Malam hari, dihari pesta perayaan ulang tahun musik. Barcode dan Nakunta sedang bersiap siap didalam kosan mereka untuk pergi ketempat acara itu berada. Sedangkan, noe sudah berangkat bersama kakel yang bernama Boss.
"Emang anjing itu sih nono, dia lebih milih sih kakel itu dari pada temenya sendiri," upatan terus bergemuru dari mulut Nakunta, sedangkan Barcode hanya ketawa sambil berdandan didepan cermin.
"Udahlah namanya juga orang kasmaran Ta."
"Untung ada lo beb, kalau ga ada nanti dede unta sama siapa," kata Nakunta memeluk tubuh ramping Barcode, membuat Bar bergidik geli.
"Jijik bangsat," setelah mengatakan itu tiba tiba ponsel Barcode berdering kencang. Matanya melebar, namun bibirnya ntah kenapa tersenyum tipis ketika melihat nama orang yang menelfonya
"Hallo kak?"
["Gue ada didepan, cepet keluar!]
"Loh? Ngapain kak?"
"Bunuh lo, ya tentu jemput lo lah, cepet!]
Tut tut tut.
Barcode hanya bisa berdecak kesal, memang benar-benar kakel tidak tau diri deh. Main mati-matiin aja sebelum Bar selesai bicara. Namun, matanya kembali menatap kearah Ta yang kini sedang melototinya.
"Bar jangan bilang?"
Barcode tersenyum lalu memegang kedua pundak nakunta dengan lembut. "maafin gue bro. "
Barcode langsung berlari kecil untuk menuju jeff yang telah menunggunya didepan kosan itu.
Mata sayu Barcode menatap setiap inci wajah dan tubuh Jeff. Hari ini dia tampak sangat tampan dan keren, rambut yang dikuncir dengan stelan baju warna hitamnya.
"Phi Jeff," panggil Bar, membuat sang pemilik nama menegok kearahnya.
Jeff tersenyum, lalu turun dari motor kesayanganya, "wajah lo ga perna berubah ya, selalu mengemaskan setiap waktunya."
Blus, kini Bar langsung memerah. Bahkan ia melupakan fakta jika ia masih lelaki normal yang suka dengan wanita.
"Kau juga sama Kak," kata Bar membuat Jeff penasaran, pujian apa yang akan Barcode berikan padanya,"selalu jelek setiap waktunya."
Damn, Jeff langsung memakaikan helm ditanganya kearah kepala Barcode, lalu ia memukul atas helm itu.
"Sekali kali lo bikin seneng gue napa."
"Iya, lo keren."
Tak ada jawaban, hanya ada goyangan dari tubuh dan senyum tipis Jeff yang terlihat. Setelahnya mereka langsung berangkat keacara ulang tahun musik.
--
Diacara itu, tak ada yang istimewa. Mereka para anggota hanya saling bergibah dan makan bersama. Ada juga yang memainkan alat musik, bahkan yang bermain gamepun ada.
Barcode hanya menatap Jeff yang kini mulai berdiri dari tempat duduk disebelahnya.
"Mau kemana?"
"Kepanggung sana dulu, guekan ketua klubnya jadi sekalian nyanyi," jawab Jeff membuat Barcode hanya mengangguk saja, "mau ikut?"
"Ngak usah kak, Bar disini aja deh!"
"Yaudah kalau gitu," setelah Jeff berbicara seperti itu, iapun langsung menaiki panggung dan memegang mic yang ada ditengah tengah panggung tersebut.
"Sebelumnya saya sangat terimakasih kepada kalian semua yang meluangkan waktunya untuk berkumpul seperti ini, dan saya harapa ditahun berikutnya klub musik ini dipimpin oleh seseorang yang sangat bertanggung jawab dan tidak merusak nama baik klub ini!"
Kata demi kata Jeff ucapkan diatas panggung itu, walaupun ia cukup bandel dengan tingkah yang nakal. Namun, ia sukses mengharumkan nama klub yang ada disekolah tersebut. Semua para anggotapun bertepuk tangan.
"Sebenarnya saya ada sedikit kejutan untuk kalian!"
"Wah kejutan apa kak?"
"Kejutan?"
"Bikin penasaran deh."Kira-kira seperti itulah desas-desis dari orang-orang yang berada didalam ruangan itu.
"Saya kebetulan membawa calon pacar saya kemari, apakah kalian ingin berkenalan denganya."
Barcode sontak kaget, apa yang akan kakel itu perbuat lagi sih? Bahkan wajah dia saja sudah merah meronah padahal jelas-jelas namanya belum disebut. Ia menatap beberapa orang disekitarnya yang begitu penasaran kepada calon pacar jeff dan kebetulan sekali sih Jeff menunjuk kearah Barcode dengan senyuman
"Barcode tinasit sini sayang."
"Bangsat," lirih Barcode dengan malu, plis dia sekarang udah kaya buto merah. Wajahnya benar-benar merah meronah. Ntah sejak kapan kesaltingan ini ada, namun ini benar benar malu bangsat.
"Kak apa-apaan sih," bisik Barcode diladahi malu, namun ia tak diperdulikan oleh Jeff.
"Aku berdiri disini biar semua orang tau kalau aku memang benar-benar suka sama kamu," jeda Jeff menatap lekat mata Barcode dengan matanya, ia meraih tangan Barcode dengan pelan.
"Kamu mau jadi pacar ku?"
Tak ada suara dari mulut Barcode namun dengan caranya ia mengangguk, menandakan jika dirinya telah setuju.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakel Jeff [END]
Fanfiction[Story 1] Satu sekolah dengan pria yang selama ini di-idolakanya adalah suatu keberuntungan kan. Tapi jika pria yang di-idolakanya adalah seorang gay, dan bahkan mengincar barcode untuk menjadi partner gaynya. Padahal jelas jelas barcode sendiri ada...