1 | Prolog

26.2K 2.1K 164
                                    

Vote!

Kamis, 3 November 2022
.

.

.

Gelak tawa itu begitu mengiris uluh hati Bisma Pradipta Baskoro, seorang remaja yang kini seragamnya basah karena baru saja disiram air mineral oleh Ardio Lintang Mahandi.

Bisma berlutut dan merunduk menatap sepatu basket mahal kotor Dio karena noda es krim di hadapannya.

"Jilat ...!" perintah Dio dingin dan tajam pun dengan berkacak pinggang.

Dengan ragu Bisma mulai merunduk hendak menjilat es krim Dio yang jatuh karena tak sengaja ia senggol lalu mengotori sepatu basketnya.

"Jilat, Baskoro ...!" Cicit Dio semakin tajam sekali lagi.

Bisma terpaksa benar menjilatnya.

Dio dan semua temannya terbahak puas melihat Bisma si penurut itu.

"Good boy!" Dio mengusak puncak kepala Bisma untuk semakin mengejek lalu kemudian pergi meninggalkannya dengan tetap bergelak tawa bersama yang lainnya.

Ngilu, sakit dan perih sekali dada Bisma, dia semkain merunduk kemudian menelan ludah kasar seraya meremas kepalan tangan mencoba menguatkan diri setelah dihina begini.

____________________________________________________________

Bisma di bangku penonton tersenyum bangga dengan menampkan dua lesung di pipi melihat Dio di lapangan basket sana nampak begitu keren memimpin team sekolah mereka.

Wajah tampan dan manis Dio tampak begitu memesona di matanya, Dio begitu luar biasa saat kulit putihnya nampak berkilau karena keringat dan tepian rambut basahnya.

Tapi di detik tatapan mereka bertemu, Dio mengacungkan jari tengah. Dan detik itu juga Bisma merunduk karenanya.

___________________________________________________________

"Lo itu kenapa, Njing? Ada yang salah sama muka ganteng gue?" tanya Dio dengan nada rendah sarkas. "Kenapa lo terus-terusan liatin gue, huh?! Lo bikin gue nggak nyaman, BANGSAT!" Dio menggebrak meja Bisma kalap.

Bisama tersentak dan dengan tergagap dia berucap, "Ma-maaf," Lalu merunduk takut.

Dan Dio mendorong kasar sekalian kepala Bisma ke bawah agar semakin menunduk padanya sebelum dia beranjak bersama teman-temannya.

____________________________________________________________

Tampak Dio menendang ban motor besarnya lalu berkacak pinggang dan menengadah membuang napas jengah di depan sana.

Bisma yang melihat itu dari jauh mendongak menatap langit, tampak basah dan abu-abu lalu dengan pelan ia juga ikut menepi menyebelahi Dio yang sepertinya butuh bantuan ini.

Dio melirik jijik dan sadis.

"Bentar lagi ujan, ka-kalau lo mau, lo bisa ikut gue dulu," tawar Bisma ragu.

Dio menyilangkan tangan di dada. "Lo lagi latihan jadi pahlawan?"

"Bukan gitu maksud gu—"

"Sini kunci motor lo!" Tegas Dio dengan menengadahkan telapak tangan memaksa.

Bisma turun dari motor besarnya lalu memberikan kunci itu pada Dio sesuai permintaan, jujur saja aura Dio memang mematikan.

Dan dengan jahatnya Dio menunggangi motor Bisma, lalu meninggalkan Bisma dengan motor miliknya yang bannya kempes itu.

Bisma berkedip dua kali menatap punggung Dio yang menaiki motornya melesat semakin jauh kemudian hilang dari pandangan mata. Tersenyum tipis, berbuat baik pada anak laki-laki pucat itu adalah kesalahan sebenarnya.

__________________________________________________________

Sepuluh tahun berlalu.

.

.

.

"Bagaimana bisa Ayah menjual saham kita pada mereka?!"

"Kita kalah, Dio ... kita terlalu banyak hutang dengan mereka,"

Dio mendesis, lalu dadanya tampak menggembung dan memijat pangkal hidung.

Pemimpin Mereka adalah Bisma Pradipta Baskoro, anak laki-laki korban bully Dio di masa sekolah, dan sekarang dia akan berada di bawah kepemimpinannya.

Dio tidak terima.

MR. KINGSLEY [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang