***
Matahari telah terbenam di gantikan oleh bulan.Gadis berparas cantik dengan manik mata coklat itu sedang termenung di balkon kamar nya, berulang kali ia menghembuskan nafasnya kasar dengan mata yang memejam menikmati semilir angin malam.
"Huft... "
Sesaat kemudian ia kembali membuka matanya, menatap bulan dan bintang yang nampak lebih indah malam ini, entah itu hanya perasaannya saja atau memang benar, ia tak tau.
Perlahan, kakinya mulai melangkah kembali ke kamarnya, ia duduk di atas kasur miliknya, mengambil handphone miliknya lalu mendengarkan lagu yang ada di handphone nya.
Tok tok tok
Tak lama dari itu terdengar ketukan dari pintu kamarnya, sontak ia pun menoleh dan segera bangkit dan membuka pintunya, nampak lah seorang gadis dengan senyuman di bibirnya.
"Dek, makan malam sudah siap ayo makan! " ujar Aqiela menatap kembarannya, sedangkan yang di tatap hanya menggumam dan mengangguk lalu kembali menutup pintu.
Syaqiela kembali melangkah pada kasur empuk nya, ia mematikan lagu yang sempat ia dengarkan dan pergi dari kamarnya.
Syaqiela berjalan menuruni tangga dengan malas, namun karena perutnya meminta di isi syaqiela mau tak mau harus melewati tangga untuk pergi ke dapur, andai... Ada lift, fikir nya ber'andai
Sesampainya di meja makan ia langsung duduk di kursinya, disana ada Aqiela, Reni, dan Andre, mereka semua menatap Syaqiela.
"Syaqiela! Kenapa tadi tas kamu di bawa Aqiela? Kamu bolos? " tanya Andre menatap Syaqiela tajam.
"Iya" balas syaqiela menatap Andre dengan ekspresi datarnya.
"Kamu ini bagaimana sih? Papa udah nyuruh kamu jagain kakak kamu! Kenapa kamu malah bolos? Kamu tau? Aqiela di bully!?" ucap Andre yang sedikit menaikkan nada bicaranya dengan menatap nya langsung ke arah Syaqiela.
Syaqiela mengangkat sebelah alisnya lalu mengalihkan pandangannya ke arah Aqiela yang menatapnya juga.
"Lo di bully siapa? " tanya Syaqiela menatap kembarannya itu.
"I-itu, yang b-bully aku i-itu" Aqiela menunduk, ia takut ia akan di bully lagi jika mengatakan siapa pelakunya.
"Siapa Aqiela?! " tanya Andre geram kepada Aqiela yang tak memberi tahu siapa pelaku pembullyan nya.
"K-kania temennya sheila, mereka yang bully aku" ucap Aqiela dengan kepala nya yang masih menunduk.
Prang!
"Bajingan itu lagi! Tidak ada kapok kapoknya! " erang Syaqiela geram dan melempar sendok yang berada di genggamannya.
" mereka kelas berapa? "Tanya Syaqiela menatap Aqiela dengan tatapan tajam nya.
" kelas XI IPS 2" jawab Aqiela dengan sedikit mengangkat kepalanya melihat Syaqiela yang menatap nya tajam.
"Sekelas sama lo? " tanya Syaqiela dan diangguki oleh Aqiela, tangannya terkepal kuat ia merasa geram dengan gadis gadis sialan itu.
"Sudah! Kita makan saja dulu" ucap Reni melerai berusaha mencairkan keadaannya ya mulai menegang.
"Right, Syaqiela, Aqiela, makan dulu! Nanti kita bicarakan dengan kepala dingin." sahut Andre menyetujui ucapan Reni, sedangkan syaqiela dan Aqiela hanya mengangguk patuh.
***
"Aku sudah selesai, aku pamit kekamar ya ma, pa" seru Aqiela berdiri dari duduknya dan pergi ke kamar."Aku juga" ujar syaqiela lalu pergi begitu saja.
Syaqiela berniat pergi ke kamarnya, namun ia mengurungkan niatnya dan pergi kekamar Aqiela.
Tok tok tok
Diketuk nya pintu kamar Aqiela tiga kali, tak lama Aqiela membuka pintunya lalu tersenyum saat melihat Syaqiela yang menemuinya.
"Eh dek? Ada apa? " tanya Aqiela menatap adiknya itu dengan tatapan bertanya tanya.
syaqiela tak menjawab dia menarik tangan Aqiela untuk masuk kamar dan menutup pintu.
"E-eh" kaget Aqiela saat syaqiela menarik tangannya.
"Gue mau bicara empat mata sama lo" ucapnya dengan menatap lurus Aqiela dan tentunya masih dengan ekspresi datarnya.
"Bicara apa? " tanya Aqiela kepada syaqiela.
"Lo di apain sama si lonte itu? " tanya Syaqiela kepada Aqiela yang tengah menatap nya.
"Lonte siapa sih dek? " bingung Aqiela, siapa lonte? Memang ia mempunyai teman yang bernama lonte?
"Kania" ketus syaqiela.
"Oh, itu"
Flashback on
Saat pulang sekolah, Aqiela pergi ke kelas Syaqiela yaitu kelas XI IPS 1 ia berjalan di lorong sendirian hingga akhirnya ia pun sampai, dengan cepat ia membawa tas berwarna hitam dan kuning itu, itu milik syaqiela dan yang satu ia tak tahu karena ia hanya di suruh mengambil tas hitam dan kuning.
Setelah itu ia juga segera pergi dari sana, saat tengah berjalan sambil menenteng tas milik adiknya, ia terjatuh karena ada yang mendorong nya dari belakang.
"Hahaha, gitu aja udah jatoh"tawa seseorang di belakangnya.
Aqiela pun segera bangkit lalu menoleh ke belang.
" k-kamu"ucap Aqiela terlonjak kaget melihat satu gadis cantik dan tinggi itu berada di depannya.
"Lo mau cari mati? Berani beraninya lo bikin sahabat sahabat gue masuk rumah sakit" sentak kania menatap Aqiela yang tertunduk dengan badan gemetar.
"M-maksud kamu a-apa? " tanya Aqiela dan menundukkan kepalanya.
"Gak usah pura-pura gak tau deh! Lo kan yg udh bully sahabat gue di kantin?!" tanya karina dengan tatapan tajam nya.
"Yang ada juga mereka yang bully aku" gumam Aqiela pelan dan masih terdengar oleh Karina.
"Mau balas dendam, heh? " tanya karina dengan seringai nya.
"A-aku gak ngelakuin a-apa-apa k-kok" balas Aqiela semakin menundukan kepala.
Karina lalu mencengkram dagu Aqiela "udah berani lo sama gue? " tanya Kania lalu menghempaskan Dagu Aqiela dengan kasar.
Karina lalu menarik tangan Aqiela membuat nya terjatuh dan terluka, namun Karina terus menarik Aqiela tanpa manusiawi nya.
"Akh pelan jalannya karina, ini sakit" lirih Aqiela dengan mata berkaca-kaca.
"Ups! Sakit, ya? " tanya karina lalu diangguki oleh Aqiela.
Karina yang melihat Aqiela kesakitan pun terseyum puas, karina membawa Aqiela ke belakang sekolah, menghempaskan tubuh milik Aqiela ke sudut tembok. Aqiela yakin pasti punggung nya memar.
Brugg
Karina lalu mendekat, mengambil cutter yang berada di saku bajunya.
"K-kamu m-mau a-apa? " tanya Aqiela gemetar saat melihat karina yang tersenyum smirk sambil memegang pisau cutter tajam di tangannya.
"Hanya bermain"jawab karina lalu berjongkok di hadapan Aqiela.
Karina mulai mengarahkan cutter di tangannya itu pada tangan Aqiela, karina menyayat tangan Aqiela dan darah mulai menetes dengan rintihan Aqiela yang mulai terdengar.
"Qil, lo gak bakal menang ngelawan gue" bisik karina pada telinga Aqiela.
Setelah karina puas dengan tangan ia beralih pada kaki jenjang Aqiela, saat ingin memulai aksinya ia harus terhenti karena ponselnya yang berdering.
Tring tring
Karina berdecak kesal lalu berdiri dari posisinya, menatap tajam Aqiela.
"Kali ini lo lolos tapi lain kali jangan harap lo bakal selamat dari gue" ucap karina dengan seringai di bibirnya lalu setelah itu ia pun pergi.
Flashback off
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow
Teen FictionSyaqiela Thalia Atmajaya, menjalani kehidupan Remajanya menjadi bayangan kakaknya yaitu, Aqiela Thalia Atmajaya. Syaqiela, gadis bar-bar ber IQ tinggi dengan sifat cuek dan dingin nya berbeda dengan Syaqiela, Aqiela, gadis penakut dengan sifat yan...