Halo readersku...
Kembali lagi dengan cerita keempatku...Kali ini aku membuat tokoh wanita yang akan berperan banyak lebih dari tokoh prianya...
Maaf jika masih terdapat banyak typo atau kurang jelas dalam alurnya...
Jangan lupa untuk Vote jika kalian menyukai cerita ini...
Aku tidak menargetkan apapun hanya saja aku akan update sesuai dengan moodku... 😁
Jadi harap banyakin Votenya biar mood aku bagus buat lanjutin cerita ini yah guys...🤗
Oke langsung aja keceritanya...
...Happy Reading...
#15 years later...
Didalam sebuah kamar hotel bintang 5 terlihat dua insan sedang berebut mencari kenikmatan diatas ranjang berukuran king zise dengan penerangan yang sedang membuat keduanya hanyut dalam kenikmatan surgawi yang diberikan masing-masing, seakan tak ada hari esok sang pria terus saja menerjang wanitanya dengan membabi buta membuat sang wanita hanya bisa mendesah dengan menahan semua kenikmatan yang diberikan sang pria.
"Amora...damn't kau sangat nikmat sayang"
"Dan aku sangat mencintaimu Alonso...shhh...bagaimana bisa aku lepas darimu jika kau seperti ini?" ujar Amora ditengah pergulatan mereka.
Alonso yang mendengar itu seperti terpacu untuk lebih menaikan tempo gerakan pinggulnya, kata-kata wanita yang ada dibawah kungkunganya sekarang membuatnya gelap mata dan bertujuan untuk menghancurleburkan tubuhnya didalam permainannya.
Masih terdengar suara desahan dan ringisan dari kegiatan maksiat kedua manusia itu, seakan tak ingin cepat selesai dengan kenikmatan surgawi itu Alonso terus menggempur selatannya tak perduli dengan Amora yang sudah lemah tak berdaya dibawahnya.
Alonso yang sedang dalam bius kenikmatan tak tahu jika sudah ada seorang wanita yang kini memegang pedang ditangannya menunggu dia mencapai puncak kenikmataannya dan setelah itu...
Sreeettt...
"Your time is up.."
Prakkk!
Alonso ambruk seketika ketubuh Amora dengan darah yang terus mengucur dari lehernya.
"Goddamn't Bella!!! this is so disgusting!" teriakan Amora yang terkejut saat tubuh kekar Alonso menimpanya dengan darah yang mengucur membasahi tubuhnya.
Wanita yang baru saja melenyapkan Alonso itu hanya bisa tersenyum getir saat melihat sang adik yang begitu marah akan apa yang ia lakukan.
"Jangan terlalu mendalami peranmu Amora...itu akan membuat misi kita gagal" Amora menatap wajah sang kakak dengan raut mencekam dia bangun dari ranjang yang sempat menjadi saksi perbuatan dosanya dengan Alonso sebelum sang kakak datang dan membunuh pria itu.
"Setidaknya kau biarkan dia menyelesaikannya dahulu kak...itu sangat menyebalkan" Amora kembali memakai pakaiannya dan masih dengan wajah cemberutnya.
"Aku mencintaimu" Bella meniru suara Amora ketika masih dalam pergulatannya dengan Alonso tadi "Apa kau sudah gila Amora ?" tanyanya menambahkan.
"Itulah yang mereka bilang taktik...kau terlalu kaku untuk melakukan hal-hal seperti ini, yang kau tahu hanya bagaimana cara membunuh para pria yang meniduriku " mendengar itu Bella hanya memutar matanya jengah.
Sang adik memang tak salah, karena setiap menjalankan misi dirinya tak pernah melakukan hal menjijikan seperti apa yang Amora dan Beatrice lakukan, dia hanya berada disaat pembantaian pria-pria yang sudah ada dalam daftar mereka.
"Lain kali kau harus merasakannya agar kau tahu apa yang aku rasakan tadi sangatlah tak bisa ditolak oleh tubuh juga otakku"
"Just in your dream sister" sarkas Bella.
"Aku curiga hormonmu bermasalah, bagaimana bisa ada wanita dewasa sepertimu yang tak tertarik pada sex ? Atau...
Amora memberi jeda pada kalimatnya dan kembali melanjutkan dengan tatapan menggoda "are you lesbian ?"
Tatapan tajam nan mematikan Bella lemparkan kepada sang adik. Yang benar saja bagaimana bisa adik nakalnya itu berpikiran bahwa dirinya penyuka sesama jenis, sangat tidak masuk akal.
"Sebaiknya kau ambil surat-surat penting itu dan kita pergi dari sini...dan ahh...kita masih punya waktu untuk menunggumu membersihkan diri dari dosa-dosa itu"
"Okey sister!" teriaknya membalas Bella dan setelah itu ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Bella menekan layar pada benda pipih yang kini ada ditangannya hingga menampilkan sebuah nama "Papa".
"Bagaimana ?"
"It's clear papa..." jawab Bella.
"Good girl, bagaimana dengan berkas-berkasnya ?"
"Sudah siap...kami akan kembali malam ini juga"
"Ok...ingat jangan meninggalkan jejak apapun dan...sekecil apapun"
"Sì papà..."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Minx (Woman in Control)
DiversosLove is weakness... And sex is a trick to achieve victory if it's done not using the heart but the brain ❗⚠️