3

2K 250 30
                                    

Pukul 8 pagi, Nazleen masih bergelung dengan selimut tebalnya di atas kasur. Sinar matahari yang tembus melalui celah gorden pun tidak mampu mengusik tidur si manis. Sampai tiba-tiba seseorang datang dan duduk di pinggir kasur, menatap bayi besar yang tengah tertidur itu.

Usapan lembut di pipi gembil nya, membuat tidur Nazleen terusik. Ia menggeliat sambil menepis pelan tangan yang terus mengelus pipinya itu.

"Nana kelas siang, Baba..."rengek Nazleen dengan mata yang masih terpejam.

"Dek, ini saya..."

Mata Nazleen langsung terbuka sempurna, ia langsung bangun dan mendapati Barra disana.

"Lo? Lo ngapain disini? Lo mau mesum, ya? BABA TOLONGIN NANA, BABA! ADA HALODEK MESUM!!!"teriak Nazleen dengan kencang, hingga sampai ke kamar Delvin karena pintu kamarnya terbuka lebar.

"Berisik banget! Kakak lagi siap-siap mau webminar, lho!"tegur Delvin penuh kesabaran.

"Kakak, liat! Si Halodek mesum ini masuk kamar Nana!"ucap Jaemin tanpa memperdulikan protes kakaknya itu.

Delvin menghela nafas lelah dengan drama adik kesayangannya. "Barra itu kesini mau nganterin kamu ke kampus, dia udah izin sama Papa dan Baba. Kamu udah besar Nana, harusnya kamu ngerti. Kalau Barra berniat macam-macam, buat apa dia buka pintu lebar-lebar?"

"Y-ya-yakan bisa aja dia---"

"Udah. Kakak gak mau denger bantahan apapun lagi. Sekarang kamu mandi, siap-siap, jangan bikin calon suami kamu menunggu terlalu lama! Satu lagi, jangan berisik!"tegas Delvin sambil membenarkan letak kacamatanya.

"Kakak tuh emang gak pernah ngertiin Nana..."ucap Nazleen pelan. Lalu, ia turun dari kasurnya dan mengambil handuk di samping pintu kamar mandi.

"Lo tunggu di bawah!"ucapnya pada Barra.

"Iya, Dek. Jangan cepet-cepet, saya tungguin kok..."

"Serah lo!"

Nazleen pun masuk ke dalam kamar mandi, meninggalkan Barra dan Delvin. Jujur, ia sedikit kesal dengan kakaknya. Batinnya bertanya-tanya, kenapa harus dirinya? Kenapa bukan kakaknya saja yang dijodohkan?

Sementara itu, Delvin benar-benar merasa tidak enak hati pada Barra yang sudah sejak pagi menunggu Nazleen, tapi malah respon ketus dan tidak menyenangkan yang Barra dapatkan.

"Barra, sorry ya... Adek gue anaknya baik kok, cuma lagi sensitif aja..."

"Gakpapa, gue ngerti kok, Vin."ucap Barra sambil tersenyum tipis. "Tapi lain kali, jangan nyuruh Nana cepet-cepet ya, gue takut dia jatuh atau apa di kamar mandi. Gue gakpapa kok kalo harus nunggu lebih lama."

"Ck! Gak bisa gitulah, dia emang harus agak dikerasin biar paham. Ya udah ya, gue ke kamar lagi mau webminar, lo kalo butuh apa-apa minta aja sama si Mbak di bawah!"

"Iya, thanks ya, Vin!"

Delvin mengangguk sambil tersenyum, lalu ia masuk ke dalam kamarnya. Begitupun dengan Barra, ia menutup pintu kamar Nazleen, kemudian turun menuju ruang tamu. Ia menunggu si manis itu sambil memainkan ponselnya.

Selang setengah jam, Nazleen turun dengan pakaian rapih dan sebuah backpack hitam yang menggantung di bahu kirinya.

"Mau berangkat sekarang, Dek?"tanya Barra yang berdiri setelah menyimpan ponselnya di saku celana jeans nya.

"Au deh! Kelas gue masih 3 jam lagi!"jawab Nazleen ketus dengan bibir mengerucut, yang entah kenapa membuat Barra sangat gemas pada si manis itu.

"Ya udah, ikut saya dulu, mau?"

Halodek || Nomin 🔞 (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang