Chapter 3 ~

68 9 2
                                    

Author's POV
.
.
.
"SIII ANJINGGG SIALANNN!! "

"SIALLLL!!! CUIHHHHH! "

Yulie langsung berlari ke kamar mandi setelah mendapatkan ciuman paksa dari Reo. Di depan cermin, Yulie terus mengumpat sambil membasuh bibirnya dengan air yang mengalir di wastafel.

Tak puas membasuh bibirnya saja, Yulie pun membasuh seluruh mukanya hingga poninya basah terkena air.

Dia pun menghadap ke kaca dan menatap wajahnya lekat-lekat. Beberapa kali dia menupuk pipinya dengan kedua tangan memastikan kalau ini hanya mimpi.

"Anjirrrlahhhh!!! Jijik gue!! ",umpat Yulie setelah yakin kalau ini bukanlah mimpi.

Dengan ujung jarinya, Yulie menyentuh bibirnya. Seketika dia teringat kejadian tadi, di saat Reo melumat bibirnya. Dia lebih syok lagi saat mengingat suara desahanya yang tidak sengaja keluar. Seakan Yulie juga menikmati ciuman paksa itu.

"ANJIRRR SIALANNN!!! Napa gue goblok banget!! ",umpat Yulie.

Wajahnya pun mulai merah merona senada dengan warna rambutnya. Dia pun terus membasuh mukanya dengan kasar dan berharap wajahnya kembali normal.

Yulie pun tidak berani kembali ke kelas. Dia masih trauma bertemu dengan Reo, apalagi dia merasa aneh dengan jantungnya yang saat ini berdetak tidak karuan.

Setiap saat wajah Reo yang selalu ada di dipikirannya, membuatnya frustasi dan kesal sendiri.

Pelajaran pertama pun sudah dimulai, tapi Yulie terus berjalan melewati lorong dan naik ke tangga. Hingga ia melewati tempat kejadian itu.

Iyah kejadian saat Yulie dan Reo terjatuh dari tangga dan tak sengaja berciuman.

Yulie yang teringat kejadian itu pun merasa kesal dan mempercepat langkahnya untuk naik ke loteng.

Sayangnya saat ini pintu loteng sedang terkunci, dan yang membawa kuncinya adalah si Reo. Dengan kesal Yulie menendang pintu yang ada di depannya.

Beberapa hari yang lalu, Yulie melupakan kunci lotengnya di ruang osis. Reo yang melihat kunci itu tergeletak sembarang pun menyimpannya dengan baik agar tidak hilang.

Hasilnya Yulie sang penguasa loteng pun tidak bisa masuk seenaknya ke area loteng saat ini.

"Sialan!! ",umpat Yulie sambil mengepalkan tangan.

Niatnya untuk bolos pelajaran dan tiduran di loteng pun gagal. Akhirnya Yulie, duduk di sekitar situ dan menyalakan smarthphonenya lalu memasang ear pod di telinganya.

Yulie mulai mendengarkan lagu kesukaannya dan ikut bersenandung pelan. Dia berusaha menyibukan diri untuk melupakan kejadian tadi.

Tapi tetap saja dia masih bisa melihat reka ulang kejadian itu tanpa sengaja. Seperti orang frustasi, kini sang Playboy berambut merah itu hanya bisa duduk dilantai dan memeluk lututnya erat-erat. Perasaannya tidak pernah sekacau ini sebelumnya.

Dan tak sengaja lagu rock yang dia dengarkan berubah jadi lagu galau. Dengan cepat Yulie mematikan musik di hpnya.

"Playlist random sialan!!",umpat Yulie.

Di sisi lain, Reo saat ini sedang giat belajat di kelas karena dia ambisi mendapatkan peringkat pertama. Tapi rasanya ada yang kurang karena si tukang molor berambut merah tidak ada di sampingnya.

Beberapa kali pandangan Reo teralihkan ke meja Yulie yang selalu menjadi bantal favoritnya saat molor di kelas. Tanpa sadar Reo pun tersenyum sendiri mengingat kejadian tadi pagi.

Reo tidak bisa melupakan wajah Yulie yang semerah rambutnya. Baginya menggoda Yulie adalah hiburan tersendiri.

Teman sekelas Reo pun curiga melihat senyuman itu. Mereka mulai khawatir dengan keberadaan Yulie yang sebelumnya tidak pernah bolos.

Reo Vs Yulie [ BL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang