0.1

8 2 0
                                    

Kuyakin wajahku sangat masam sekarang. Tanpa perlu melihat cermin, yang memang biasa kulakukanㅡkau tahu bagaimana perempuan. Ayahku, seolah menuli saat dia membalik lembar demi lembar kertas yang sudah ditandatangani itu.

Oh, aku sudah mendapatkan persetujuan untuk kerjasama. Dan seharusnya juga, aku sudah lepas tangan saat ini. Meski memang masih ada beberapa tanggung jawab yang harus kuemban karena akulah yang melakukan negosiasi, tapi kenapa ayahku seolah tak puas?!

"Ayah, aku harus ke Paris," tekanku. "Kenapa tidak berikan ini pada kakak saja. Dia ahli di bidang ini," lanjutku.

Ayah diam, artinya ada kesempatan bagiku untuk melanjutkan. "Ayah, ini mimpiku sejak lama," berhenti sejenak, lalu melanjutkan; "Ibu pernah bilang, bahwa aku akan menjadi desainer yang hebat. Biarkan aku pergi."

Pria dengan usia menginjak empat puluhan itu meletakkan kacamatanya. Tahu benar bahwa titik lemahnya adalah istrinya sendiri, yaitu ibuku.

"Kapan kau akan berangkat?"

Senyumku menahan diri untuk tidak terkembang. "Tiga hari lagi."

"Kau benar-benar sudah sejauh ini?" Aku terdiam.

Benar. Aku memang jauh-jauh hari merencanakannya.

Aku, ingin pergi ke Paris. Tempat yang tertulis dalam dream wishes milik mendiang ibuku. The City of Love.

Keheningan canggung meresap dalam atmosfer. Reo melangkah mendekat sebelum meraih tubuh putri semata wayangnya ke dalam dekapan hangat.

"Jadi, kau sudah bertemu dengannya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐒𝐮𝐦𝐦𝐞𝐫 𝐑𝐚𝐢𝐧 | PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang