"gue duluan assalamualaikum" ucap nadya lalu lari terbirit birit keluar dari mobil.
Sementara Reza hanya menatapnya tanpa berniat mengeluarkan sepatah kata pun, ia sudah terbiasa dengan tingkah adiknya yang no have akhlak itu.
Sementara nadya, sekarang ia sufah berada di depan kelasnya.
"kelas gue kalem amat ni hari, " nadya menatap pintu kelasnya yang masih tertutup dan tidak ada suara.
"perasaan gue ngak salah kelas deh" nadya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Tanpa memikirkan apapun ia lantas masuk ke dalam dengan mendorong pintu yang cukup keras, dan sebuah ember berisikan tepung tumpah ke arahnya.
Ya, itu pasti kerjaan temannya yang no have akhlak pastinya."siapa yang berani bikin gue kek gini"teriak nadya yang membuat semua yang ada di dalam kelas merinding.
"tuh kan apa gue bilang, yang kena bukan bu jamilah malah singa maemunah anjir" bisik seorang siswa yang di dengar jelas oleh nadya.
"maksud lo apa hah, markonah ngatain gue singa maemunah" nadya berjalan menuju sisiwa tadi dengan bajunya yang sudah kotor akibat tepung tadi.
Siswa tadi yang melihat nadya berjalan ke arahnya lantas mengatup tangan membuat permohonan maaf seraya tersenyum, sementara yang lain hanya menatap nadya ngeri.
"oke, karena hari ini mood gue baik, gue traktir kalian semua di kantin" teriak nadya tak jelas membuat semua yang ada di sana bingung.
"nad, lo ngak pa pa kan, masak gara gara ketimpa tepung otak lo oleng kek gitu" sewa menyentuh pundak nadya.
"sewa temen ku, aku serius malahan dua rius, kalian boleh ke kantin semuanya biar aku yang bayar"nadya memandang sewa malas.
"nad jangan gini, gue tau lo itu punya impian buat bangun RSJ tapi jangan lo juga jadi pasien nya, gw tau bokap ama nyokap lo kaya" ica menimpali sambil mendramatis.
Sementara nadya hanya melonggo menatap satu persatu temannya yang sudah keluar dari kelas mungkin ingin ke kantin makan traktiran gua pikirnya.
Dari pada menatap nadya yang mungkin sudah kerasukan setan setelah ketumpahan tepung, ica dengan cepat menarik tangan nadya dan menyeret nya ke toilet diikuti oleh sewa dan tentunya nadya hanya mengikuti nya saja tanpa berniat membantunya.
"padahal baikan gw hari ini, mau traktir seisi kelas, lah mereka malah buat gw kek gini, salah gw apasih, di mobil sama abang di sini sama kalian, otak gw pusing tau ngak kalishh" belum habis nadya menggerutu karena kekesalannya kepada teman sekelasnya, nadya terdiam menatap seseorang yang berdiri di depan toilet pria, nadya tanpa sadar melangkah ke sana dengan pakaiannya yang masih kotor akibat tepung.
"woi cowok aneh plus ganteng dan pastinya lu nakal ya, ngapain lu ngerokok di sini" teriak nadya cukup keras sehingga orang orang yang lewat menatapnya heran.
Tanpa mempedulikan orang orang, ia menatap cowok yang sedang menatapnya dingin.
Nadya berjalan dan berhenti tepat di hadapan cowok itu."oh, jadi kamu alvino" lirik nadya tepat di baju alvino yang ber tag namanya.
Alvino hanya diam tanpa niatan menjawab nadya, nadya memandang balik alvino, ia mengambil rokok yang di apit alvino dan menghisap nya,
Alvino tercengang melihat cewek di depannya itu."oh iya, baju gw masih kotor akibat tepung, gw pergi dulu ya " pamit nadya lalu pergi menyisakan alvino yang masih terdiam di tempat.
"oh ya, ini buat gw ya" teriak nadya yang sudah menjauh dari alvino dan masih membawa rokok nya.
Alvino masih menatapnya heran, sehingga ia tak sadar teman yang sudah dari tadi ia tunggu di depan toilet sudah keluar dari tadi.
"lo suka sama dia" tanya aris mengagetkan alvino
"lu kok lama banget sih, capek tau gw tunggu lo,lo bisa ngak sih kalo ke toilet itu sendiri, ngak usah ajak temen, lo tu kayak cewek, takut hantu,takut apalah gw ngak tau, mana lama lagi kek tunggu presiden pake make up bisa seabad" gerutunya panjang lebar
"ini" aris menyerahkan secarik kertas yang membuat alvino bingung
"kertas apa nih" alvino tak berniat mengambilnya.
"ini semua kata kata lo tadi gw tulis, liat aja kata kata nya sampai salembar hvs" aris tersenyum menatap muka alvino yang sudah merah padam karena marah
"dasar teman bangsat" alvino berteriak tepat di muka aris sehingga aris menjauh dari alvino seraya tersenyum.
***
Itu dulu ya cerita nadya, jangan lupa vote and komen, biar outhor semangat ngetiknya
See you readers 😊

KAMU SEDANG MEMBACA
Alvino & Nadya
De TodoIni bukan kisah seorang cewek yang kalem katemu cowok baik, bukan juga cewek yang munafik namun endingnya baik, melainkan kisah seorang nadya yang memiliki hobi yang aneh, dengan alvino yang hobinya cerewet. Langsung saja kita simak kisahnya. Janga...