[📌] 10

2.9K 247 18
                                    

uriiipuup 🍋

____________

Pagi ini, Rose pergi berkunjung ke toko perhiasan milik sahabatnya, Lalisa Manoban. Wanita berdarah Thailand pemilik sebuah toko terkenal di Seoul, LM Jewelry.
Dan Rose datang berkunjung untuk sekedar melepas bosannya dan rindu pada sahabat nya tersebut.

"Ini sangat lucu!" Rose berseru kegirangan melihat sebuah kalung indah dengan bermatakan seekor angsa putih.

"Kau mau? Ambillah." Ujar Lisa dengan senyum kecilnya.

"Kau serius?" Tanya Rose tak percaya.

Lisa mengangguk "Tentu saja."

"Terima kasih!"

"Sama sama."

Rose pun memakai kalung tersebut dan menatap dirinya di sebuah cermin di sana.
"Jadi sekarang kau tidak bekerja?" Tanya Lisa.

Rose menggeleng dan berjalan menuju ke arah Lisa yang sedang duduk di sebuah sofa. "Aku bekerja, tapi tidak sesering dulu."
"Bahkan aku melakukan beberapa kali pemotretan dalam sebulan ini, Jungkook melarang ku terlalu sering bekerja." Rose bercerita.

"Kelinci kesayangan mu terlalu memanjakan tupai nya." Lisa tersenyum menggoda.

Ya, Lisa memang benar! Jungkook selalu memanjakan tupai nya setiap saat.

"Bagaimana kalau sekarang kita pergi makan siang? Aku benar-benar kelaparan." Rose berujar. "Aku yang traktir?" Tawarnya.

"Tawaran yang ku suka." Kekeh Lisa dan di sambut tawa renyah oleh Rose.

"Ayo!"

📌

Siang ini, Mingyu dan Seulgi tiba-tiba di seret oleh Rose menuju dapur membuat keduanya bertanya-tanya, ada apa mereka di bawa menuju dapur.

"Nona muda, ada apa nona membawa kami kemari?" Tanya Seulgi.

Rose melepas cekalan nya pada kedua tangan Mingyu dan Seulgi dan menatap mereka dengan senyuman.
"Aku baru saja belajar membuat kue, aku ingin kalian mencobanya, apakah enak atau tidak." Ungkap Rose sambil menyiapkan dua buah piring berisikan potongan kue.

Mingyu dan Seulgi melihat piring tersebut dengan tanda tanya. "Apakah nona yang membuat nya?" Tanya Mingyu sopan dan Rose mengangguk.

"Tapi, kenapa harus kami yang mencobanya, nona? Masakan nona pasti enak." Ujar Mingyu canggung.

Rose menggeleng pelan. "Tidak tidak, aku tidak ingin mencobanya lebih dulu, aku ingin tau bagaimana pendapat kalian." Imbuhnya.

"Cobalah!" Rose kembali menyodorkan piring berisikan potongan kue tersebut.

"Tapi-"

"Ayo, coba saja!" Paksa Rose, Mingyu dan Seulgi pun mulai memakan kue tersebut dalam diam.

"Bagaimana?" Tanya Rose tak sabaran setelah melihat keduanya memakan kue buatannya.

"Ini sangat enak!" Seulgi tersenyum.

"Nona sangat pandai membuatnya." Puji Mingyu.

"Benarkah?" Tanya Rose antusias.

"Tentu, nona."

"Terima kasih!"
"Aku sangat senang!" Rose yang dari tadi berdiri kini duduk di hadapan Mingyu dan Seulgi. "Apa kalian tau, ulang tahun Jungkook tinggal satu bulan lagi, menurut kalian aku harus menghadiahkan nya apa?" Rose kembali bertanya, meminta pendapat keduanya.

"Anda tidak perlu menghadiahkan tuan Jeon apapun, bukankah setiap perayaan ulang tahunnya dia selalu ingin anda tetap bersamanya?" Balas Seulgi.

Memang benar yang dikatakan Seulgi barusan, Jungkook bahkan tidak pernah meminta hadiah darinya, Jungkook selalu meminta agar setiap ulang tahunnya Rose selalu ada di setiap perayaan pertambahan usianya.

Rose pun mengiyakan perkataan Seulgi.
"Iya, dia selalu mengatakan itu, membuat ku bosan saja karena mendengarnya tiap tahun." Kekeh nya.

"Tuan muda sangat mencintai anda." Imbuh Mingyu.

"Iya, dia tergila-gila padaku bukan?" Rose kembali tertawa. "Dia bahkan pernah memarahi kalian karena aku di gigit semut di ruang gym, dia bahkan memanggil cleaning service, dia terlalu berlebihan!"
"Sekarang dia menyuruhku untuk lebih sering di rumah, aku benar-benar bosan dibuatnya..." Rose bercerita pada keduanya seolah menganggap Mingyu dan Seulgi adalah sahabatnya, melupakan fakta bahwa mereka adalah seorang atasan dan bawahan.

Disaat Rose yang merasa biasa biasa saja ketika berbicara dengan mereka, justru Mingyu dan Seulgi merasa sedikit canggung untuk sekedar bercengkrama dengan nyonya muda tersebut. Mereka juga sedikit tersentuh karena sikap Rose yang tidak pernah membedakan pangkat di saat berteman.

"Mungkin bukan tanpa alasan tuan muda melarang anda keluar." Ucap Seulgi.

"Ya, dia memiliki musuh yang ingin mengincar ku."
"Mungkin itu alasannya?" Balas Rose frontal membuat keduanya sedikit terkejut.
"Lagi pula apa yang perlu di takutkan, kalian kan selalu menjagaku." Lanjut Rose dengan percaya diri. "Benarkan?"

Mingyu dan Seulgi saling pandang, kemudian tersenyum kaku menatap Rose.
"T-tentu, nona."

Rose tersenyum mendengar jawaban keduanya, dia percaya pada Mingyu dan Seulgi. "Sepertinya aku akan pergi mandi kemudian tidur, aku sangat capek membuat kue." Rose berdiri dari duduknya.

Seulgi mengangguk kemudian berdiri diikuti oleh Mingyu.
"Terima kasih atas kuenya, nona." Keduanya menunduk.

Rose berjalan pergi dari dapur, kini tersisa Mingyu dan Seulgi di sana. Keduanya menatap punggung sang nyonya muda dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Kau masih yakin?"

"Aku tidak tau..."

















####

Yeay!! Akhirnya double up✨✨

Ayo angkat tangan siapa yang minta double up? 😆 I kabulin ya..

Huhu... Makasi ya, buat yang udah ngasi semangat sama yang tetep vote dan comment, i terharu loh liat ketikan kalian berupa dukungan, padahal i gak pernah maksa kalian buat vote dan comment mengingat cerita i gak sebagus cerita author lainnya, sekali lagi makasi ya... ✨✨

Semoga suka gaisss

Kasi lemon dulu sebelum pamit😆🍋🍋🍋🍋🍋sekalian hujan🌧🌧🌧

[✔] 𝐉𝐞𝐨𝐧 𝐉𝐮𝐧𝐠𝐤𝐨𝐨𝐤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang