Flashback On
Para pria berbaju hitam itu terus berlari mengikuti bayanganku, terengah-engah aku berlari ketakutan sambil mencari tempat yang aman untuk bersembunyi. Aku berlari kesana-kemari, berharap ada tempat tertutup untuk bersembunyi .
Aku berhenti sejenak melihat tubuhku dibaluti hoodie tebal, aku melepasnya dan membuang hoodie itu ketempat sampah sambil kututupi dengan tumpukan sampah. Dengan begini, ku kira bisa membantu agar mereka tak melihat dan menangkapku. Aku lanjut berlari mengikuti arah gudang ini."Ayo terus cari! Ke arah sana .."
Suara dan langkah mereka semakin terdengar keras, tak lama mereka pasti menemukanku, aku tak tahu kemana lagi aku akan sembunyi. Aku masih berlari hingga ujung gudang, sampai akhirnya aku menemukan jalan buntu di sudut gudang pasar malam itu. Sial. Ya tuhan, apalagi ini, tolong bantu aku, aku tidak ingin kembali ke tempat mengerikan itu lagi. Jika Kau berikan satu kesempatan untuk aku terselamatkan dari kejaran mereka, aku pastikan dan berjanji akan memperbaiki semua masalah yang aku buat ini. Tolong tuhann. Batinku terus memohon sembari memenjamkan mata dan perlahan air mataku jatuh, aku ketakutan. Berharap para pria brengsek itu tidak melihatku.
Tiba-tiba seseorang menarik lengan tanganku, membungkam mulutku, aku melihat wajahnya, menatap kedua bola matanya, biru lekat dan tajam namun meneduhkan, berhidung mancung, bulu mata tebal dan what ada apa dengan wajahnya, kusam kotor penuh dengan goresan luka. Aishh siapa orang ini.
"Hai, siapa kau?!!" Aku memberontak berusaha melepas cengkramannya.
"Shhhttt... Diam!! Dengarkan aku, aku tak akan menyakitimu" Pria ini menahanku lebih kuat. Dia menaruh telunjuknya di depan bibirnya menyuruhku diam agar tak bersuara."Ikut aku..." Bisiknya sambil menatapku dengan tatapan serius. Spontan aku mengangguk tegas meski dengan segudang kekhawatiran dan kebingungan.
Okay. Ketakutanku semakin bertambah, setelah para pria suruhan papah itu ingin menangkapku dan sekarang siapa dia? Dia bukan suruhan papah jugakan? Pasti ini pemuda yang baik kan? Aku bisa percaya kan padanya?
Ya. Tentu. Aku harus ikut pemuda ini untuk kabur dari pria pria suruhan papah itu.
Dengan cepat pria ini menyeret beberapa tong bensin tabung yang ada di pinggiran sudut gudang, dan terlihatlah tembok yang berlubang. Wah, ternyata ada jalan yang tertutup, jalan rahasia. Tak kusangka aku kira jalan rahasia seperti ini hanya ada di drama-drama korea, ternyata di dunia nyatapun ada ya. Tapi lubang ini sangat kecil dan terlihat gelap sekali dari luar.
"Ayo masuk !!" Ia menyuruhku.
"Hahh?" Aku ragu.
"Haissh, kau ini lama sekali" Dia menarik lengan tanganku, hingga aku dan dia memasuki lubang rahasia itu. Pemuda ini langsung segera menutup kembali lubang tembok dengan tong-tong bensin kosong itu.
Berbarengan aku telah memasuki lubang terowongan itu, para pria pun datang sampai ke sudut gudang.
"Brengsek, kemana dia. Tidak ada disini, cari lagi"
Terdengar keras suara kekesalan salah satu diantara mereka yang masih tak berhasil menemukanku.
"Hufft gelap sekali disini. Pria pria brengsek kau tak akan menemukanku, huh.. " Aku menghela nafas.
Tuhan, akhirnya aku bersembunyi juga dari pria brengsek itu. Tak sadar, ternyata pemuda ini sedang menatapku tajam.
"Kau ingin tinggal di lubang ini dengan para tikus dan kecoa?" Pemuda itu tampak kesal.
"WHAT?!! Apaan sih, ya kali siapa yang mau.."
Pemuda ini galak juga ternyata. Batinku kesal.
"Ayo, keluar. Ikut dibelakangku."
"Alrighttt.."Pemuda ini berjalan menunjukan arah aku pun mengikuti di belakangnya. Tak sampai lima menit kemudian, secercah cahaya terlihat, cukup jauh juga jalan rahasia ini, pemuda ini berjalan cepat sekali sehingga aku pun harus cepat mengikuti langkahnya. Dari belakang aku melihat pemuda ini penuh dengan keringat hingga kaos coklat muda yang dikenakannyapun basah kuyup seperti habis ketumpahan air, nampaknya dia kecapean sekali. Aku mulai bertanya-tanya lagi siapa dia, apa yang telah terjadi padanya? Pikiranku dipenuhi dengan pertanyaan tentang identitas pemuda ini. Sampai akhirnya kita sampai di ujung lubang gelap ini. Apa ini, lubang keluarnya berada diatas?! Jadi, untuk keluar bukankah harus memanjat? Benarkah?
Ah, kenapa sulit sekali hari ini.
Aku mendengus meremas kepalaku kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Closer to Away
Teen FictionTak perlu tau namaku siapa, aku orang seperti apa, siapa keluargaku, bagaimana pendidikanku atau hal lainnya tentang diriku. Karena cerita ini akan menjelaskan semuanya tentang diriku di masa lalu dan masa kini. Tentang aku yang rapuh seperti kapur...