Ruang keluarga itu tidak pernah rapih semenjak anak-anak beranjak besar. Selalu ada saja mainan atau miniatur karakter maupun buku-buku yang berserakan. Sebenarnya bukannya tidak pernah dibersihkan, hanya saja ketika maid nya bereskan, mainan tersebut kembali berantakan karena ulah kesembilan anaknya itu. Hyunsuk kadang sumpek melihatnya, tetapi mau bagaimana lagi, karena anak-anak mereka sedang masa pertumbuhan dan senang bermain.
Hyunsuk terduduk sembari memijat betisnya yang bengkak karena faktor usia kehamilannya, dan sesekali ia melirik ke arah anak-anak yang sedang bermain. Hanya ada si kembar bungsu dan Doyoung disana, sisanya mereka tengah bersekolah. Sebenarnya ketiga anaknya itu hari ini harus berada di daycare, tetapi entah kenapa mereka menolak untuk berangkat, sedangkan kakak-kakaknya semangat karena Jihoon yang mengantarkan mereka.
Sedikit bercerita tentang keluarga Park, Hyunsuk dan Jihoon menikah saat Hyunsuk berusia 25 tahun. Kala itu Hyunsuk bertemu dengan Jihoon di acara kolega bisnis papanya ketika Hyunsuk tidak sengaja menyenggol minumannya. Sangat klise, mereka berdua saling tertarik satu sama lain. Dan kemudian tanpa sepengetahuan keduanya, orangtua mereka sudah menjodohkannya sejak lama. Entah kebetulan atau bagaimana, Jihoon yang waktu itu baru saja mengakhiri hubungan dengan mantan kekasihnya langsung menyetujui perjodohan tersebut.
Keluarga dari kedua belah pihak sangat antusias ketika mereka menyetujui perjodohan itu. Hubungan keduanya langsung menjadi perbincangan publik yang saat itu kedua keluarganya sedang hangat diperbincangkan publik karena tentu saja keluarga Park yang memiliki bisnis pertambangan terbesar pertama di Asia dan keluarga Choi yang kala itu memiliki acuan bisnis di bidang teknologi. Orang-orang mungkin akan berpikir jika mereka adalah pasangan yang sempurna.
Di tahun pertama pernikahannya mereka langsung di karuniai dua buah hati. Yoshi, Junkyu si kembar yang berbeda tujuh menit dari sang kakak.
Pada tahun-tahun berikutnya mereka tidak menyangka akan memiliki beberapa bayi-bayi mungil nan lucu lagi, karena Hyunsuk maupun Jihoon tidak merencanakan apapun untuk hal tersebut. Sampai kemudian datang pada kehamilan Hyunsuk yang sekarang.
"Mama?" Ucap Doyoung membuyarkan lamunan Hyunsuk.
"Iya sayang?" Jawab Hyunsuk sembari memusatkan perhatiannya pada Doyoung yang sedang memainkan mainannya bersama kedua adiknya.
"Dobby ingin bermain di taman, mama." Ucapnya.
Hyunsuk sedikit mengerjapkan matanya, lalu kemudian kembali menoleh pada Doyoung. "Kenapa? Uhm, maksud mama, memangnya bermain di rumah tidak seru kah?"
Balita itu menggeleng, "aniyo."
Helaan nafas terdengar kala jawaban Doyoung terlontar. Kemudian Hyunsuk melirik arlojinya yang menunjukkan pukul sebelas siang, artinya waktu istirahat jam makan siang akan datang.
Hyunsuk sangat paham jika anak-anaknya sangat bosan sekarang. Ia langsung berdiri dari duduknya dan menatap ketiga anaknya itu sambil tersenyum. "Baiklah, mau ikut mama berbelanja?"
Setelah mendengar penuturan Hyunsuk, binar mata ketiganya terpancar, mereka langsung mengangguk antusias. "MAU!!" seru mereka dengan semangat dan langsung menghampiri Hyunsuk yang tak jauh dari tempatnya.
Hyunsuk tertawa melihat tingkah lucu anak-anaknya. "Setelah itu kita menuju kantor papa, mau?"
Mereka kembali mengangguk. "MAU!!"
"Baiklah, c'mon kids kita berganti pakaian terlebih dahulu." Hyunsuk menggiring ketiga anaknya menuju kamar mereka untuk berganti pakaian.
***
Hyunsuk berjalan di lorong-lorong barisan rak supermarket sembari di bantu dua orang maid ia dan ketiga puteranya itu sibuk memasukkan beberapa belanjaan yang mereka inginkan ke dalam troli. Sedikit berbincang dengan anaknya yang terlewat antusias menunjuk snack dan aneka jelly.
"Sudah, kak?" Tanya Hyunsuk memastikan kembali. "Atau masih ada lagi?"
Ketiga balita itu terlihat menatap Hyunsuk dengan raut berpikir dan kemudian mereka menggelengkan kepalanya kompak.
Hyunsuk mengangguk mengerti. Kemudian ia berjalan menuju kasir diikuti maid di belakangnya yang mendorong troli.
"Jadi totalnya lima puluh ribu won." Kasir supermarket itu menyebutkan total belanjaan Hyunsuk.
Tanpa menunggu lama Hyunsuk mengeluarkan kartu kredit nya dari dalam dompet dan langsung memasukkan kartu hitam itu ke dalam mesin pembayaran. Setelah selesai kemudian Hyunsuk mengambil kantong belanjaan tersebut lalu berlalu sembari mengucapkan terima kasih. "Terimakasih."
Suasana masih sama ketika sudah di dalam mobil pun, anak-anak ribut mengambil jajanannya. Hyunsuk yang duduk disebelahnya pun hanya tersenyum sambil memijit pelipisnya.
"Pelankan suaranya dong kakak kembar, mama pusing nih. Kak Doyoung juga, jangan mengeluarkan semua snack nya." Beruntung, Hyunsuk tidak naik pitam ketika melihat kondisi mereka di dalam mobil itu.
"Tapi mama, kak Dobby sedang mencari coklat." Tangan kecil itu masih mengobrak-abrik si kantong plastik tersebut.
"Mama, ail klim Yuto mana??" Tanya Haruto dengan aksen khasnya.
"Mama, mama!! Ini apa?" Ini Jeongwoo yang bertanya pada Hyunsuk sembari menyodorkan sebuah benda persegi empat yang didalamnya terdapat cokelat.
Melihat adiknya menyodorkan sesuatu kepada sang ibu, Doyoung langsung mengalihkan pandangannya dan ia melihat cokelat yang ia cari berada di tangan sang adik.
"Ini punya kak Dobby tau!" Doyoung mengambil benda tersebut dari tangan kecil Jeongwoo.
Jeongwoo menatap tidak terima pada sang kakak yang mengambil cokelatnya. Kemudian ia merebut kembali benda tersebut dan terjadilah aksi tarik-menarik diantara mereka berdua. Hyunsuk semakin pusing dibuatnya, terlebih sekarang mereka sedang berada didalam mobil.
"Ssstt..!" Hyunsuk mencoba untuk menghentikan, akan tetapi mereka tidak menggubrisnya sama sekali.
"Duhh, pak kita putar balik saja dan pulang ke rumah." Ucap Hyunsuk pada supirnya dan langsung diangguki pak supir.
Mendengar ucapan sang mama mereka sontak langsung menghentikan aksi tarik-menarik itu.
"Mama?!" Mereka bertiga berseru bersamaan.
Hyunsuk hanya melirik ketiganya melalui lirikan mata. "Apa?"
"Kenapa tidak jadi menemui papa?" Ekspresi wajahnya terlihat sedih dan matanya berkaca-kaca.
"Kalian berisik." Jawab Hyunsuk singkat.
"Kami tidak!" Mereka kembali berucap secara bersamaan.
"Itu buktinya."
"Tapi, tapi kami ingin menemui papa huhuhu.." lirih Jeongwoo.
"Kakak juga," disusul Doyoung dan Haruto yang terlihat tidak rela.
"Ya sudah, tapi jangan berisik. Nanti papa marah karena terganggu." Ucap Hyunsuk menasehati.
"Baik mama.." ucap mereka.
"Baiklah mama yeppo.." ucap Doyoung dengan senyuman manisnya.
Dan mobil itupun kembali memutar arah menuju kantor tempat Jihoon bekerja.
—
fin.
KAMU SEDANG MEMBACA
family tree ; treasure
FanfictionKeluarga Park bersama 10 anaknya. 📍 hoonsuk with treasure. started: 20102022 p.s : update klo mood😂