Aku telah menjelaskan padamu bahwa tatapan itu tidaklah hampa belaka. Aku telah menjelaskan padamu melalui jabat tangan bahwa genggaman itu tidaklah tanpa makna. Pada nada bicara kusisipkan gema bahwa kamu sungguh membuatku memendam rasa.
Aku menuliskan kata-kata dan membiarkan kepalaku penuh sejak hari itu, aku kembali berlari kepada puisi dan menemuimu disana berkali-kali.
Bisakah kau memaknai segala sesuatu yang kutulis sepanjang kalimat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
memiliki kehilangan
EspiritualSebagian hati dikoyak rindu yang mengakar Sebagian lagi menjadi lebih kekar, karna kehilangan itu merupa satu dari banyak cara Tuhan buat kita makin terpelajar Bukankah begitu, kekasih(?)