mereka sudah bertemu beberapa kali, namun canggung itu masih tetap Mahen rasakan.
"Len?" Mahen menyapanya.
Yelena hanya tersenyum manis di depan Mahen.
"Kamu sama siapa ke sini?" tanya Mahen.
"Managerku, tapi pas syuting dia pulang duluan. Soalnya ada telepon kalau anaknya sakit, jadi aku suruh pulang." Jawabnya, tak lama Yelena menunduk sebentar seperti enggan untuk bicara.
"Ngomong aja, sebisa mungkin aku bakal bantu." sudah tidak heran jika Mahen tahu kalau ada yang mau dibicarakan oleh Yelena padanya, terbukti dari tingkahnya yang sudah amat Mahen hapal di luar kepala.
"Kalau Mas nggak keberatan aku mau minta antar pulang, sebenarnya tadi aku mau naik taksi tapi takut, terus aku keingat kalau Mas manggung di sekitaran tempat syutingku, jadi aku pikir lebih baik aku minta anter sama orang yang aku percaya."
Mahen mengangguk mengerti, dia tahu Yelena pernah mengalami hal yang tidak mengenakan ketika pulang malam dengan taksi, dan sekarang Yelena sepertinya trauma pulang diantar taksi.
"Yaudah, nanti aku antar, tapi kayaknya bakal malam banget nggak apa-apa?"
"Nggak apa-apa Mas, lagian aku juga pengen liat kamu tampil dulu."
"Ayo, ikut aku." Mahen mengulurkan tangannya untuk mengajak Yelena ke tempat teman-temannya berkumpul.
Awalnya Mahen ragu mengulurkan tangannya, tapi setelah melihat cara berjalan Yelena, nampaknya dia memang harus memberikan tangannya untuk perempuan imut itu.
"Makasih Mas."
Yelena menautkan tanganya dengan Mahen, tanpa dia tahu bahwa laki-laki yang dia genggam tangannya ini sudah berbeda sejak dia pergi satu tahun lalu ke tempat yang begitu jauh.
"Lena,,, seandainya kamu nggak pergi waktu itu, dengan tanpa ragu aku akan berikan kedua tanganku, bahkan segalanya. Tapi sekarang aku ragu Len, aku ragu, karena dengan seperti ini, aku takut ada hati lain yang terluka."
Bersambung...
Cerita ini cuma sampai part 13, nggak begitu panjang, dan bakal aku jadikan selingan kalau-kalau aku nggak update Love In Boarding House.
Soal Visual masih sama lah Blackpink dan Nct, aku males upload foto, kalian bakal tau mereka siapa soalnya aku selalu ngambil nama dengan huruf depan yang sama kayak nama panggung mereka.
Tapi soal Yelena kalian bebas mau bayangin siapa aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Domestic Problems
FanfictionJelita tahu memiliki suami seorang gitaris dari Band terkenal seperti Mahendra memang tidak mudah. Selain rumah tangganya yang disembunyikan dari publik, dia juga harus selalu berpikir positif dan memiliki kepercayaan yang tinggi untuk laki-laki itu...