P R O L O G

48 1 0
                                    

Tiga putri cantik yang ia angkat dari kejadian naas yang terjadi dipermukiman kumuh yang berada dipinggiran kota Sisilia kini sudah semakin bertumbuh menjadi wanita yang cantik nan anggun, Roberto Constanzo adalah pria tampan nan gagah yang kini berusia 38 tahun.

Salah seorang pengusaha terkaya di Italia dan mempunyai pengaruh besar di negara itu, Roberto sangat sempurna dimata orang lain namun tidak dengan kenyataan yang harus ia telan bagai pil pahit membuat hidupnya sempat terguncang bahkan sampai ingin mengakhiri hidupnya sendiri.

Roberto pernah memiliki seorang istri yang cantik dan juga anak perempuan yang harus ia relakan menjadi korban atas tragedi pembantaian yang diyakini diperintahkan oleh pesaingnya, itu membuat Roberto sempat kehilangan semangat hidupnya. Membuatnya ingin mengikuti jejak sang istri juga putri kecilnya namun semua itu diurungkannya setelah ia mengetahui siapa dalang dari peristiwa mengerikan itu, sejenak dia bersyukur karena para pelaku telah ia ketahui namun ia tak menyangka bahwa dalang dari semua itu ialah the fagmilianya sendiri. Kelompok criminal dan underground terbesar didunia yang ia pimpin kini semua anggotanya merencanakan pembantaian keluarganya sendiri, entah apa dia harus senang ataukah sedih karena orang-orang yang ia percayai telah menusuknya dari belakang.

Dia berpikir dia harus tetap hidup agar suatu saat dia harus membalaskan kematian sang istri juga putri mereka, apapun yang terjadi mereka harus merasakan apa yang sudah Roberto rasakan jika mengikuti hukumnya untuk membunuh mereka semua takkan puas untuknya. Dia akan membuat mereka menderita sebelum membunuh mereka semua.

Pada suatu sore dia berjalan menyusuri perkotaan, dia terus memikirkan cara apa yang pantas untuk pembalasannya namun tak juga mendapatkan setitik idepun Roberto memutuskan untuk turun tepat pada bagian kota yang lain. Ditempat para pengemis juga gelandangan, entah apa yang ia pikirkan pria itu.

Roberto menyuruh para pengawalnya untuk menunggu dimobil agar dia bisa berjalan dengan leluasa tanpa ada orang yang memerhatikanya, saat ia menelusuri jalan yang terbilang kumuh itu dengan dipenuhi para jalang yang sedang memamerkan lekuk tubuh mereka agar ada yang tertarik dan menyewa mereka. Begitupun Roberto yang tak luput dari pandangan para PSK itu, ada yang merayu juga menawarkan diri padanya namun tak dihiraukan pria itu. Dia tetap berjalan sambil melihat lihat kehidupan kumuh yang menyedihkan ditengah kota besar itu, siapapun yang datang ketempat itu pasti tak akan menyangka jika ditengah kota besar nan modern seperti Sisilia ada tempat dimana keadaan dan suasana yang sangat berbanding terbalik dengan apa yang orang-orang kebanyakan lihat.

Tiba disebuah jalan buntu dan sepanjang jalan itu terdapat beberapa gedung tua kosong gelap dan rusak, Roberto berniat kembali ke jalan utama namun langkah kakinya terhenti saat mendengar jeritan anak perempuan yang terus menerus memohon ampun yang berasal dari gedung tua yang ada didepannya. Pria itu berniat melihat apa yang terjadi pada sang anak didalam sana, dia perlahan melangkah masuk kedalam hingga ia melihat sesuatu yang sangat mengerikan. Para anak perempuan itu diperkosa secara bergilir dan mata tajamnya menangkap ada dua orang gadis kecil berkisaran 8 dan 7 tahun usia mereka, kini keduanya telah tergeletak tak berdaya dengan darah yang memenuhi baju mereka.

Seorang anak yang digiring oleh 2 orang pria itu dengan sekuat tenaganya berusaha memberontak namun apalah dayanya tenaganya sangat tak sebanding dengan tenaga dua pria yang kini memperkosanya, Roberto tak menunggu lama dia langsung menghampiri dua pria bejat itu.

"Lepaskan gadis itu" katanya dengan lantang.

Gadis itu terjatuh saat si pemerkosa melemparnya begitu saja, para pemerkosa itu tertawa getir dengan membenarkan celana dan meraih pisau mereka mencoba menyerang Roberto.

"Vuoi essere un eroe?" (kau ingin menjadi pahlawan?) tanya salah seorang pria.

Roberto hanya menunjukkan seringai remehnya, bagaimana bisa dua pria didepannya ini ingin menantangnya.

"Corri il più lontano possibile in modo da poter rimanere in vita"(Berlarilah sejauh mungkin agar kau tetap hidup)

Mendengar itu kedua pria tadi hanya tertawa lebar merasa Roberto sedang mengatakan hal yang lucu, namun yang mereka tak ketahui adalah nyawa keduanya dalam bahaya karena telah berhadapan dengan iblis yang kejam dan tak mengenal kata ampun dalam menyiksa musuhnya.

"Stai scherzando ? non dovresti essere tu quello che scappa da qui?" (Apa kau bercanda? bukankah harusnya kau yang melarikan diri dari sini ?) balas seorang pria dan itu membuat Roberto kehilangan kesabarannya, dia merogoh pistol yang berada tepat pada belakang tubuhnya. Dia menodongkannya didepan dua pria itu dan seketika wajah dua pria tadi menjadi tegang bahkan terlihat mereka sangat ketakutan melihat benda hitam kecil yang baru saja Roberto keluarkan.

troppo tardi per scappare..." (Sudah terlambat untuk melarikan diri) setelah mengatakan itu Roberto langsung menembak kedua pria didepannya itu tepat pada kejantanan mereka.

Jika mereka berpikir Roberto akan langsung membunuh mereka itu salah besar, pria satu ini tak suka langsung menyaksikan kematian yang instan pada musuhnya. Dia lebih menyukai penyiksaan menjelang kematian para musuhnya, begitu pula yang ia lakukan untuk kedua pria pemerkosa itu.

Dua orang itu meringis kesakitan saat kejantanan mereka yang telah hilang separuh kini diinjak oleh Roberto, sudah cukup hancur namun pria itu semakin membuat mereka benar-benar melebur sehingga tangisan juga teriakan mereka terhenti karena keduanya telah tewas saat kedua pelipis mereka telah bersarang dua timah panas dari pistol Roberto.

Dia membuang pandangannya pada seorang gadis yang kini telah menangisi kedua adiknya.

"Amora...bangunlah! Beatrice...buka matamu! Aku mohon bangunlah!" tangisannya sembari terus menggoyangkan tubuh kedua adiknya yang kini tak lagi bergerak.

Roberto memutuskan untuk menolong ketiga gadis itu, setidaknya hingga mereka benar-benar sehat dan ia akan melepaskan mereka kembali. Setidaknya itulah yang dipikirkan Roberto sekarang.

"Tuan..." para pengawal Roberto tiba...

"Bawa dan rawat mereka..."

"Baik tuan..."


"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Minx (Woman in Control)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang