LISA POV
Seketika aku ditampar oleh penyesalan karena telah mencoba minuman keras itu. Sangat menyedihkan Lalice, seharusnya aku tidak perlu berlagak kuat hanya untuk menjaga harga diriku di depan Hoony. Langkahku terkesan berat dan sedikit menyeret. Meski tidak sepenuhnya kehilangan kesadaran, pandanganku menjadi sedikit kabur.
Beberapa ketukan tidak kunjung menerima balasan dari pemilik rumah. Aku mengetuk pintu dengan agak keras karena sudah beberapa menit menunggu di sini. Cuaca juga tidak banyak membantu karena udara terasa semakin menusuk. Tidak lama kemudian pintu berwarna krem ini akhirnya terbuka.
Seorang gadis bermata kucing menatapku dari balik pintu, dia tersentak ketika pandangan kami bertemu. Seperti biasa mataku bermain di wajahnya, bibir tipis yang berwarna pink ini terlihat sangat menggoda. Dia membuyarkan lamunanku saat menggeser posisiku dan menutup pintu masuk.
Tunggu.
Mengapa aku kembali ke rumah ini?
Bloody hell!
Kau sangat bodoh, Lalisa!
Betapa bodohnya aku! Kenapa aku kembali ke rumah keluarga Kim? Dubu pasti marah karena terlalu lama menungguku. Setelah berperang dengan pikiran sendiri, akhirnya aku tiba di kamar gadis ini. Jennie Kim, gadis yang terkenal di SEISCH karena paras cantiknya. Aku memilki nyali besar untuk tinggal di satu ruangan yang sama.
Jennie benar-benar seorang malaikat, tapi aku tidak bisa membandingkannya dengan Miranda Kerr yang menjadikanku seorang gay sejak berusia 11 tahun. Lol, terlalu dini untuk 'out of the closet', but I did it. Keluargaku sudah mengetahui orientasi seksual yang aku miliki. Sebagian mendukung, hanya Maleficent yang menjadi musuh abadi.
"Ini bukan tempat yang bisa kau kunjungi sesuka hatimu. Setidaknya beritahu aku jika kau pergi ke sesuatu tempat!" Jennie menutup pintu kamar mandi dengan kasar.
"Excuse me?" Aku berdecak kesal.
"Bukankah aku sudah membayar uang sewa? Aku juga memiliki hak untuk tinggal di sini. Dan segala sesuatu yang berhubungan dengan privasiku, tidak patut kau campuri."
"Ini bukan motel! Yang berada di rumah ini adalah orang baik. Semua penyewa di sini memiliki hubungan baik layaknya keluarga, jangan bertingkah seenaknya!" Jennie menyilangkan lengannya.
"Jadi kau menganggapku orang jahat?" Aku tersenyum geli. "Lagi pula untuk apa kemarahan ini?" Aku melepaskan hoodie dan berjalan ke arah kamar mandi.
"Tidak ada yang pergi sebelum aku selesai berbicara!" Jennie membentak.
Gadis bermata cokelat menarikku hingga kami tidak sengaja berpelukan. Kedekatan seperti ini memaksa jantungku bekerja lebih cepat. Aroma tubuhnya memenuhi indera penciumanku, entah bagaimana caranya aku tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Tubuhku diracuni oleh sesuatu yang tak bernama, di mana dia menyerangku dengan perasaan asing.
Swear to God!
Jennie memiliki napas segar yang bercampur dengan aroma cherry yang berasal dari lipsticknya. Memabukkan, satu kata yang bisa membuatmu kehilangan segalanya. Matanya memberi sebuah perintah yang tidak akan menerima penolakan. Aku terpejam seraya mengikuti gerakannya menutup kedua mata cokelat yang indah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL LIAR [ JENLISA | GXG ] ✔
Fanfic[ AREA 🔞 GXG ] Memberikan satu kebohongan hampir selalu membutuhkan kebohongan lain. Sebelum menyadarinya, dia akan terjebak dalam kebohongan itu sendiri.